Diwajibkannya Salat Lima Waktu
Peristiwa isra' mi'raj ini, Nabi Muhammad SAW berkesempatan bertemu dengan Allah SWT secara langsung. Dalam pertemuan ini Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjalankan salat. Awalnya beliau mendapat perintah untuk menjalankan salat 50 waktu.Â
Namun ketika turun dan bertemu dengan Nabi Musa, beliau mendapat nasehat bahwa umat beliau tidak akan mampu melaksanakan salat 50 waktu. Beliau pun kembali menghadap Allah SWT dan menyampaikan apa yang beliau dapat dari Nabi Musa. Kemudian Allah pun memberikan keringanan menjadi 45 waktu.Â
Ketika bertemu Nabi Musa lagi, beliau mendapat nasehat yang sama. Beliau pun kembali menghadap Allah. Begitu seterusnya. Hingga Allah memberikan kerinaganan menjadi lima waktu. Ketika bertemu Nabi Musa lagi beliau masih mendapat nasehat yang sama. Namun beliau sudah malu untuk menghadap kembali kepada Allah SWT.Â
Isra' mi'raj memang identik dengan perintah salat lima waktu. Karena peristiwa inilah beliau mendapat perintah untuk menjalankan salat. Sebagai umat beliau, isra' mi'raj bisa menjadi sebuah refleksi diri untuk mengingat kembali. Apakah kita sudah menjalankan kewajiban kita untuk melaksanakan salat lima waktu dalam sehari semalam. Isra' mi'raj ini juga sebagai pengingat bagaimana perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam meminta keringanan untuk umatnya. Yang awalnya 50 menjadi hanya lima waktu. Sudah seharusnya sebagai umat beliau momentum isra' mi'raj ini menjalankan kewajiban tersebut sebagai bentuk ketaatan kita kepada  Allah SWT dan juga meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW.Â
Isra' Mi'raj sebagai Ujian KeimananÂ
Setelah perjalanan luar biasa yang terjadi dalam semalam tersebut, beliau pun menyampaikan apa yang beliau dapatkan dari peristiwa tersebut. namun banyak yang mengejek, bahkan ada yang menganggap beliau tidak waras. Karena mana mungkin beliau melakukan perjalanan yang sangat jauh dalam waktu semalam. Namun sahabat beliau yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq percaya dan membenarkan semua perkataan beliau. Peristiwa isra' mi'raj menjadi ujian keimanan bagi umat beliau yang baru masuk Islam. Apakah akan percaya atau tidak.Â
Sebagai seorang Nabi, tentu beliau memiliki sifat wajib yaitu shiddiq yang artinya jujur atau benar, amanah atau dapat dipercaya kemudian tabligh menyampaikan dan fathonah yang artinya cerdas. Tentu saja apa yang disampaikan oleh beliau adalah kebenaran karena beliau adalah seorang Nabi dan Rasul yang tentunya memiliki keempat sifat kenabian tersebut. Namun banyak umat beliau yang tidak membenarkannya dan kemudian berpaling.Â
Dari peristiwa ini kita dapat belajar bahwa semua perbuatan dan perkataan beliau adalah kebenaran. Meski sekarang kita sebagai umat beliau tidak bertemu langsung dengan beliau namun kita bisa belajar dari Al-Quran yang diturunkan kepada beliau sebagai petunjuk untuk umatnya dna juga hadits beliau yang diriwayatkan oleh sahabat-sahabat beliau. Al-Qur'an dan Hadits merupakan peninggalan dari Nabi Muhammad SAW karena kedua hal tersebut merupakan petunjuk dan pedoman bagi umat manusia.Â
Sebagai umat beliau, kita harus meneladani sifat-sifat beliau karena beliau merupakan suri tauladan dan penyempurna akhlak manusia. Meneladani sifat beliau dapat kita lakukan dengan menjalankan apa yang beliau ajarkan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Terima kasih.Â