Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Artikel Sri Patmi: Dawai Merdu Syukur Bumi kepada Langit dalam Rumah Kita

9 Januari 2021   10:22 Diperbarui: 9 Januari 2021   10:31 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korelasi Fenomena 2021 

Belajar dari COVID-19, manusia akhirnya diajarkan untuk memilih kesehatan atau perekonomian? Faktanya kita sebagai manusia harus memilih pada kebenaran. Jalan satu-satunya yang bijak gunakan nurani dan sukma untuk berpikir

6. Syair "Lebih baik di sini Rumah kita sendiri, Segala nikmat dan anugerah Yang Kuasa, Semuanya ada di sini, Rumah kita..."

Penanda yang dimunculkan Kondisi Lebih baik di sini, Rumah kita sendiri. Makna petanda berada dalam naungan kehangatan keluarga, orang terkasih dan semesta yang memberikan rejeki. Penanda berikutnya adalah Segala nikmat dan anugerah Yang Kuasa, Semuanya ada di sini. Makna mendalam berupa petanda selama dalam naungan-Nya,kemanapun selama atap langit masih memayungi, kasih-Nya selalu menyelimuti. 

Makna denotasi Nikmat : merasa puas, anugerah : pemberian atau ganjaran atas perbuatan. Makna konotasi berupa Curahan dan limpahan segalanya ada di alam kita, tempat berpijak yang menghidupi kita selama ini. 

Korelasi Fenomena 2021 

Masih dalam kondisi apapun, bekerja pada perusahaan, menjadi bagian dari covidpreneur, mereka tetap mendapat dukungan dalam bentuk kasih murni dari alam, tempat naungan, dan keluarga yang menanti. Di semesta yang terus bergerak, manusia yang mulai diam seakan mati dihimpit langit dan bumi, manusia masih merasakan kasih sayang Tuhan berupa pangan dari bulir padinya yang ditanam di tanah sendiri

Pesan sederhana yang membumi, tetapi memotivasi manusia untuk melesat lebih tinggi menuju kesempurnaan hidup bersamaan dengan titik cahaya anugerah dan nurani. Jadi, dalam kondisi seperti ini, masih sempatkah manusia untuk memikirkan diri sendiri dengan ketamakannya? Semoga Godblees dalam Rumah Kita, Tuhan memberkati dalam rumah kita.

Salam, 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun