Penanda berupa bilik bambu dan rumah yang dimaknai dengan mendalam oleh petanda kesederhanaan bentuk rumah yaitu dari bahan alam.
Secara denotasi atau makna sebenarnya manusia memahami hanya : cuma/ satu-satunya peninggalan, bilik : Anyaman dari bilah bambu/gedek. Bambu : Tumbuhan berumpun dan berongga. Makna konotasi syair ini adalah sederhana, kuat, kokoh dari gempa, membumi, alami
Korelasi dengan Fenomena Tahun 2021
Menghadapi pandemi manusia harus menerima dengan segala ketulusan, kesederhanan, syukur yang mendalam, belarasa dan belapati serumpun bangkit bersama saling menguatkan hidup berdampingan dengan alam. Mengembalikan kesucian dan kemurnian alam
- Syair "Tanpa Hiasan Tanpa Lukisan Beratap Jerami Beralaskan Tanah"
Petanda yang dianalisa adalah tanpa hiasan tanpa lukisan yang dimakna lebih mendalam dengan penanda yang berarti hilangnya keindahan mata yang semu. Petanda berupa beratap jerami beralaskan tanah, makna mendalam dari penanda manusia kembali pada tempat tercipta dan berasal, memandang dengan penuh kerendahan dan ketundukan.
Makna denotasi Hiasan : barang yang dipakai menghias dinding, Lukisan : hasil dari gambar, Jerami : batang padi yang kering, Tanah : lapisan permukaan bumi paling atas. Makna konotasi dari syair tersebut adalah manusia menanggalkan penghormatan dan keindahan semu baik dari dalam dirinya, mengejar kesejatian proses penciptaan yaitu berasal dari tanah kembali ke tanah dengan segala kerendahan, jasad yang dikubur kering dimakan cacing tanah dengan segala keterpurukan
Korelasi dengan Fenomena Tahun 2021
Kebersamaan dengan COVID-19 selama setahun lebih telah mengajarkan manusia bahwa kehidupan yang dikejar selama ini hanya hidup fana dan semu. Siapapun kita dalam kehidupan ini bukan apa-apa jika masih belum mendapatkan kesejatian dan keberhargaan diri menuju tempat tertinggi menuju Yang Maha Kuasa bersama sikap dan rasa yang membumi di tanah
- Syair "Hanya Alang-Alang Pagar Rumah Kita Tanpa Anyelir, Tanpa Melati, Hanya Bunga Bakung Tumbuh di Halaman"
Penanda yang dianalisa adalah alang-alang dan pagar rumah yang memiliki makna mendalam berupa petanda Pengganggu, gulma dan hal tak berguna didekat manusia tetapi memiliki manfaat yang tersembunyi tidak diketahui. Penanda berikutnya berupa tanpa anyelir tanpa melati petanda tidak ada aroma keharuman dan keindahan semu yang melekat lagi dalam diri manusia. Penanda selanjutnya adalah Hanya bunga bakung tumbuh di halaman dimaknai mendalam sebagai petanda kemelekatan dan benteng manusia yang sesungguhnya berupa kesuciandan kemuliaan  yang tertulis berulang kali dalam kitab suci seperti alkitab dan lain-lain.Â
Makna denotasi dalam kata Alang-alang : Rumput tinggi pakan ternak, Pagar Rumah : Membatasi, mengelilingi ; Tanpa : tidak ada, Anyelir : tanaman hias ujung bunganya melebar, Melati : tumbuhan perdu warna putih ; Bakung : bunga tanaman hias, Halaman : Pekarangan Rumah/Tanah
Makna konotasi dari bahasa tersebut adalah Manusia membentengi diri dengan akar yang kokoh dalam menghadapi segala masalah yang ada. Mulai melihat potensi dari kebermanfaatan diri pada sekitar kita. Bunga anyelir dan melati perlambang cinta, kehormatan, keharuman, kegagahan, cinta yang manis, daya tarik, keberuntungan, apresiasi, kesakralan dan kesucian.Â