Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Artikel Sri Patmi: Salibu Padi di Tanah Gemah Ripah Loh Jinawi

1 Januari 2021   17:16 Diperbarui: 1 Januari 2021   17:20 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada setiap topografi lahan perlu dilakukan tindakan konservasi tanah supaya tidak menimbulkan erosi yang akan mengakibatkan lapisan atas tanah (top soil ) menjadi hilang tercuci air hujan.  Pelaksanaan konservasi  dapat dilakukan dengan berbagai bentuk tergantung contour topografinya.  Demikian juga pada semua lahan perlu adanya konservasi, terutama konservasi kesuburan dan penyangaan air yang sangat berguna untuk pertanaman tahunan maupaun penyanggan tanaman setahun/semusim.


2. Pemotongan dan Pemberian Pupuk.

Batang tanaman padi dipangkas pada  ketinggian  2-5  cm  di  atas  permukaan  tanah. Pemotongan  dilakukan 7  hari  setelah  panen.  Pada saat  pemotongan  ini,  keadaan  sawah  dipastikan tidak  tergenang.   Pemotongan  dilakukan  seragam sama tinggi agar pertumbuhan ratun juga seragam. Kurang  lebih  7  hari  setelah  pemotongan  batang jerami,  tunas-tunas  baru  sudah   tumbuh  merata menjadi anakan padi. Saat itu lahan sawah sudah dapat  diairi  seperti  halnya  pada  tanaman  biasa (transplanting). Penggenangan  dimaksudkan  bukan  hanya  untuk memenuhi  kebutuhan  air  bagi  tanaman  padi, tetapi  juga  untuk  menekan  pertumbuhan  gulma, terutama gulma daun sempit. Pengaturan  air  pada  awal  pertumbuhan merupakan  kunci  utama  untuk  penumbuhan tunas dan anakan. Sebelum  tunas  tumbuh  secara  merata,  tidak boleh  dilakukan  penggenangan  sebab  dapat menyebabkan  pertumbuhan  tunas  terlambat dan bahkan tunggul dapat menjadi busuk.

3. Pemupukan Berimbang. 

Pada  dasarnya  semua  tanaman  untuk  pertumbuhannya  membutuhkan  unsur  hara  yang  cukup.  Kekurangan  unsur  hara  menyebabkan  pertumbuhan tanaman  terhambat  dan  pada akhirnya gabah yang dihasilkan juga rendah.Pemupukan berimbang yang sesuai rekomendasi adalah kunci untuk keberhasilan dalam budidaya tanaman padi.  padi  Salibu  yang  utama  adalah  Nitrogen. Yang perlu diperhatikan bahwa pemberian pupuk N harus ditingkatkan sebanyak 25 %.  Pupuk urea  (N)  diberikan  dua  kali.  Pertama,  pada  umur  10-12 hari setelah pemotongan tunggul, atau setelah sebagian besar  tunas  baru  sudah  muncul  kepermukaan.  Berikan dengan  jumlah   dosis.  Pemupukan  awal  ini dimaksudkan  untuk  memacu  pertumbuhan  tunas-tunas baru  lebih  cepat  dan  banyak.  Sisanya  yang    bagian diberikan  pada  umur  tanaman  25  -  30  hari  setelah pemotongan.

4. Penjarangan dan Penyisipan (Tambal Sulam) 

Penjarangan dan penyisipan (tambal sulam) dapat  dilakukan  untuk  mengganti  tunggul  yang  tidak tumbuh. Penyisipan dilakukan saat tanaman berumur 14 hari  sampai  20 hari.  Untuk  menyisip  digunakan rumpun yang  anakannya  banyak.  Ambil  sebagian  dari  rumpun tersebut  dan  tanam  pindahkan  untuk  mengganti  yang kosong atau tidak tumbuh.

5. Penggunaan Fito Hormon pada tanaman padi salibu.

Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil untuk mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan. Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan efek fisiologi yang sama, bukan semata kemiripan struktur kimia. Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (bahasa Inggris:auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), etilena (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Tiga kelompok yang pertama bersifat positif bagi pertumbuhan pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan penghambat (inhibitor) pertumbuhan. Dalam prakteknya pengaruh penggunaan fito hormon pada tanaman padi dapat membantu dalam meningkatkan produksi. Penggunaan fito hormon dianjurkan dilakukan dua kali, diantaranya: pertama, pada saat tanaman padi menjelang premordia sehingga dapat membantu penyerempakan pembungaan dan kedua, pada saat tanaman padi proses pengisian bulir padi sehingga diharapkan bulir padi akan terisi penuh secara keseluruhan dan mampu meningkatkan produksi sebanyak 5% - 10%.

6. Pengendalian gulma tanaman padi salibu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun