-Varietas bibit padi
-Kondisi air tanah setelah panen
-Pemupukan
Metode Pelaksanaan Salibu :
1. Menjaga kelembaban tanah
Dalam kondisi usai panen, tanah akan kering. Segera genangi air setinggi 5cm selama 2 sampai dengan 3 hari, kemudian saluran pembuangan air dilepas kembali. Meski bukan tanaman air, tetapi padi tetap membutuhkan air. Suplai air akan berpengaruh terhadap kualitas produksi gabah. Padi merupakan tanaman yang memerlukan air, tetapi bukan tanaman air. Untuk menghasilkan 1 kg gabah hanya dibutuhkan rata-rata 1.432 liter air dibandingkan 1.150 liter air untuk menghasilkan 1 kg jagung. Jadi, dalam budidaya tanaman padi tidak harus digenangi terus menerus. Sehingga air bagi pertanian dapat dikelola ketersediaannya dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Pada pertanaman padi terdapat tiga fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif (0-60 hari), fase generatif (60-90 hari), dan fase pemasakan (90-120 hari).  Kebutuhan air pada ketiga fase tersebut  bervariasi yaitu pada fase pembentukan anakan aktif, anakan maksimum, inisiasi pembentukan malai, fase bunting dan fase pembungaan. Untuk wilayah dengan pertanaman tiga kali dalam satu tahun, efisiensi penggunaan air dapat dilakukan pada musim hujan (MH), musim kemarau (MK)-1 maupun musim kemarau (MK)-2. Dengan menghemat penggunaan air, jumlah luas tanam dapat ditingkatkan. Khusus untuk pertanaman MK-1 dan MK-2 ketersediaan air di musim kemarau jika tidak mencukupi perlu dibantu dengan sumber air lainnya dari pompa air dangkal atau dalam, kolam, embung maupun waduk.
Karakteristik lahan pada daerah pertanaman padi cukup beragam sebagaimana beragamnya kondisi iklim. Â Tektur tanah bervariasi mulai pasir sampai liat, keasaman tanah (pH) bervariasi mulai 3-10, Kandungan bahan organik bervariasi mulai 1-50%, kandungan garam mulai 0-1%, dan ketersediaan nutrisi bervariasi mulai tanah yang defisiensi akut sampai nutrisi berlimpah.
Tektur tanah mempengaruhi nilai kelembaban tanah melebihi sifat yang lainnya, terkecuali topografi.  Tektur tanah merupakan hal yang penting di areal pengembangan  padi yang tidak punya pengikat untuk menahan kelembaban.  Profil tekstur tidak saja di lapisan atas, tetapi juga di lapisan bagian bawah.  Jika bagian bawah tanah mempunyai cukup liat, maka fungsi tekstur lapisan atas tanah menjadi berkurang.
Jenis tanah grumosol dan andosol sangat peka erosi, sedangkan tanah mediteran merah-kuning dan regosol peka erosi.  Litosol mempunyai solum dangkal dan biasanya berasosiasi dengan regosol, mediteran  dan grumosol dapat dikategorikan sebagai jenis tanah yang telah tererosi.  Tanah alluvial berada di bagian lembah dan tidak terancam erosi.  Tanah planosol pada dataran rendah  yang berombak mempunyai kesuburan rendah dan ada ancaman erosi.  Diantara jenis tanah di atas hanya latosol yang tahan erosi.
Padi ditanam pada ketinggian beberapa meter dari permukaan laut sampai 800 mdpl. Â Sebaran lahan padi secara vertical sangat penting diketahui, karena menyangkut teknologi koservasi tanah dan air baik pada lahan datar maupun pada lahan yang berlereng. Â Erosi dan fluktuasi ketersediaan air sangat menentukan kesuburan tanah, produktivitas, kemantapan dan keberlanjutan produksi.
Topografi lahan yang banyak digunakan untuk pertanaman padi adalah lahan datar, berombak sampai bergelombang, sedangkan di lahan yang berbukit dan bergunung jarang dilakukan.