Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Sri Patmi: Amanah Garis Merah

7 Desember 2020   14:46 Diperbarui: 7 Desember 2020   14:49 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski kehamilan pertama, ia tidak rewel, doyan makin segalanya. Aku merasakan mual dan muntah sekali pada trimester awal. Saat itu, yang aku rasakan adalah nafsu makan berkurang, badan mudah lelah dan rasa kantuk yang tidak dapat dibendung lagi.

Cara yang kulakukan agar kondisi fisik tetap fit ialah olahraga ringan, konsumsi makanan sehat, menambah nutrisi dari Folamil Genio dan susu serta mengurangi aktivitas fisik yang cukup berat. 

Di rumah, aku selalu dibantu oleh suamiku. Aku mengagumi sosoknya yang cekatan dan cepat tanggap dalam segala hal, salah satunya dalam hal pekerjaan rumah tangga.

Secara harfiah, seorang manusia membutuhkan komunikasi untuk keberlangsungan hidup. Walau masih didalam rahim, ia aktif untuk meminta kasih sayang dari orang tuanya dengan gerakan pelan pada waktu -- waktu tertentu. Setiap ayahnya akan berangkat kerja, ia senang diajak komunikasi secara haptic melalui belaian dan pelukan. 

Mulai dari usia 6 minggu, ia selalu kuberi sugesti berupa kalimat persuasif serta orientasi pada agama. Bagiku, pendidikan anak sejak dini, dimulai dari dalam kandungan. Tumbuhkan ikatan batin yang kuat antara orang tua dan anak.

Kulihat almanak yang tergantung di tembok dinding ruang tamu. Saat ini ia telah memasuki minggu ke-13, tetapi perutku belum terlihat membuncit. Kucari beberapa referensi dari buku dan pengalaman ibu-ibu yang telah menjalani masa kehamilan. 

Mereka menyatakan bahwa untuk kehamilan pertama, perut akan terlihat membesar pada usia kandungan 17 minggu, ditambah lagi dengan postur tubuhku yang kurus. 

Untuk mengobati rasa penasaran yang semakin bergejolak, segera aku mengambil second opinion ke dokter kandungan lain. Informasi yang aku dapat sama dengan dokter sebelumnya. Seperti ngarai yang sudah tidak tersumbat aliran airnya, pikiran mengalir lagi dengan tenang.

Pada minggu ke-14 tepatnya pukul 12:00, tiba-tiba aliran darah merah keluar dengan sangat cepat. Sebagai orang tua, kami tetap merasakan kepanikan yang bergejolak didalam dada, namun kami tetap berpikir positif. 

Bergegas kendaraan MPV meluncur ke rumah sakit. Aku tetap berusaha menenangkan kondisi suami yang tengah dilanda kegelisahan. Lagi lagi, kami masih dalam lindungan Allah, karena dokter memberikan informasi bahwa bayinya dalam kondisi baik, tetapi diberikan obat penguat kandungan. Kekhawatiran itu terlepas lagi keluar dan hilang terbawa malam.

Dua minggu kemudian, darah merah datang kembali kepada kami dengan jumlah lebih sedikit tetap frekuensinya sering. Entah segala rasa menjadi satu, khawatir, sedih, panik dan larut dalam keadaan. Suamiku sedang diluar kota, segera aku menghubunginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun