Mohon tunggu...
Sri mulia Aini
Sri mulia Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Filsafat, Logika dan Bahasa dalam Membentuk Peradaban

31 Desember 2023   19:48 Diperbarui: 31 Desember 2023   20:00 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

B. Peran Logika dalam Membentuk Peradaban

Berpikir merupakan aktivitas manusia untuk mencari pengetahuan yang sebenarnya, namun kebenaran itu sendiri tidak mempunyai dimensi yang sama bagi semua individu. Oleh karena itu, setiap cara berpikir manusia mempunyai standar kebenaran yang menjadi dasar proses pencarian kebenaran. Dalam kegiatan berpikir ini suatu pemikiran atau keputusan suatu pemikiran menurut ciri-ciri logika dasar, atau wawasan yang kokoh terhadap kebenaran suatu pemikiran diperlihatkan secara logis dan disebut berpikir logis (Salam, 1988: 1).

Logika merupakan salah satu cabang filsafat yang memberikan informasi tentang bagaimana seharusnya manusia berpikir (Poedjawijatna, 1998: 14). Oleh karena itu, pengetahuan sebagai hasil pemikiran manusia sesuai dengan apa adanya atau seharusnya. Padahal, aktivitas berpikir manusia tercermin dalam sikap dan tindakan, sehingga dapat dikatakan bahwa setiap tindakan manusia merupakan cerminan atau simbol dari aktivitas berpikir manusia. Dinamika berpikir tersebut jelas tidak mudah, terkadang orang melakukan kesalahan dalam berpikir. Bukan karena ilmunya salah, tapi pemikirannya tidak sederhana dan tidak mengikuti aturan. Secara logika, berpikir berarti menyusun silogisme dengan tujuan mencapai kesimpulan yang benar dan menghilangkan kontradiksi sebanyak (Setiawan, 2004: 47).

C. Peran Bahasa dalam Membentuk Peradaban

Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan ciri khas manusia yang terwujud dalam segala aspek dan aktivitas manusia. Sejak dahulu kala, para ahli pemikiran manusia menyebut makhluk yang memiliki bahasa dan akal sebagai ahli bahasa (istilah ``nalar hewan''), yang berasal dari bahasa Yunani ``logos ekune'':(Peursen, 1991: 4). Berbicara dalam arti komunikasi dimulai dengan pengkodean semantik dan gramatikal di otak pembicara, dilanjutkan dengan pengkodean fonologis. Dilanjutkan dengan persiapan decoding fonologis, decoding gramatikal, dan decoding semantik yang berlangsung di otak pendengar (Chaer, 2003: 51).

Pikiran membentuk bahasa, dan tanpa pikiran tidak ada bahasa. Pikiranlah yang menentukan aspek sintaksis dan leksikal bahasa, bukan sebaliknya (Chaer, 2003: 51). Oleh karena itu, dalam berbicara tidak hanya kata-kata yang digunakan, melainkan bahasa yang diilhami oleh pikiran dan renungan. Sebagai perwujudan suatu bentuk pemikiran, bahasa juga dapat menjadi alat untuk mengembangkan dan menyempurnakan pemikiran tersebut. Dengan kata lain, bahasa membantu pemikiran manusia untuk berpikir lebih sistematis (Chaer, 2003: 59). Bahasa memungkinkan orang berpikir secara koheren dan sistematis serta membantu mereka mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya. Dengan kata lain, pikiran dan bahasa merupakan alat untuk melakukan tindakan.

Di sisi lain, fungsi bahasa dapat dibagi menjadi empat fungsi. (1) Fungsi kognitif, kemampuan bahasa untuk menggambarkan kebenaran; (2) Fungsi emosional, kemampuan bahasa untuk menggambarkan aspek emosi manusia dan emosi terdalam; dan (3) Fungsi imperatif, kemampuan bahasa untuk memerintahkan atau mengendalikan perilaku. fungsi, (4) fungsi ritual, fungsi menghormati orang lain, doa, dan ritual lainnya (Hidayat, 2006: 28).

D. Pentingnya Filsafat, Logika dan Bahasa dalam Membentuk Peradaban

Filsafat adalah berpikir, namun bukan sekedar berpikir, berpikir sementara, atau berpikir tanpa aturan atau disiplin, melainkan berpikir secara mendalam untuk mencari kebenaran dengan selalu memperhatikan disiplin dan hukum-hukum berpikir. Ketika berfilsafat, seseorang membutuhkan logika, dan El Haraka menyediakannya. Fokus pada kebenaran yang sebenarnya dan jangan menyesatkan diri sendiri. Karena logos (logika) menuntun kita dalam mengambil keputusan berdasarkan pemikiran yang rasional dan bijaksana (Muntasyir dkk, 2006: v). Bahasa sebagai suatu sistem simbol yang diungkapkan melalui bunyi (voice) dan dirasakan oleh telinga (auditori) erat kaitannya dengan ungkapan pikiran sendiri dan hasil renungan filosofis diri. Tanpa bahasa , para filosof (filsuf) tidak dapat mengkomunikasikan hasil spekulasinya kepada orang lain. 

Tanpa bantuan bahasa, seseorang tidak dapat memahami gagasan filsafat (Hidayat, 2006: 31). Manusia dapat membentuk simbol dan memberi nama untuk menandai realitas, namun hewan sama sekali tidak mampu melakukannya. Nama-nama ini diberikan agar masyarakat dapat mengingat angka dan mengaitkannya satu sama lain. Bahasa merupakan lambang pemikiran dan apa yang dipikirkan orang Bahasa dapat melambangkan karena logika, apa yang dipikirkan orang harus dapat dibicarakan, dapatkah orang mengungkapkannya, atau hendaknya mereka mengetahui bagaimana hal itu dapat diungkapkan dalam bahasa sebagai lambang (Muslih, 2005: 106). Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kita semakin menghadapi tantangan dalam menyediakan alternatif.

Di sisi lain, kita dihadapkan pada kemajuan teknologi dan dampak negatifnya, perubahan yang cepat, serta perubahan nilai-nilai yang pada akhirnya akan semakin menjauhkan kita dari nilai-nilai dan moral. Dengan mengingat hal ini, pada dasarnya Anda membutuhkan pengetahuan untuk memberi Anda arahan. Dengan ilmu tersebut seseorang dikaruniai kebijaksanaan dan prinsip untuk menentukan pemikiran yang jernih, benar dan sehat, termasuk nilai-nilai kehidupan yang sangat penting dibutuhkan oleh umat manusia. Filosofi dan logika inilah yang diharapkan mampu mendekatkan manusia pada nilai-nilai kehidupan dan mempertemukannya dengan mengetahui pendapat mana yang harus ditolak, mana yang disetujui, dan kapan saat yang tepat untuk menerimanya bahwa mereka bisa memberi makna pada kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun