Mohon tunggu...
Sri Mujiyati
Sri Mujiyati Mohon Tunggu... Penulis - Artikel mahasiswa UNISNU JEPARA Prodi PAI

:v

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Potret Realitas Keberagaman Kyai dalam Bidang Pendidikan

10 April 2022   12:22 Diperbarui: 13 April 2022   22:39 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Al-Qur'an merupakan dokumen paling penting bagi umat Islam. Tanpa Al-Qur'an umat Islam akan kehilangan arah karena teks suci tersebut berisikan mengenai ajaran-ajaran Islam yang sesuai dengan "titah Tuhan". Baik buruk perbuatan seorang muslim parameternya adalah Al-Qur'an. 

Dalam catatan sejarah, umat Islam pernah risau setelah banyak diantara penghafal Al-Qur'an yang meninggal dunia dalam perang Yamamah. Sehingga kejadian ini kemudian menjadi inspirasi bagi sahabatsahabat untuk menuliskan ayat-ayat suci Al-Qur'an sebagai salah satu upaya untuk menjaga keberadaan dan keotentikan Al-Quran.

Sementara itu seiring perkembangan zaman, upaya-upaya untuk menjaga kelestarian dan keotentikan Al-Qur'an tersebut masih tetap dilakukan. Salah satunya adalah dengan didirikannya pondok-pondok pesantren tahfidz Al-Qur'an. 

Harus diakui bahwa pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam telah membuktikan keberadaannya dan keberhasilannya dalam peningkatan sumber daya manusia. Banyak pesantren yang cikal bakalnya merupakan lembaga pendidikan Al-Qur'an. 

Di dalam pesantren ini, para santri diajarkan membaca, menghafal, dan memahami Al-Qur'an di samping kitab-kitab kuning. Bahkan dalam perkembangan terakhir telah terbukti bahwa dari pesantren telah lahir banyak pemimpin bangsa dan pemimpin masyarakat. 

Namun Seiring arus modernisasi yang tidak bisa dibendung lagi, pesantren dihadapkan pada sebuah problem paradigma visi dan model pembelajaran, karena para santri tidak cukup dibekali dengan satu kompetensi saja, setelah lulus dapat tetap eksis di tengah tengah masyarakat.

Konteks pendidikan adalah bagaimana mengupayakan peserta didik untuk dapat menuntaskan program pembelajarannya, termasuk dalam proses hifdzul Qur'an. Dalam mengajar tentunya pengajar lebih banyak ditekankan pada strategi kreasi intelektual dan strategi kognitif dari pada informasi verbal. 

Disamping itu kemampuan melakukan memorisari hafalannya sangat berpengaruh juga terhadap ketuntasan hafalan santri. Dengan demikian, kemampuan hafalan santri yang mengikuti program tahfidz Al-Qur'an sangat ditentukan juga oleh kemampuan melakukan memorisasi akan sia-sia apabila yang telah di hafalkan hilang begitu saja tanpa bekas.

Pondok pesantren Roudlatul Qur'an didirikan oleh KH. Ahmad Mahfud, S. Pd. I., sekitar kurang lebih 20 tahun yang lalu. Beliau merupakan almamater dari UNSIQ Demak. Pendidikan beliau dimulai dari menjadi santri dan berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah menjadi mahasiswa, beliau diberi amanah untuk mengajar di UNSIQ Demak yang sekarang menjadi UNSIQ Wonosobo.

Latar belakang berdirinya pondok adalah tidak ada keinginan untuk membuat pondok. Awal mula pondok pesantren ini berdiri ada seorang dari Pekalongan yang ingin ngaos sama beliau dari situ dibuatlah pondok pesantren yang belum terfokus dalam bidang tahfidz. Seiring berjalannya waktu pondok pesantren ini bertansisi menjadi pondok pesantren tahfidz. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun