Al-Qur'an merupakan dokumen paling penting bagi umat Islam. Tanpa Al-Qur'an umat Islam akan kehilangan arah karena teks suci tersebut berisikan mengenai ajaran-ajaran Islam yang sesuai dengan "titah Tuhan". Baik buruk perbuatan seorang muslim parameternya adalah Al-Qur'an.Â
Dalam catatan sejarah, umat Islam pernah risau setelah banyak diantara penghafal Al-Qur'an yang meninggal dunia dalam perang Yamamah. Sehingga kejadian ini kemudian menjadi inspirasi bagi sahabatsahabat untuk menuliskan ayat-ayat suci Al-Qur'an sebagai salah satu upaya untuk menjaga keberadaan dan keotentikan Al-Quran.
Sementara itu seiring perkembangan zaman, upaya-upaya untuk menjaga kelestarian dan keotentikan Al-Qur'an tersebut masih tetap dilakukan. Salah satunya adalah dengan didirikannya pondok-pondok pesantren tahfidz Al-Qur'an.Â
Harus diakui bahwa pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam telah membuktikan keberadaannya dan keberhasilannya dalam peningkatan sumber daya manusia. Banyak pesantren yang cikal bakalnya merupakan lembaga pendidikan Al-Qur'an.Â
Di dalam pesantren ini, para santri diajarkan membaca, menghafal, dan memahami Al-Qur'an di samping kitab-kitab kuning. Bahkan dalam perkembangan terakhir telah terbukti bahwa dari pesantren telah lahir banyak pemimpin bangsa dan pemimpin masyarakat.Â
Namun Seiring arus modernisasi yang tidak bisa dibendung lagi, pesantren dihadapkan pada sebuah problem paradigma visi dan model pembelajaran, karena para santri tidak cukup dibekali dengan satu kompetensi saja, setelah lulus dapat tetap eksis di tengah tengah masyarakat.
Konteks pendidikan adalah bagaimana mengupayakan peserta didik untuk dapat menuntaskan program pembelajarannya, termasuk dalam proses hifdzul Qur'an. Dalam mengajar tentunya pengajar lebih banyak ditekankan pada strategi kreasi intelektual dan strategi kognitif dari pada informasi verbal.Â
Disamping itu kemampuan melakukan memorisari hafalannya sangat berpengaruh juga terhadap ketuntasan hafalan santri. Dengan demikian, kemampuan hafalan santri yang mengikuti program tahfidz Al-Qur'an sangat ditentukan juga oleh kemampuan melakukan memorisasi akan sia-sia apabila yang telah di hafalkan hilang begitu saja tanpa bekas.
Pondok pesantren Roudlatul Qur'an didirikan oleh KH. Ahmad Mahfud, S. Pd. I., sekitar kurang lebih 20 tahun yang lalu. Beliau merupakan almamater dari UNSIQ Demak. Pendidikan beliau dimulai dari menjadi santri dan berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Setelah menjadi mahasiswa, beliau diberi amanah untuk mengajar di UNSIQ Demak yang sekarang menjadi UNSIQ Wonosobo.
Latar belakang berdirinya pondok adalah tidak ada keinginan untuk membuat pondok. Awal mula pondok pesantren ini berdiri ada seorang dari Pekalongan yang ingin ngaos sama beliau dari situ dibuatlah pondok pesantren yang belum terfokus dalam bidang tahfidz. Seiring berjalannya waktu pondok pesantren ini bertansisi menjadi pondok pesantren tahfidz.Â
Roudlatul Qur'an menggunakan metode pembelajaran yang tidak terikat pada metode tertentu. Sehingga para santri lebih nyaman untuk menghafal Al-Qur'an sebab metode yang sesuai keinginan atau kemampuan setiap individu.Â
Pondok pesantren Roudlatul Qur'an memiliki santri yang sangat beragam, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Artinya, pondok pesantren ini terbuka untuk semua kalangan, terdapat dua pondok dalam Roudlataun Qur'an yaitu pondok untuk santri putra dan pondok untuk santri putri. Jumlah santri di pondok pesantren Roudlatul Qur'an sekitar 220 santri yang terbagi atas 100 santri putra dan 120 santri putri.Â
Para santri tidak hanya menghafalkan Al-Qur'an, tetapi meraka juga mendapatlan pendidikan formal yang satu yayasan dengan pondok seperti Madrasah Ibtidaiyah dan SMP. Sedangkan untuk SMA/MA berada diluar naungan pondok pesantren.
Pondok pesantren Roudlatul Qur'an memiliki jadwal kegiatan diantaranya sebagai berikut: kegiatan pertama dimulai pada jam 03.00 WIB dengan sholat tahajud kemudian dilanjutkan dengan mengaji dan setoran hafalan kepada abah dan ibu pondok pesantren pada pukul 03.30 WIB sampai subuh dilanjutkan sholat subuh berjama'ah. Setelah sholat subuh dilanjutkan tadarusan sampai jam 06.15 WIB, bagi santri yang sekolah setelah tadarusan bersiap-siap untuk berangkat sekolah.Â
Sedangkan bagi santri yang tidak sekolah melaksanakan shalat dhuha. Pulang sekolah sekitar 12.00 WIB, para santri melaksanakan sholat dzuhur berjama'ah, setelah jama'ah santri kembali muroja'ah sendiri hafalan yang sudah disetorkan kepada abah dan ibu pondok sebelumnya. Setelah itu istirahat, kemudian tiba waktu ashar untuk sholat berjama'ah dan dilanjutkan belajar di Madrasah Diniah sampai jam 17.00 WIB.Â
Memasuki waktu magrib para santri melaksanakan sholat jama'ah magrib, setelah itu para santri ngaos dengan abah dan ibu sampai isya'. Waktu isya' santri sholat berjama'ah dilanjutkan tadarusan sampai pukul 21.00 WIB, kemudian istirahat. Kegiatan pondok pesantren wajib diikuti oleh santri secara tertib.
Pondok pesantren Roudlatul Qur'an juga termasuk pondok yang cukup dikenal dikalangan masyarakat luas. Hal ini dibuktikan dengan adanya santri yang mondok di pondok tersebut, bukan hanya bersaral dari masyarakat lokal namun juga ada yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Seperti; Sumatra, Banjarmasin, Karimunjawa, Kebumen, dan Kendal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H