Â
Berbagai strategi untuk mengatasi keterbelakangan bangsa tidak akan efektif jika mengabaikan aspek kebudayaan. Kebudayaan sebaiknya menjadi kata kunci dalam seluruh program pembangunan.
Menteri Kebudayaan Kabinet Merah Putih Fadli Zon bertekad menjadikan Indonesia sebagai ibu kota budaya dunia. Untuk itu perlu reinventing Indonesian identity. Yakni menemukan kembali identitas sebagai bangsa yang mega diversity.
Mewujudkan ibu kota budaya membutuhkan transformasi objek atau tempat kebudayaan seperti taman budaya, museum, kesenian tradisi dan lain-lain. Langkah pertama Kementerian kebudayaan sebaiknya menentukan transformasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Mengapa TMII ? Karena tempat ini telah menjadi representasi berbagai macam kebudayaan di Indonesia yang paling lengkap. Menteri Fadli Zon perlu segera menuntaskan revitalisasi TMII. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian perlu segera menekankan kepada pemerintah daerah agar menyelesaikan renovasi anjungan daerah masing-masing. Hal itu sesuai dengan desain yang telah dirancang oleh Kementerian PUPR dan PT Taman Wisata Candi (PT TWC).
Revitalisasi TMII sebaiknya searah dengan perkembangan global terkait dengan tema Tourism 4.0 atau Pariwisata 4.0. Dengan revitalisasi tersebut TMII mampu mempromosikan berbagai macam kebudayaan dan kesenian dari seluruh etnis yang ada di Indonesia. TMII adalah salah satu ikon pariwisata Indonesia yang legendaris. Sebagai destinasi wisata yang menyajikan karya kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi serta keragaman budaya Indonesia, memiliki luas area 150 hektar yang berlokasi di Jakarta Timur.
Transformasi TMII menuju destinasi pariwisata 4.0 perlu segera diwujudkan. Pariwisata 4.0 pada hakekatnya searah dengan teknologi big data, perilaku travelers yang dikumpulkan via apps dan teknologi sensor. Istilah pariwisata 4.0 sebenarnya berawal dari adaptasi industri pariwisata yang mengikuti disrupsi teknologi dan industri. Transformasi pariwisata 4.0 (tourism 4.0) adalah pengembangan industri pariwisata dengan menggunakan teknologi yang digunakan dalam industri 4.0 yang memungkinkan industri pariwisata menjadi lebih smart.
Transformasi akan melibatkan beberapa teknologi yang relevan dengan industri 4.0 yakni, pertama, teknologi Internet of Things (IoT) adalah perangkat yang terkoneksi dengan internet, biasanya terdiri dari device, network dan application (DNA). Dengan adanya teknologi ini, bermunculanlah wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan wisata secara mandiri .
Kedua, teknologi Big Data, adalah data yang diperoleh dari jejak-jejak digital wisatawan yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti media sosial, tourist portals, aplikasi bisnis, chatbots dan lain-lain. Data ini dapat diperoleh secara real time, sehingga sangat bermanfaat terhadap kecepatan dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya big data ini, para pelaku di industri pariwisata seperti penyedia jasa pariwisata atau pengelola destinasi dapat dengan mudah memperoleh data mengenai perilaku wisatawan seperti pergerakannya, preferensinya, keputusan pembelian, aktivitas yang dilakukan dan lain-lain.
Ketiga, teknologi Augmented Reality (AR) adalah bentuk aplikasi yang penggunaannya sangat bergantung pada kebutuhan perangkat keras tambahan, yaitu camera inbuilt dari perangkat mobile. Augmented Reality adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata.
TMII mulai dibangun tahun 1972 atas prakarsa pemerintahan Presiden Soeharto. Pembangunan proyek nasional yang sempat menimbulkan polemik dan aksi unjuk rasa mahasiswa itu akhirnya diresmikan pada 1975.