Apalagi sebagian besar guru di daerah masih terkendala mengakses modul. Untuk itu kepala daerah perlu menggiatkan sosialisasi kurikulum dan modul belajar di daerah tertinggal dengan melibatkan organisasi dan media lokal.
Salah satu blessings in disguise dari era pandemi (di antara dampak ekonomi yang berat) adalah terjadinya percepatan transformasi digital. Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan percepatan transformasi digital pada delapan sektor strategis dimana salah satunya adalah pendidikan.
Untuk mewujudkan transformasi diatas perlu kolaborasi pentahelix yang sinergis dalam mengawal transformasi digital dunia pendidikan di tanah air. Indonesia secara umum adalah pasar nomor tujuh dunia. Dalam dunia pendidikan ada 300 ribu sekolah (dengan sekitar 68 juta siswa) yang perlu ditransformasikan.
Proses pembelajaran tidak lagi dilaksanakan dengan mengandalkan guru sebagai pembimbing. Masyarakat luas serta rekan sesama siswa justru akan menempati peran penting dalam mereka belajar. Proses belajar harus terselenggara secara menyenangkan.
Konsep di atas hanya dapat terselenggara dengan menggunakan bantuan teknologi informasi. Layanan pembelajaran konvensional lewat tatap muka sudah selayaknya dilengkapi dengan kemampuan untuk belajar jarak jauh. E-Learning tidak lagi menjadi sebuah wacana, tapi harus masuk sebagai sebuah syarat terciptanya proses pembelajaran kekinian yang menyenangkan.
Platform e-Learning seyogyanya berpusat pada siswa, interdisipliner, relevan, berbasis proyek, dan kolaboratif. Sementara kala membangun sekolah/lingkungan belajar masa depan sebaiknya aman dan inklusif, memanfaatkan teknologi, kolaboratif, eksploratif, kreatif, dan menerapkan sistem belajar berbasis pengalaman. [SRIM]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H