Mohon tunggu...
Sri Maryati
Sri Maryati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Mengalirkan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Mencari Kekuatan Konteks dalam Kampanye Pilkada

30 Agustus 2024   16:24 Diperbarui: 31 Agustus 2024   01:21 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan calon wali kota Bogor dan wakilnya menggunakan delman. (KOMPAS.com / Ramdhan Triyadi Bempah)

Debat Pilkada mestinya mengedepankan aspek tipping point dari masing-masing kandidat. Aspek itu menyangkut the stickiness factor atau faktor kelekatan dari kandidat dan the power of context atau kekuatan konteks yang dibuat oleh kandidat atau paslon kepala daerah.

Mestinya panitia debat harus mampu menguraikan fenomena tipping point dalam berbagai bentuk dari masing-masing kandidat. Sehingga terlihat keunikan gagasan dan pemikiran para kandidat.

Tahapan kampanye Pilkada serentak merupakan momentum masyarakat untuk menilai calon kepala daerah yang mampu mewujudkan kota cerdas. Saatnya masyarakat menguji kapasitas para calon kepala daerah terkait dengan aspek kota cerdas yang berbasis lokalitas.

Konsep dan strategi untuk mewujudkan kota cerdas tidak harus meniru kota lain. Setiap daerah memiliki keunikan tersendiri dalam berbagai hal seperti kondisi sosiologi masyarakat hingga sumber daya alamnya.

Para calon kepala daerah harus terus mencari kiat yang bisa menimbulkan daya persuasif untuk membentuk ketertiban umum tanpa paksaan atau kekerasan. Definisi ketertiban umum sering kita temukan dalam peraturan perundang-undangan. Bahkan semua pemda sudah memiliki peraturan terkait ketertiban umum.

Namun UU atau Perda diatas belum efektif karena kepala daerah tidak memiliki kiat persuasive. Untuk menghadapi ancaman krisis ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang rendah, para kepala daerah dituntut berpikir keras untuk mewujudkan ketertiban umum yang bisa memperlancar pembangunan infrastruktur menuju proyeksi kota yang cerdas dan efisien.

Istilah cerdas di atas mengandung pengertian adanya transformasi digital, penggunaan virtualisasi dan konsolidasi untuk hemat biaya, serta mampu menaikan nilai tambah penggunaan aset daerah. Serta mempercepat durasi pelayanan publik.

Pada prinsipnya setiap individu, organisasi, perusahaan, kota , negara, dan sumber daya alam sedang menuju ke suatu sistem yang saling terkait atau interconnected. Sistem itu dilengkapi dengan platform yang cerdas.

Dibutuhkan infrastruktur digital atau platform yang mampu memberikan visi, kontrol dan otomatisasi terhadap seluruh lini aset. Infrastruktur yang dinamis diwarnai dengan pemanfaatan sumber yang lebih fleksibel seperti cloud computing yang dapat memberikan TIK sebagai layanan.

Infrastruktur dinamis ditandai dengan menggunakan keunggulan solusi virtualisasi dan konsolidasi yang dapat menurunkan biaya, menaikkan penggunaan aset TIK dan kecepatan melakukan perubahan aset TIK untuk meningkatkan layanan.

Persoalan yang sangat krusial dalam sektor pendidikan di daerah saat ini adalah masalah aksesibilitas, efektivitas dan kesanggupan masyarakat melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun