Mohon tunggu...
Sri Magfirah Asyuni
Sri Magfirah Asyuni Mohon Tunggu... Administrasi - Silent Reader

Penulis diary, pembaca bebas, pemuja sains, pencinta lanskap, penikmat film, penyuka kopi, perindu syurga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Konsep Taman dan Perspektif Pemimpin

15 Juli 2024   22:12 Diperbarui: 15 Juli 2024   22:45 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Babylonia, Mesopotamia Irak (nationalgeographic.com)

Konsep Taman dalam Sejarah

Taman identik dengan sebidang lahan yang berisi berbagai macam tanaman dan umumnya dimanfaatkan untuk kebutuhan rekreatif. Jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris, taman adalah garden yang merupakan kata serapan dari bahasa Ibrani, yaitu gabungan dari dua suku kata gan artinya melindungi dan oden artinya kesenangan dan kegembiraan. Secara umum taman merujuk pada sebidang lahan berpagar dengan berbagai kondisi, terdiri dari elemen keras ( hard material) dan elemen lunak (soft material) yang digunakan untuk kegembiraan dan kesenangan.

Pada era 3500 SM, taman digunakan sebagai tempat untuk berbagai macam perayaan dalam lingkup kerajaan atau pemerintahan. Taman menjadi tempat bersenang-senang dalam arti sebenarnya. Di sanalah pesta mewah raja-raja dilaksanakan, menari, berdansa, memulai kisah cinta dan menikmati wangi dunia. Sehingga aspek estetika dari sebuah desain taman menjadi sangat penting.

Desainnya dibuat dengan konsep matang oleh para arsitek, seniman dan para pelajar yang berorientasi pada keindahan dan kemewahan. Tidak hanya itu, desainnya benar-benar mampu memenuhi fungsi ekologis yang mencerminkan peradaban yang tinggi. Konsep desainnya bervariasi, umumnya dipengaruhi oleh budaya, lingkungan dan citarasa seni para arsiteknya.

Hal ini terlihat pada beberapa taman-taman indah yang dicatat sejarah. Sebut saja taman gantung Babylonia di Mesopotamia Irak yang memiliki teras batu tinggi yang meniru gunung dan yang ditanami dengan berbagai jenis pohon besar dan bunga. Teras tidak hanya akan menciptakan efek estetika yang menyenangkan dari tanaman yang menggantung tetapi juga membuat sistem aliran airnya lebih mudah. Konsep ini dipilih untuk mengobati rasa rindu Isteri Raja pada kampung halamannya.

Taman di atas air Villa Pliny di Lautentium Yunani yang menunjukkan hubungan kuat dan kontras antara bentuk-bentuk alami dan bentuk manusia yang merupakan inti kepuasan visual dalam rancangannya. 

Taman  Vaux-le-Vicomte di Perancis yang berkonsep kaku, simetris dengan penerapan matematis yang disertai efek optik indah yang memancarkan dan memantulkan cahaya dari elemen-elemen dalam taman.  

Vaux-le-Vicomte Perancis (francetoday.com)
Vaux-le-Vicomte Perancis (francetoday.com)

Taman Monticello di Inggris yang dibuat berdasarkan lukisan pemandangan karya Claude Lorrain dengan komposisi romantis yang menghubungkan berbagai area dengan vista-vista dan jalan setapak.  

Kesemuanya adalah mahakarya yang memiliki citarasa seni yang tinggi, konsep yang menakjubkan dan rancangan yang prsesisi.

Konsep Taman Islam

Namun, ada yang berbeda dengan taman di masa keemasan Islam jika ditinjau dari beberapa aspek. Rancangan taman pada masa itu harus merepresentasikan syurga seperti yang diceritakan dalam banyak ayat-ayat Alqur’an dan Hadist. Konsep ini dikenal sebagai konsep taman Islami yang mengatur penggunaan elemen-elemen taman dengan jelas.

Jika merujuk Alqur’an dan Hadist, elemen lunak (soft material) dalam rancangan taman Islami yang paling banyak disebut adalah elemen air, disifati mengalir,memancar, jernih, lezat, dan memiliki beberapa aliran. Selain itu, ada elemen pohon yang disifati memberi naungan, buahnya dapat dimakan dan tempat berlindung hewan tertentu.

Sedangkan elemen keras (hard material) yang banyak disebutkan yaitu bangunan taman dan pintunya yang menunjukkan keseimbangan elemen alami dan buatan.  Bangunannya disifati sebagai tempat yang indah dan memiliki lebih dari satu pintu untuk menerima kedatangan penghuninya dengan kriteria spesifik.

Elemen desain juga disebutkan baik dari warna, suara dan aroma. Secara spesifik warna yang identik adalah hijau, emas, perak, putih dan merah. Penghuni syurga diceritakan tidak akan mendengarkan suara hiruk pikuk yang mengganggu dan tidak bermanfaat memberikan inspirasi suasana taman yang tenang dan hanya terdengar suara-suara yang baik saja.  Berbagai hadist juga menyebutkan wangi syurga sebagai wangi kasturi yang dapat tercium dari jarak yang jauh. 

Karakter taman Islami nonfisik diisyaratkan setidaknya dalam 13 ayat Alquran bahwa taman Syurga menjadi tempat istirahat bagi mukmin dari lelahnya beribadah dan mengahadapi ujian dunia.

Salah satu taman Islami yang sangat monumental dan terkenal hingga kini adalah Taman Alhambra, Taman dari Istana Merah di Spanyol. Taman yang didominasi ubin, batu-bata dan dinding keramik yang berwarna merah dengan perpaduan marmer putih yang indah dengan gaya arsitektur Moor yang khas. Penggunaan geometri yang rumit, ukiran yang halus, dan ornamen-ornamen yang sangat detail. Aplikasi kaligrafi Arab, mozaik  yang menghiasi dinding serta penggunaan air juga menjadi salah satu elemen penting dalam konsep taman Islami.  Hal ini terlihat dalam penggunaan kolam-kolam dan air mancur. Penggunaan air yang sangat kreatif dan indah dengan menempatkan salurannya mengalir di seluruh kompleks istana, menciptakan suasana yang sejuk dan menyegarkan.

Alhambra, Istana Merah, Spanyol (pixabay.com)
Alhambra, Istana Merah, Spanyol (pixabay.com)

Taman dan Raja

Pada masa itu, Taman menjadi tempat Raja atau pemimpin untuk menepi dan merenung jika akan memutuskan perkara-perkara besar. Misalnya, membuat keputusan tentang perang, strategi, kebijakan-kebijakan dan menetapkan hukum-hakam dalam masyarakat.

Berada di Taman dengan konsep syurga mengingatkan Sang Raja, apakah keputusan yang akan diambil mendekatkannya atau menjauhkannya dengan Syurga? Apakah ia akan menjadi Raja di syurga atau akan menjadi Raja yang terusir dari Syurga? Taman dibuat semirip mungkin dengan gambaran syurga untuk mempengaruhi keadaan psikologi Sang Raja dan menguatkan keimanannya. Raja adalah pemimpin yang titahnya akan menentukan hajat hidup orang banyak dan kelak akan mempertanggungjawabkan keputusannya di hadapan Rabb yang Agung.

“Sepotong syurga di bumi” itu, menjadi sarana untuk membangkitkan sisi spiritualitas Sang Raja,  membuat keputusan yang memihak pada kemaslahatan dan yang paling sedikit membawa kemudharatan dari pilihan-pilihan yang ada.

Begitu banyak diceritakan kisah raja-raja atau pemimpin Islam yang menunjukkan keimanan, keteguhan, keadilan, kebijakan dan ketangguhan. Dengan mengingat nikmat-nikmat Syurga yang dijanjikan, memaksa mereka kuat dan tidak bergeming pada peliknya urusan dunia. Membuat mereka berhati-hati untuk tidak berbuat aniaya dan dzalim.

Menjadikan taman sebagai salah satu sarana untuk membangun hubungan antara pemimpin dengan Sang Khaliq adalah langkah untuk menyempurnakan fungsinya. Hal ini juga memberi gambaran tentang spiritualitas pemimpin-pemimpin hebat terdahulu. Sedang fungsi taman sebagai sebagai sarana rekreatif, estetika dan ekologis adalah sisi lain yang juga berkontribusi secara signifikan bagi kemaslahatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun