Tentu kita menginkan menjadi sosok guru yang baik hati (memesona). Sosok guru yang mampu memberikan keteladanan dilingkungan sekolahnya.. Keberadaannya sangat dinantikan dan kepemimpinannya sangat lugas dan hambel dalam mengelola kelasnya. Karena bagimanapun guru hingga kini tetap menjadi ujung tombak dalam kemajuan pendidikan.
Guru yang memesona adalah guru yang murah senyum, dekat dengan siswa namun dia juga mampu memahami administrasi pembelajaran dengan baik. Selain itu, ia juga mampu menjadi sahabat terbaik buat guru dan karyawan yang ada di sekolah tersebut.Â
Dia mampu mengelola semua komponen yang ada di dalam sekolah, dan dapat berinteraksi dengan baik dengan stake holder yang ada dan lingkungannya. Dia paham akan tugasnya sebagai seorang pendidik dan sekoligus seorang pemimpin. Ada tiga tugas utama yang dilakukan oleh seorang  guru yaitu: enlight, educate, empower. Ketiga hal utama itu akan melahirkan iman, ilmu dan amal.
Enlight menurut kamus besar bahasa Indonesia artinya mencerahkan. Jadi menjadi guru itu harus bisa mencerahkan lingkungan sekolahnya, guru, karyawann dan peserta didiknya. Educate maksudnya seorang guru harus mampu pula mendidik baik di lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Sedangkan Empower memiliki maksud seorang guru hendaknya mampu memberdayakan sumber daya yang ada, demi kemajuan dan kebaikan sekolah.
 Apa yang dilakukannya guru hendaknya mampu memberikan pelayanan pendidikan yang baik dan mempunyai kekuatan yang tangguh untuk menaklukkan dirinya sendiri. Dia harus mampu memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain. Selain itu, guru yang baik dantidak sombong adalah guru yang memiliki sifat kenabian seperti shidiq, tabligh, amanah, dan fatonah. Dia mampu berbuat jujur, tidak pernah berdusta, mampu berkomunikasi dengan baik, bertanggung jawab, dan cerdas.
Dia memiliki tingkat kedewasaan yang tinggi dan pantang mengeluh. Dia merupakan simbol dari perjuangan seorang guru tangguh berhati cahaya. Tentu untuk mencapai hal di atas, dia harus memiliki daya juang yang tinggi dan pantang menyerah. Di dalam dirinya memiliki kepemimpinan yang mumpuni dan bercahaya. Hal itu terjadi karena dirinya memiliki kepribadian yang super dan memiliki kerendahan hati serta keluhuran budi.
Dia mampu melayani sesamanya dengan penuh kebaikan, dan tidak hanya melulu ingin dilayani. Sebab guru itu harus melayani semua stake holder yang ada di sekolah mulai dari guru, karyawan, siswa, orang tua siswa dan masyarakat. Dia tahu bahwa hadiah dari melakukan kebaikan adalah kebaikan itu sendiri. Terjadilah sistem yang sinergis dari seorang guru yang visioner. Dalam dirinya juga mempunyai dua dimensi visi, yaitu: dimensi ibadah dan dimensi sosial.
Dia sanggup memberikan contoh teladan yang baik dalam hubungannya kepada Sang maha Pencipta, dan rekan-rekan sejawatnya. Hablumminalloh (hubungan kepada Allah), dan hamblumminanas (hubungan kepada manusia) terlihat jelas dalam kesehariannya yang menginspirasi. Guru yang baik hati dan tidak sombong juga harus paham psikologi anak, kurikulum, manajemen, dan pengembangan mutu sumber daya manusia untuk membuat sekolahnya menjadi yang dicintai masyarakat.
Intinya guru yang baik hati dan tidak sombong adalah dia merupakan sosok yang ramah namun berwibawa, luwes, hambel tetapi tetap tegas. Selain itu juga yang bersangkutan memiliki sikap  transparansi masalah keuangan agar tidak terjadi korupsi. Pokoknya guru tak boleh korupsi. Dia harus berani mengatakan, "Katakan tidak pada Korupsi". Guru yang baik dan tidak sombong akan mampu mendorong bawahannya untuk berkembang lebih baik.
Selanjutnya guru yang baik hati dan tidak sombong  harus mampu menciptakan pemimpin-pemimpin baru. Artinya,  dia juga mampu memberikan regenari yang baik dan tepat waktu.  Semua itu dilakukan dari hasil kerjasama atau supertim yang solid dari kepemimpinan seorang guru.
Dia tak menjadi dirinya superhiro atau supermen, tetapi dia mampu membawa dirinya membangun supertim. Jika kompetensi yang sudah ditetapkan aturan itu mampu dilaksanakan, itu sudah termasuk sebagiannya. Yang lain, tentu saja kemampuan membuat para guru dan karyawan menyenangi pekerjaan dan tanggung jawabnya. Ini yang tidak mudah. Oleh karena itu, guru yang baik harus lebih disiplin dari guru yang lain.
Dia mampu menjadi contoh buat yang lain dalam mengantarkan guru yang dipimpinnya berwawasan luas, dan mengayomi semua personal sekolah. Ibarat genteng, dia berani tertepa terik panas matahari, dan hujan badai demi mengayomi yang di bawahnya. Selalu konsekwen, dan memiliki komitmen yang tinggi untuk maju. Jujur, berani, cerdas, bijaksana, wibawa dan tidak sekedar perintah sana-sini, merupakan indikator yang positif dari sosok guru yang baik hati dan tidak sombong..
Semua langkah-langkah sosok guru yang baik hati dan tidak sombong yang diangkap di atas, masih ada hal lain yang bisa dilakukan yakni bermain peran menjadi superman/woman ala bintang bintang film Hollywood, karena saking banyaknya "standar' tugas tambahannya. Padahal yang tidak standar juga banyak yang harus dilaluinya.
Dia mempunyai kemauan yang kuat untuk menjadi guru berprestasi. Dia memiliki visi dan misi yang jelas dalam membangun sekolahnya. Dia juga mampu mandiri, bertanggung jawab, profesional, berjiwa besar, tidak otoriter dalam memimpin, bisa menjadi pembimbing dalam pergaulan teman sejawat, dan transparan dalam penggunaan dana sekolah.
Sifat yang ada pada nabiÂ
Hal yang terpenting adalah seorang guru memiliki sifat yang ada pada diri nabi kita nabi Muhammad SAW, yaitu Sidiq, tabliq, amanah dan fatonah. Kalau itu dimiliki setiap guru, Insya Allah sekolah yang ia pimpin mendapat rahmat dan berkah dari Allah Swt, sang penguasa alam semesta. Secara sederhana, teman-teman guru dan karyawan, sering mengatakan  menjadi guru itu yang baik hati dan tidak sombong".
Artinya bahwa mau mendengar bawahannya, bijaksana, dan sabar dalam memberi petunjuk. Banyak memaafkan kesalahan bawahannya, dan memberikan kesempatan berbisnis para pegawainya agar ada uang simpanan. Tidak mubajir. Orang yang selalu transfaran mengenai keuangan sekolah, dan pandai melobi sana-sini demi kemajuan sekolahnya.Â
Begitulah kira-kira pemimpin yang baik dan tidak sombong itu. Meski begitu, seorang guru sebaik apapun, tetap saja tidak ada kekurangannya, tidak ada yang sempurna. Karena manusia pada dasarnya tetap menjadi pemimpin yang penuh kekurangan. Yang penting kita berjuang demi kemaslahatan bersama. Salam. (Les)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H