Dia tak menjadi dirinya superhiro atau supermen, tetapi dia mampu membawa dirinya membangun supertim. Jika kompetensi yang sudah ditetapkan aturan itu mampu dilaksanakan, itu sudah termasuk sebagiannya. Yang lain, tentu saja kemampuan membuat para guru dan karyawan menyenangi pekerjaan dan tanggung jawabnya. Ini yang tidak mudah. Oleh karena itu, guru yang baik harus lebih disiplin dari guru yang lain.
Dia mampu menjadi contoh buat yang lain dalam mengantarkan guru yang dipimpinnya berwawasan luas, dan mengayomi semua personal sekolah. Ibarat genteng, dia berani tertepa terik panas matahari, dan hujan badai demi mengayomi yang di bawahnya. Selalu konsekwen, dan memiliki komitmen yang tinggi untuk maju. Jujur, berani, cerdas, bijaksana, wibawa dan tidak sekedar perintah sana-sini, merupakan indikator yang positif dari sosok guru yang baik hati dan tidak sombong..
Semua langkah-langkah sosok guru yang baik hati dan tidak sombong yang diangkap di atas, masih ada hal lain yang bisa dilakukan yakni bermain peran menjadi superman/woman ala bintang bintang film Hollywood, karena saking banyaknya "standar' tugas tambahannya. Padahal yang tidak standar juga banyak yang harus dilaluinya.
Dia mempunyai kemauan yang kuat untuk menjadi guru berprestasi. Dia memiliki visi dan misi yang jelas dalam membangun sekolahnya. Dia juga mampu mandiri, bertanggung jawab, profesional, berjiwa besar, tidak otoriter dalam memimpin, bisa menjadi pembimbing dalam pergaulan teman sejawat, dan transparan dalam penggunaan dana sekolah.
Sifat yang ada pada nabiÂ
Hal yang terpenting adalah seorang guru memiliki sifat yang ada pada diri nabi kita nabi Muhammad SAW, yaitu Sidiq, tabliq, amanah dan fatonah. Kalau itu dimiliki setiap guru, Insya Allah sekolah yang ia pimpin mendapat rahmat dan berkah dari Allah Swt, sang penguasa alam semesta. Secara sederhana, teman-teman guru dan karyawan, sering mengatakan  menjadi guru itu yang baik hati dan tidak sombong".
Artinya bahwa mau mendengar bawahannya, bijaksana, dan sabar dalam memberi petunjuk. Banyak memaafkan kesalahan bawahannya, dan memberikan kesempatan berbisnis para pegawainya agar ada uang simpanan. Tidak mubajir. Orang yang selalu transfaran mengenai keuangan sekolah, dan pandai melobi sana-sini demi kemajuan sekolahnya.Â
Begitulah kira-kira pemimpin yang baik dan tidak sombong itu. Meski begitu, seorang guru sebaik apapun, tetap saja tidak ada kekurangannya, tidak ada yang sempurna. Karena manusia pada dasarnya tetap menjadi pemimpin yang penuh kekurangan. Yang penting kita berjuang demi kemaslahatan bersama. Salam. (Les)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H