Memperbarui pengetahuan dan ketrampilan adalah sebuah kewajiban. Dan semua itu bisa dilakukan baik dipelajari maupun belajar dari pengalaman. Karena menikah sudah cukup umur, kami punya cukup bekalnya.Â
3. Cukup pengetahuan mengelola ekonomi keluarga
Banyak perpisahan rumah tangga yang terjadi karena masalah ekokomi.Â
Jangan salah, masalah ekonomi bukan hanya karena ekonomi lemah namun banyak pula justru karena sebuah keluarga sudah meningkat.Â
Menjadi keluarga miskin memang rentan terjadi perpisahan. Siapa yang kuat jika untuk makan sehari hari saja sulit, apalagi untuk mengakses hiburan.Â
Namun menjadi kaya juga bertambah godaanya. Seringkali orang kaya ingin lebih dari pada yang dia miliki. Ada sebuah pepatah yang bisa mewakilinya " Punya istri satu cukup, namun punya dua malahan kurang".Â
Kalimat diatas untuk menggambarkan bahwa betapa manusia punya sifat serakah. Tidak hanya harta, pasangan juga ingin lebih dari satu. Tidak tahan godaan, perpisahan lah ancamannya.Â
Saya dan istri bukan orang berada. Menjadi pekerja sosial adalah profesi yang tidak menjanjikan kekayaan. Kami berdua memang tidak terlalu memikirkan soal harta. Kadang kami kekurangan uang, namun lebih sering cukup.Â
Menjadi tukang ojol maupun jualan bubur ayam membuat rejeki saya tidak menentu. Walaupun istri juga berjualan snack, namun kadang pengeluaran kebih besar dari pendapatan.Â
Kondisi itulah malahan membuat kami saling memahami. Walaupun penghasilannya tidak banyak, saya tetap mau bekerja keras. Hal ini yang membuat istri mengerti bahwa saya adalah tipe orang yang bertanggung jawab. Saya juga paham dan bersyukur istri saya menerima apa adanya. Dia adalah tipe wanita yang tidak banyak menuntut.Â
Walaupun berekonomi pas pasan, kami tetap berusaha membekali anak anak dengan berbagai hal. Tentunya dengan biaya seminim mungkin.Â
Untunglah kehidupan sosial kami cukup baik. Banyak relasi yang bisa dimanfaatkan. Tidak melulu untuk manfaat keuangan namun kerjasama yang dilakukan bisa mengurangi pengeluaran.Â