Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Memakai Baju Daerah

29 Oktober 2022   14:13 Diperbarui: 29 Oktober 2022   14:38 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun biarlah pro kontra itu menjadi bahan pemikitan para cerdik pandai dan birokrat. Tatkala murid dan guru adalah subyek yang menjadi sasaran dari peraturan tentang seragam pakaian adat, apa pendapat mereka?

Tanggal 28 Oktober 2022 kemarin murid murid SMP N 2 Salatiga diminta memakai baju daerah. Hal itu berkaitan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober. 

Kezia, murid kelas VIII, bercerita tentang baju yang disandangnya. Kezia asli keturunan Jawa namun gadis itu memilih memakai baju dari daerah Sumatera Utara. 

Menurutnya pakaian itu cantik dan enak dipakai. Walaupun orangtuanya harus mengeluarkan uang 150 ribu untuk sewa baju dan rias, mereka tak keberatan menuruti keinginan si buah hati. Kezia  merias diri dengan cantik. Dia ingin terlihat beda dari penampilan sehari harinya di sekolah.  

Pendapat yang sama soal baju dan riasan juga dilontarkan oleh Fannesa. Murid kelas VIII itu memakai baju daerah bukan dari Jawa Tengah untuk kostumnya. Alasan Fanessa sedikit berbeda. Gadis, yang juga keturunan Jawa, ini memilih baju Batak. Baju tersebut diperoleh ayahnya saat bekerja di sana. 

Fanessa tak berkeberatan dengan pilihan ortunya karena selain baju itu bagus, mereka juga tak harus mengeluarkan uang untuk sewa atau membeli baju. 

Hanni, murid kelas IX memilih untuk memakai baju daerah Jawa. Jarik dan kebaya yang dipakai merupakan warisan nenek buyutnya. Dia ingin melestarikan budaya Jawa seperti yang diinginkan keluarganya. 

Mengenai riasan yang dipakai, Fanessa dan Hanni punya pendapat dengan Kezia. Mereka ingin tampil cantik dan berbeda. Penampilan itu juga bagian dari ekspresi narsis anak anak tersebut. Sekolah tidak melarang hari itu anak anak memakai riasan.

Dengan baju adat dan riasan cantik, mereka mereka berfoto selfi lalu berpose barengan dengan teman temannya. Foto foto dengan bergaya menarik kemudian menjadi isi dari media sosial masing masing seperti; Tik Tok dan Instagram . Anak anak tersebut, lazimnya anak generasi Z, mempunyai cara sendiri untuk bersenang senang dengan baju dan riasan yang dipakai. 

Suku Jawa tetapi memakai baju daerah lain. Fanessa, Kezia dan Hanni - dokpri
Suku Jawa tetapi memakai baju daerah lain. Fanessa, Kezia dan Hanni - dokpri

Kesenangan memakai baju daerah tersebut tak membuat mereka hanya ingin bernarsis ria saja. Pendapat bijaksana keluar dari anak anak SMP tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun