Apakah ini berhubungan dengan kanal politik?Â
Ketika orang sudah bosan tentu saja mereka mencari hiburan. Ada spoiler, entah manga atau film, ya itu saja yang di click, dibaca. Maka tergeruslah pembaca kanal politik.Â
Mengenai lakunya artikel tips dan trik, prediksi saya tidak akan berlangsung lama.Â
Di masa pandemi ini orang butuh survive, butuh solusi. Maka dicarilah artikel artikel yang memenuhi kebutuhanya. Saya kira setelah kebutuhan itu terpenuhi, ( isi artikel tips dan trik itu kan hanya itu itu saja. Menjadi artikel baru ketika ditambah modifikasi sana sini) mereka akan berpaling ke artikel yang lain.Â
Lalu bagimana solusi untuk kanal politik di K.?Â
Nah ini saya yang tidak tahu. Para penulis kanal politik K adalah penikmat politik, bukan aktor politik. Mereka tidak bisa membuat, mengalami kejadian luar biasa yang bisa menjadi Tsunami Politik.Â
Misal kejadian (ini hanya misal lho ya, maaf Mas Feri), hari ini ada berita " Feri W, ditangkap KPK karena terlibat skandal Century"
Isunya sih lumayan oke, skala nasional. Tetapi siapa yang tahu Feri W. Paling paling ya keluarga, tetangga dan para Kompasianer. Berita itu akan heboh di situ saja. Itu karena Mas Feri bukan aktor politik.Â
Perihal kebijakan Admin K yang dirasakan 'menganak tirikan' kanal politik, ini yang saya lihat, bukan saya rasakan.Â
Mengapa saya katakan saya lihat, bukan saya rasakan? Karena sebagai K-ners baru, saya tidak mengalami jatuh bangunnya Kompasianer Pramilenial ( demikian kata pak Felix) tumbuh bersama Kompasiana. Jadi emosi saya tidak terbangun ketika melihat situasi ini. Â
Jadi inilah yang saya lihat;