Mohon tunggu...
Sri Fatma Hidayah
Sri Fatma Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Saya mulai senang menulis sejak SMP dan mulai memiliki kehendak untuk mengembangkan ketika masuk dunia perguruan tinggi. Saya memiliki ketertarikan dengan topik topik seperti sastra, bahasa, budaya, sosial hingga pendidikan. Melalui blog ini, saya ingin membagikan tulisan-tulisan saya untuk dapat dibaca lebih banyak pihak dan untuk saling bertukar pikiran dan opini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konon Sial, Pernikahan Anak Kesatu dan Ketiga: Sebuah Pementasan Drama oleh Mahasiswa Satrasia UPI

26 Juni 2023   11:45 Diperbarui: 26 Juni 2023   12:03 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi penulis (Universitas Pendidikan Indonesia, 24 Mei 2023)

Latar tempat pertama adalah ruang tamu kediaman keluarga Diajeng Sekar Ayu. Di sanalah tempat di mana para tokoh mula-mula muncul. Lalu yang kedua, yakni ruang tamu kediaman keluarga Bima Setiyadi. Dan yang terakhir adalah rumah serba sederhana yang ditempati oleh Ajeng dan Bima usai mereka menikah secara diam-diam.

Ketiga latar ini sama-sama menunjukkan ruangan di dalam rumah, sehingga memudahkan tim untuk merubah tata panggung dengan hanya mengganti beberapa properti saja. Tim pun dengan sigap mengganti properti setiap break pergantian babak.

Masing-masing latar tempat dalam pementasan drama ini memiliki ciri khasnya sendiri. Seperti ruang tamu di kediaman keluarga Ajeng selalu tertata rapi lengkap dengan furniturenya yang kental akan sentuhan budaya Jawa. Bingkai foto, lukisan, tanaman sintetis hingga gorden menjadi properti khas ketika panggung sedang menunjukkan latar tempat kediaman Ajeng. Begitu pula dengan latar tempat lainnya.

Properti membantu menciptakan lingkungan nyata dan meberikan nuansa autentik kepada penonton. Bahkan, proper juga dapat memberikan petunjuk bagi penonton tentang karakter dan identitas tokoh. Misalnya, melalui pakaian, dan aksesori dapat memberikan wawasan kepada penonton terkait kepribadian, status social, pekerjaan hingga karakter tokoh secara visual.

Dokumentasi pribadi penulis (Universitas Pendidikan Indonesia, 24 Mei 2023)
Dokumentasi pribadi penulis (Universitas Pendidikan Indonesia, 24 Mei 2023)

Tata Cahaya

Setelah menonton beberapa pertunjukan drama, barulah dapat saya rasakan pengaruh tata cahaya terhadap keberhasilan pertunjukan sebuah drama. Tata cahaya membantu menciptakan suasana dan atmosfer yang sesuai dengan cerita yang tengah dipersembahkan. Cahaya dapat mewakili berbagai macam suasana, seperti dramatis, romantis, mencekam dan masih banyak lagi. Tata cahaya akan mempengaruhi emosi penonton sesuai dengan mood yang diharapkan oleh sutradara.

Tata cahaya juga dapat mengarahkan perhatian penonton pada area atau alemen tertentu di atas panggung. Dengan memanipulasi warna, arah dan intensitas cahaya, penataan cahaya mampu mengatur fokus penonton untuk memastikan bahwa pesan cerita dan gerak-gerik penting tokoh dapat dilihat dengan jelas.

Dan pertunjukan drama "Siji dan Telu" ini merupakan salah satu pementasan drama dengan penataan cahaya yang baik dari serangkaian drama yang dipentaskan di acara Pergelaran Sastra Mahasiswa ini. Penata cahaya pada pementasan drama "Siji dan Telu" paham betul bagaimana memainkan lampu sorot di atas panggung untuk menciptakan suasana yang sesuai, sehingga dapat memengaruhi fokus penonton. Manipulasi warna yang dilakukan oleh penata cahaya berhasil membangkitkan suasana yang selaras dengan emosi yang ada saat itu.

Hal Menarik Lainnya

Dari lima tajuk drama yang ditampilkan di acara Pergelaran Sastra ini, hanya drama "Siji dan Telu" yang mengangkat nilai kebudayaan berupa mitos atau kepercayaan masyarakat Jawa. Pemilihan tema seperti ini tentunya memerlukan riset terlebih dahulu bagaimana sistem kepercayaan ini hidup bersama jiwa masyarakat Jawa.

Ketika zaman saat ini sudah berubah, di mana masyarakat yang sudah mulai berpikir maju dan terbuka, membuat drama ini menjadi lebih menarik dari drama lainnya. Apa amanat sebenarnya yang hendak disampaikan melalui drama ini menjadi tanda tanya besar yang menarik perhatian penonton. Hingga salah seorang penonton bertanya, apakah diciptakannya drama "Siji dan Telu" bertujuan untuk membenarkan mitos atau kepercayaan ini, atau sebaliknya?

Mengingat bahwa mitos yang digarisbawahi adalah akan datangnya malapetaka jika seorang anak sulung menikahi anak ketiga. Dan pada bagian akhir cerita, Bima dikisahkan harus meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya. Korelasi alur cerita seperti ini seolah mengindahkan mitos tersebut. Mitos yang bukan hanya sekadar mitos, melainkan benar adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun