Mohon tunggu...
Sri Dewi
Sri Dewi Mohon Tunggu... Konsultan - Nama Sri Dewi

Nama Sri Dewi tempat tgl lahir Bagan Batu 09 Oktober 1997, hobi membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berbangga atau Kembali Berbenah? Mengingat Ketika Indonesia Tidak Lagi Menyandang sebagai Negara Berkembang

22 Januari 2021   15:29 Diperbarui: 22 Januari 2021   15:52 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber foto.JawaPos.com

Saat Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa Indonesia telah di coret dari daftar Negara Berkembang sejak tanggal 10 Februari 2020 di sebuah kantor perwakilan dagang AS (USTR). Tentunya membuat publik bertanya-tanya perihal apa yang telah disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat tersebut. Karena berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS). Dimulai sejak tahun 2015 pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu di level angka 4,88%, kemudian di tahun 2016 mengalami kenaikan hingga 5,03%, lalu di tahun 2017 mengalami peningkatan hingga 5,07%, dan di tahun 2018 juga mengalami kenaikan menjadi 5,17%, namun di tahun 2019 yang lalu pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan menjadi 5,02%. Itu artinya bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini belum cukup mumpuni bila dikatakan bahwa Indonesia sudah menjadi Negara Maju.

Ditambah lagi sejak periode tahun 2019 tepatnya di akhir bulan Desember yang lalu Indonesia mengalami musibah dengan masuknya Wabah Virus Corona atau yang sering disebut COVID-19, tidak hanya dari sektor ekonomi Indonesia mengalami kemerosotan yang cukup signifikan. Dan Wabah Corona tersebut  juga menyerang berbagai sektor lainnya diantaranya seperti sektor Industri dan Pariwisata Dan juga berdasarkan survei oleh BPS pada tahun 2017. Indonesia sendiri jauh dari 10 daftar urutan Negara Maju, dimana Indonesia menduduki urutan ke-118 dari 189 Negara di dunia, dengan jumlah nominal Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu Hanya berkisar 3.847 USD. Tidak demikian dengan Negara Amerika serikat yang masuk ke daftar 10 Negara Maju di Dunia yang menuruti urutan ke-9 dengan jumlah PDB yaitu 60.055 USD.

Lalu mengingat saat Indonesia telah dihapus dari daftar Negara Berkembang. Apakah Membuat Indonesia berbangga atau justru malah Indonesia harus lebih ekstra berbenah  untuk membuktikan bahwa Indonesia layak dikatakan sebagai negara maju. Sudah tentu Presiden Republik Indonesia Jokowi optimis bahwa Indonesia kedepannya mampu bersaing baik dalam Sumber Daya Manusia (SDM), dan Sumber Daya Alamnya (SDA).

Lalu indikator apa sajakah yang menjadi penentu bahwa suatu negara dikatakan Negara Maju dan Negara Berkembang ?

Dan layakkah Indonesia Menyandang Sebagai Negara Maju ?

Berdasarkan sebuah lembaga Word Trade Organization (WTO). Atau sebuah organisasi perdagangan internasional sebuah Negara dikatakan Maju apabila beberapa indikator tersebut sudah terpenuhi yaitu :

1. Pendapatan Per Kapita
   Dimana pendapatan per kapita merupakan  
   Indikator terpenting suatu Negara untuk
   Mengukur laju pertumbuhan ekonomi
   Berdasarkan tingginya  jumlah pendapatan
   Perkapita penduduknya.
   Dan tentu hal ini akan meningkatkan
   Jumlah Produk Domestik Bruto (PDB)
   Yang sangat berpengaruh bagi suatu
   Negara sebagai hasil akhir penentuan
   Pertumbuhan Ekonomi Nasional suatu
   Negara. Namun Tanpa didukung dengan
   Kesejahteraan suatu Masyarakat nya.
   Negara tersebut tidak bisa dikatakan
   Sebagai Negara Maju, sebagai contoh
   Masih terjadinya perang saudara yang
   Sudah tentu akan menimbulkan korban
   Jiwa, dan rasa tidak aman.

    Lalu bagaimana dengan peristiwa
   Berdarah yang terjadi baru-baru ini
   Di Indonesia. Sudah tentu kita semua
   Tidak lupa dengan peristiwa terjadinya
   Pertikaian Kelompok Front Pembela Islam
   Dengan Aparat hukum yang memakan
   Korban Jiwa dengan meninggal nya 6
   Anggota FPI yang ditembak oleh aparat
   Tersebut.

2. Jumlah Penduduk Miskin
    Suatu Negara dikatakan Negara Maju
    Apabila jumlah penduduk miskinnya
    Sedikit.

Dan seperti nya kabar gembira akan juga dirasakan di  Indonesia. Dimana menurut BPS
Atau Badan Pusat Statistik bahwa meski
Indonesia di tengah garis kemiskinan tapi
Penduduk miskin mengalami penurunan
Setiap tahunnya. Yaitu di mulai pada
Periode 2012 jumlah penduduk miskin
Mencapai 29,25 juta jiwa atau sekitar
11,96%. dan tahun 2013 turun menjadi
28,17 juta jiwa atau sekitar 11,25%. Dan di
Tahun 2014-2015 mengalami peningkatan
Yaitu 28,28-28,59 juta jiwa, atau sekitar
11.36%-11,22%. kemudian di tahun 2016
Terus mengalami penurunan 28,01 juta
Jiwa atau sekitar 10,86%. Kemudian di
Tahun 2017 turun kembali menjadi 27,77
Juta jiwa, atau sekitar  10,64%. Dan di
Tahun 2018 juga turun menjadi 25,95 juta
Jiwa atau sekitar 9,82%. Dan untuk data
Terakhir yang diperoleh menurut BPS
Yaitu di tahun 2019 jumlah penduduk
Miskin di Indonesia turun di angka 25,14
Juta Jiwa atau hanya sekitar 9.41%.
Itu artinya bahwa jumlah penduduk
Miskin di Indonesia mengalami
Penurunan

Sumber foto.Kompas.com
Sumber foto.Kompas.com
                  

3. Tingkat Pengangguran
    Tingkat pengganguran juga menjadi salah
    satu indikator dalam mengukur suatu
    Negara dikatakan layak menjadi Negara
    Maju. 

     Dan di Indonesia sendiri sejak masuknya
    Virus Corona atau wabah COVID-19.
    Menurut kepala BPS Suhariyanto sendiri
    Menyatakan bahwa di Indonesia tingkat
    Pengganguran mengalami lonjakan dari
    5.23% menjadi 7,07%. Hal tersebut karena
    Banyak sekali perusahaan yang mem PHK
    Karyawannya karena tidak sanggup
    Membayar upah disebabkan perusahaan
    Mereka ikut terdampak pandemik.

4. Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan
   Dan indikator ini juga merupakan pembeda
   Antara Negara Maju dan Negara
   Berkembang, jika di Negara Maju angka
   Kematian bayi dan Ibu Melahirkan sangat
   Rendah. Tapi di Indonesia sendiri
   Menurut Evaluasi Milenium Development
   Goals (MDGS) pada 2015, angka kematian
   Ibu di Indonesia cukup tinggi mencapai
   305 per 100.000 dari angka kelahiran
   Hidup.

5. Angka Melek Huruf
   Angka melek huruf juga merupakan suatu
   Indikator untuk melihat berapa banyak
   Jumlah penduduk yang sudah mampu
   Membaca dan menulis, dan di Indonesia
   Kini angka melek huruf mengalami
   Kenaikan setiap tahun nya hal itu berarti
   Angka buta huruf di Indonesia mengalami
   Penurunan. Dan berdasarkan survei Sosial
   Ekonomi Nasional ( SUSENAS) dan BPS
   Menyatakan sampai tahun 2020
   Hampir 98% Penduduk Indonesia sudah
   Melek huruf, karena pada tahun 2019 buta
   Aksara turun 0.15 menjadi 1,78%.

 Sumber foto.JawaPos.com
 Sumber foto.JawaPos.com
Selain 5indikator diatas juga ada beberapa indikator lain nya yang dapat
Membedakan antara Negara Maju dan
Negara berkembang antara lain seperti
Tingkat pendidikan, usia harapan hidup,
Pengeluaran, dan kesehatan.

Tidak dipungkiri ada kebanggaan tersendiri
Saat Negara Indonesia tidak lagi yang menyandang sebagai Negara berkembang itu berarti negara kita secara ekonomi mampu bersaing dengan negara lain nya. Dan tentunya ini mampu memiliki dampak positif kedepannya. Meskipun ada dampak kerugian yang mungkin terjadi yaitu tidak diberikan nya lagi hak istimewa  pada Negara Maju yaitu GSP atau bea cukai yang rendah.

img-20210122-145755-600a8895d541df4d9a299913.jpg
img-20210122-145755-600a8895d541df4d9a299913.jpg
                     

Namun jika kita melihat dari keseluruhan penjelasan di atas layakkah Negara kita menyandang sebagai Negara Maju  
Atau semua itu hanya sebuah status baru yang merupakan bagian dari politik Amerika Serikat demi merebut hati Indonesia.
Semua kembali pada pandangan kita masing-masing, semoga Indonesia benar-benar mampu membuktikan tanpa harus terikat dengan status baru yang terus menjadi tanda tanya kita semua.

Referensi dikutip dari berbagai sumber
*Antara News*BPS*Kompas.com*Indonesia.baik.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun