Dan di Indonesia sendiri sejak masuknya
  Virus Corona atau wabah COVID-19.
  Menurut kepala BPS Suhariyanto sendiri
  Menyatakan bahwa di Indonesia tingkat
  Pengganguran mengalami lonjakan dari
  5.23% menjadi 7,07%. Hal tersebut karena
  Banyak sekali perusahaan yang mem PHK
  Karyawannya karena tidak sanggup
  Membayar upah disebabkan perusahaan
  Mereka ikut terdampak pandemik.
4. Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan
  Dan indikator ini juga merupakan pembeda
  Antara Negara Maju dan Negara
  Berkembang, jika di Negara Maju angka
  Kematian bayi dan Ibu Melahirkan sangat
  Rendah. Tapi di Indonesia sendiri
  Menurut Evaluasi Milenium Development
  Goals (MDGS) pada 2015, angka kematian
  Ibu di Indonesia cukup tinggi mencapai
  305 per 100.000 dari angka kelahiran
  Hidup.
5. Angka Melek Huruf
  Angka melek huruf juga merupakan suatu
  Indikator untuk melihat berapa banyak
  Jumlah penduduk yang sudah mampu
  Membaca dan menulis, dan di Indonesia
  Kini angka melek huruf mengalami
  Kenaikan setiap tahun nya hal itu berarti
  Angka buta huruf di Indonesia mengalami
  Penurunan. Dan berdasarkan survei Sosial
  Ekonomi Nasional ( SUSENAS) dan BPS
  Menyatakan sampai tahun 2020
  Hampir 98% Penduduk Indonesia sudah
  Melek huruf, karena pada tahun 2019 buta
  Aksara turun 0.15 menjadi 1,78%. Selain 5indikator diatas juga ada beberapa indikator lain nya yang dapat
Membedakan antara Negara Maju dan
Negara berkembang antara lain seperti
Tingkat pendidikan, usia harapan hidup,
Pengeluaran, dan kesehatan.
Tidak dipungkiri ada kebanggaan tersendiri
Saat Negara Indonesia tidak lagi yang menyandang sebagai Negara berkembang itu berarti negara kita secara ekonomi mampu bersaing dengan negara lain nya. Dan tentunya ini mampu memiliki dampak positif kedepannya. Meskipun ada dampak kerugian yang mungkin terjadi yaitu tidak diberikan nya lagi hak istimewa  pada Negara Maju yaitu GSP atau bea cukai yang rendah.
Namun jika kita melihat dari keseluruhan penjelasan di atas layakkah Negara kita menyandang sebagai Negara Maju Â
Atau semua itu hanya sebuah status baru yang merupakan bagian dari politik Amerika Serikat demi merebut hati Indonesia.
Semua kembali pada pandangan kita masing-masing, semoga Indonesia benar-benar mampu membuktikan tanpa harus terikat dengan status baru yang terus menjadi tanda tanya kita semua.
Referensi dikutip dari berbagai sumber
*Antara News*BPS*Kompas.com*Indonesia.baik.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H