SISTEM ISLAM DALAM MENGATUR PENDIDIKAN
Oleh :
Sri Daryani & Isyfan Rizqi Wahyunanda
Karakter generasi muda pada saat ini sangat mengkhawatirkan karena banyak ditemukan para generasi muda yang terjerat narkoba, bahaya narkoba bagi pecandu dan kalangan muda, para pelajar sangat banyak dan jika tidak segera dihentikan kebiasaan mengkonsumsi narkoba maka hal ini akan memperburuk derajat kesehatan penggunanya itu sendiri secara pelan pelan tapi pasti serta akan merusak masa depan kehidupan mereka. Banyaknya/tingginya pergaulan bebas dikalangan remaja, pergaulan bebas di kalangan generasi muda merupakan sebuah fenomena yang sangat mengkhawatirkan. Pergaulan bebas bisa diartikan sebagai perilaku yang tidak terkendali dalam bergaul dan berinteraksi dengan lawan jenis, tanpa memperhatikan norma-norma sosial dan moral yang berlaku. Rendahnya kualitas pendidikan Islam Masih banyaknya sekolah-sekolah yang belum mampu memberikan pendidikan Islam yang berkualitas, baik dari segi kurikulum, sarana dan prasarana, maupun tenaga pengajar.
Secara kultural, pendidikan pada umumnya berada dalam lingkup peran, fungsi dan tujuan yang tidak berbeda. Semuanya hidup dalam upaya yang bermaksud mengangkat dan menegakkan martabat manusia melalui transmisi yang dimilikinya, terutama dalam bentuk transfer of knowledge dan transfer of values. Secara etimologis pendidikan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab “Tarbiyah” dengan kata kerjanya “Robba” yang berarti mengasuh, mendidik, memelihara. Secara terminologis, Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya, pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan H.M. Arifin menyatakan, pendidikan secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan” kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan dengan menumbuhkan kemampuan dasar manusia (Sajadi, 2021).
Pendidikan pada umumnya berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain, menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Pendidikan adalah sebuah proses, sekaligus sistem yang bermuara pada pencapaian kualitas manusia tertentu yang dianggap dan diyakini sebagian kualitas yang idaman (desirable quality). Manusia sebagai hamba yang berperadaban tinggi, sudah barang tentu harus menjaga nilai-nilai dan karakteristiknya sebagai makhluk yang paling tinggi (the high quality) (Tapate, 2020).
Peran pendidikan Islam dalam membangun peradaban
Salah satu bukti tingginya Islam dalam menyikapi pendidikan. Ketika perang Badar, kaum muslim berhasil mengalahakan dengan telak kaum kafir dan banyak mendapatkan tawanana. Pada saat itu Rasulullah mengambil kebiakan untuk melepaskan tawanan dengan syarat setiap tawanan mengajarkan baca tulis 10 orang. Demikian juga pada saat Imar Bin Khaththab menjadi khalifah, beliau memberikan 15 dirham per bulan.kepada pengajar yang mengajar anak-anak. Pada masa Abbasiyah, yaitu al- Fathimiyyin mempunyai koleksi buku 1.600.000 judul buku, sementara pada saat yang sama gereja termegah dan terkaya di Inggris gereja Canterbury, hanya memiliki 1.800 judul buku (Iskandar, 2023).
Fakta sejarah menunjukkan umat Islam di masa lampau pernah menjadi penguasa sebagian besar wilayah di dunia, Islam tersebar dan semakin meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol di Barat dan melalui Persia sampai ke India Timur. Daerah–daerah tersebut tunduk kepada kekuasaan khalifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah, kemudian di Damsyik dan terakhir di Baghdad. Pada masa itu pula, ilmu pengetahuan di dunia Islam berkembang begitu pesat, tidak hanya ilmu–ilmu agama seperti fiqih, teologi dan tasawuf, akan tetapi ilmu pengetahuan umum dan kebudayaan Islam pun tidak mau ketinggalan. Kaum muslimin seolah–olah berlomba–lomba untuk menimba ilmu pengetahuan dan melakukan penelitian untuk menghasilkan penemuan –penemuan baru, pemerintahan pun juga memberikan apresiasi yang besar terhadap ilmu pengetahuan, para ilmuwan mendapat jaminan kesejahteraan, sehingga mereka mampu mencurahkan segala kemampuannya dalam menggali ilmu pengetahuan. Umat Islam pun menjadi imam dunia dalam berbagai bidang untuk beberapa kurun waktu lamanya (Tapate, 2020).
Sebagai sumber pendidikan, al-Qur’an memilik prinsip-prinsip yang menjadi acuan untuk menghasilkan teori dalam pendidikan. Prinsip tersebut adalah tauhid dan risalah ilahiyah. Prinsip tauhid menjadi landasan utama karena didalamnya memberikan pemahaman tentang keesaan Allah dan eksistensi manusia dengan perintah-Nya. Sedangkan risalah ilahiyah merupakan pesan-pesan Allah yang disampaikan kepada manusia melalui rasul mengandung unsur-unsur pendidikan. Teori-teori pendidikan dalam al-Qur’an dapat dipelajari melalui ayat-ayat al-Qur’an yang menjadi rujukan, dalam kandungan ayat al-Qur’an tersebut Allah swt telah memberikan panca indra sebagai modal utama.