Mohon tunggu...
Sri Budiarsih
Sri Budiarsih Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pascasarjana UPGRIS Semarang

Saya seorang mahasiswa Pascasarjana UPGRIS sekaligus sebagai guru SMP. Membaca dan traveling kuliner merupakan kesenanganku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Campur Kode Ceramah Gus Akim Suudi pada Peringatan Isra Mikraj di SMP N 6 Pekalongan 2024 (Kajian Sosiolinguistik)

10 November 2024   12:18 Diperbarui: 10 November 2024   12:23 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan salah-satu poin penting bagi manusia karena dari bahasa terbentuklah masyarakat bahasa. Masyarakat bahasa adalah keseluruhan penutur yang berbahasa Ibu yang sama dan memiliki sistem tertentu dalam perbedaan dialek dan sosiolek (Rokman dalam Purbadini Kurni, 2022:45). Perbedaan dialek dan sosiolek pada masyarakat bahasa disebabkan oleh adanya keberagaman suku dan kebudayaan di Indonesia sehingga masyarakat Indonesia membutuhkan bahasa persatuan yaitu bahasaa Indonesia dalam berkomunikasi.

Sebagian besar masyarakat Indonesia tergolong sebagai masyarakat dwibahasawan artinya, masyarakat yang berbicara menggunakan lebih dari satu bahasa untuk berkomunikasi. Masyarakat yang memiliki kemampuan menggunakan dua bahasa atau lebih dalam berkomunikasi disebut bilingual atau multilingual.

Menurut Malabar (2018: 23) bahwa masyarakat bilingual adalah penutur bahasa yang menguasai dua bahasa dalam berkomunikasi, sedangkan masyarakat multilingua l adalah penutur bahasa yang menguasai tiga bahasa atau lebih dalam berkomunikasi. Dengan kemajuan teknologi masyarakat tidak hanya menggunakan bahasa Ibu dan bahasa Nasional dalam berkomunikasi, tetapi terkadang menggunakan kata-kata bahasa asing seperti bahasa Inggris dalam komunikasinya sehingga menyebabkan masyarakat mencampurkan antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain dalam satu ujaran secara konsisten. Peristiwa pencampuran bahasa ini merupakan objek kajian Sosiolinguistik yaitu campur kode.

Menurut Suwito (dalam Pateda, 1999: 145) bahwa campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Peristiwa campur kode ini disebabkan oleh ketergantungan bahasa, ketergantungan ini ditandai denan keterkaitan antara peran dan fungsi bahasa. Peristiwa campur kode lebih sering terjadi dalam komunikasi lisan. Menurut Sadtono (2003: 7) bahwa komunikasi lisan adalah komunikasi yang membutuhkan alat bantu berupa alat ucap manusia. Salah satu bentuk komunikasi lisan adalah ceramah. Menurut Latif (dalam Indasari dkk, 2019: 3) bahwa ceramah adalah aktivitas yang dilakukan untuk mempengaruhi, mengajak, membimbing, dan mendorong manusia untuk berbuat baik, menjauhi segala larangannya, dan mengikuti perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Gus Akim Suudi merupakan salah satu Ustadz di Pekalongan yang terkenal dekat dengan masyarakat umum terutama anak muda. Setiap Ustadz memiliki ciri khasnya masing-masing dalam menyampaikan ceramah. Ceramah akan menjadi menarik dan dinikmati oleh pendengar apabila pendakwah memiliki kreativitas dalam menyampaikan ceramahnya.

Penceramah pada umumnya tidak hanya menggunakan bahasa Indonesia tetapi juga menggunakan bahasa Arab dalam menyampaikan hadis-hadis dan pesan dari ayat suci Al- Qur'an. Namun berbeda dengan Gus Akim Suudi, kata-kata bahasa Arab yang digunakan bukan hanya dari kutipan ayat Al-Qur'an, melainkan kata-kata bahasa Arab digunakan untuk mengungkapkan maksudnya. Selain bahasa Arab, Gus Akim Suudi juga menggunakan bahasa Inggris, itulah sebabnya Gus Akim Suudi sering mencampuradukkan bahasa seperti bahasa Inggris dengan bahasa Arab, bahasa Arab dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia, dan bahasa Daerah dengan bahasa Nasional. Peristiwa mencampurkan bahasa yang digunakan Gus Akim Suudi dalam menyampaikan ceramahnya disebut dengan peristiwa campur kode.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tergugah untuk meneliti dan menganalisis lebih lanjut penggunaan campur kode Gus Akim Suudi dalam menyampaikan ceramahnya. Dengan demikian, hasil penelitian dapat menggambarkan kondisi objektif penggunaan campur kode oleh Gus Akim Suudi dalam menyampaikan  ceramahnya.

PEMBAHASAN

Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu mendeskripsikan jenis dan wujud campur kode dalam ceramah Gus Akim Suudi. Rumusan masalah tersebut akan dibahas secara lebih rinci sebagai berikut.

A. Jenis-Jenis Campur kode

Ada tiga jenis campur kode yang terdapat dalam ceramah Gus Akim Suudi yaitu campur kode ke dalam, campur kode keluar, dan campur kode campuran. Sesuai dengan teori Suandi (dalam Mulyaningsi dkk, 2019:81) bahwa campur kode dibagi menjadi tiga golongan yaitu campur kode ke dalam (Inner code mixing), campur kode keluar (Outer code mixing) dan campur kode campuran (bybrid code maxing).

1.  Campur Kode ke Dalam

Campur kode ke dalam adalah campur kode yang bersumber dari pencampuran bahasa asli dengan beragam variasi bahasa atau bahasa yang masih dalam satu keturunan atau dengan bahasa lainnya, misalnya menyisipkan unsur-unsur bahasa nasional ke dalam bahasa daerah, atau menyisipkan unsur variasi bahasa daerahnya ke dalam bahasa daerah atau menyisipkan unsur-unsur dialek ke dalam bahasa nasionalnya (Pateda, 2001: 146). Berdasarkan penggunaan bahasa Gus Akim Suudi dalam ceramahnya, ada beberapa wujud data campur kode yang dikategorikan dalan jenis campur kode ke dalam sebagai berikut.

."....Isra Miraj, kenapa dikatakan peristiwa yang spektakuler luar biasa karena perjalanan Rosulullah  shallallahu alaihi wasallam menembus tiga dimesnsi sekaligus. Yang pertama dimensi semua orang bisa ke sana, asalkan ada syaratnya? Opo nyelengi alias nabung. Njih nopo mboten?....". (data 3)

Pada data 3 di atas, merupakan tuturan Gus Akim Suudi pada video ceramah peringatan Isra miraj di SMP N 6 Pekalongan. Campur kode ke dalam pada data di atas ditandai dengan penggunaan bahasa Indonesia ke bahasa jawa ngoko yaitu kata nyelengi artinya nabung dan kata  Njih nopo mboten. Penyisipan unsur kata tersebut diujarkan oleh Gus Akim Suudi secara spontan dan refleks. Sudah menjadi kebiasaan Gus Akim Suudi menyisipkan bahasa jawa dalam ceramahnya. Hal itu dikarenakan Gus Akim Suudi adalah orang Pekalongan asli  sehingga sudah menjadi kebiasaan B1 (bahasa daerah) terbawa-bawa dalam ceramahnya.

"....Nek ora nabung ora tekan kono, tetapi nek nabung bisa sampai  ke masjidil haram dan masjidil akso". (data 4)

Pada data (4) di atas merupakan tuturan Gus Akim Suudi pada ceramahnya. Pada data di atas termaksud campur kode ke dalam yang ditandai dengan penggunaan bahasa awa ngoko yaitu kata nek ora dan kata Ora tekan. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kata nek ora artinya ika tidak dan ora tekan artinya tidak sampai. Gus Akim Suudi menuturkan kata bahasa jawa Pekalongan tersebut secara spontan dan refleks dengan tujuan untuk menyelaraskan isi ceramah agar isi dan makna ceramah dapat tersampaikan kepada pendengar.

2. Campur kode ke luar

Campur kode keluar adalah pencampuran beberapa bahasa dalam berkomunikasi dengan menyisipkan unsur bahasa yang berbeda dengan bahasa dasarnya, atau penyisipan unsur bahasanya berupa bahasa asing yang sudah di Indonesiakan maupun yang masih dalam bentuk bahasa aslinya. Berikut uraian beberapa data wujud campur kode yang      dikategorikan dalam jenis campur kode ke luar sebagai berikut.

"...what I see I remember, what I do I understand apa itu artinya....".(data 2)

Pada data (1) di atas merupakan tuturan Gus Akim Suudi pada ceramahnya. Pada data di atas merupakan campur ke luar yang ditandai denggan penyisipan bahasa Inggris yaitu kalimat what I see I remember, what I do I understand artinya Apa yang saya dengar, saya lupa.  Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan saya paham.

  "... Ayo padha gelem ngaji, mergo ngaji ngatur jiwa lan ati, Shollallahu robbun ala nuril mubin Amadal Mushthofa sayyidil mursalin...." (data1)

Pada data (1) di atas, merupakan tuturan Gus Akim Suudi pada dakwahnya. Pada data di atas merupakan campur kode ke luar yang di tandai dengan penggunaan bahasa jawa dan bahasa Arab. Pertama ada kata bahasa jawa yaitu ayo padha gelem ngaji dalam bahasa jawa artinya Ayo semua mau mengaji.   Selanjutnya kalimat bahasa arab Shollallahu robbun ala nuril mubin, Amadal Mushthofa sayyidil mursalin  artinya semoga Allah melimpahkan rahmat kepada cahaya yang nyata, Muhamad yang terpilih sebagai rosul terakhir dan semoga tercurah kepada sahabatnya.

3. Campur Kode Campuran

Campur kode campuran adalah pencampuran unsur bahasa serapan secara bervariatif yang di dalamnya terdapat penyisipan jenis unsur bahasa asli atau bahasa sekerabat dan bahasa asing (Suandi dalam Mulyaningsi dkk, 2019). Gus Akim Suudi dalam ceramahnya mencampurkan unsur bahasa serumpun dan unsur bahasa yang tidak serumpun yaitu bahasa Jawa Pekalongan, bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Berikut beberapa data wujud campur kode yang dikategorikan dalam jenis campur kode campuran sebagai berikut.

"....What I hear i forget, what I see I remember, what I do I understand. Apa artinya mbuh aku wae ra ngerti. Jadi artinya apa yang saya dengar, saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya paham. Alhamdulillah. Kita dikumpulkan keluarga SMP N 6....". (data 2)

Pada data di atas merupakan campur kode campuran yang ditandai dengan penggunaan bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Jawa Pekalongan, dan bahasa Indonesia. Pertama, ada bahasa Inggris yaitu What I hear i forget, what I see I remember, what I do I understand bermakna apa yang saya dengar, saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya paham. Kemudian Bahasa Jawa Pekalongan yakni Mbuh aku wae ora ngerti bermakna entahlah, saya juga tidak tahu. Kemudian ada bahasa Arab yaitu kata Alhamdulillah artinya segala puji syukur bagi Allah.

"....Masya Allah, kompak. Ayo tepuk tangan. Padahal kompake kompak salah. (data 6)

Campur kode campuran pada data di atas ditandai dengan penggunaan  bahasa Arab dan bahasa Jawa Pekalongan.  Kata Masya Allah diucapkan oleh umat Islam ketika melihat sesuatu yang menakjubkan, seperti keindahan alam, kebesaran Allah, atau kejadian lain. Ungkapan ini juga digunakan untuk menunjukkan penghargaan atas sesuatu yang terjadi pada seseorang. Kata  bahasa Jawa yaitu kompake, yang bermakna serempak.

B. Wujud Campur Kode

Ada beberapa wujud campur kode yang sering muncul di dalam ceramah ustadz Handy Bonny. Beberapa wujud campur kode yang muncul dapat dibedakan berdasarkan unsur bahasa yang terlibat di dalamnya. Adapun unsur bahasa yang terlibat di dalamnya adalah (a) campur kode yang berwujud kata, (b) campur kode yang berwujud frasa, (c) campur kode yang berwujud imbuhan, (d) campur kode berwuju kata ulang, dan (e) campur kode yang berwujud klausa. Berikut ini akan diuraikan wujud-wujud campur kode tersebut.

1. Penyisipan Unsur-unsur yang Berwujud Kata

Kata adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem atau gabungan morfem. Berikut data yang menunjukkan peristiwa campur kode berwujud kata.

"....Walaupun yang dialami Rasullah tidak sama dengan kita. Selama perjalanan ditempuh dalam lail. Laila bukan semalam suntuk, semalam penuh, hanya sebagiian malam kecil ...". (data 5)

Campur kode berwujud kata pada data di atas ditandai dengan penggunaan bahasa arab yaitu kata lail artinya malam Gus Akim Suudi secara spontan dan refleks menuturkan kata bahasa arab tersebut karena Gus Akim Suudi tergolong sebagai orang multilingual karena beliau orang asli Pekalongan yang sebenarnya guru bahasa Inggris dan juga berprofesi sebagai ustad sehingga sudah menjadi kebiasaan menyisipkan unsur bahasa asing dalam ceramahnya.

"....Isra Miraj, kenapa dikatakan peristiwa yang spektakuler luar biasa karena perjalanan Rosulullah  shallallahu alaihi wasallam menembus tiga dimesnsi sekaligus. Yang pertama dimensi semua orang bisa ke sana, asalkan ada syaratnya? Opo nyelengi alias nabung. Njih nopo mboten?....". (data 3)

Campur kode berwujud kata pada data di atas ditandai dengan penggunaan kata bahasa Jawa yaitu Nyelengi  artinya nabung.

2. Penyisipan Unsur-unsur yang Berwujud Frasa

Frasa adalah satuan gramatikal terkecil yang terdiri atas satu kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Berikut data yang menunjukkan campur kode  yang berupa penyisipan unsur berwujud frasa.

"....Untung bapake sing jenenge Solihin....". (data 6)

Pada data di atas termaksud campur kode berwujud frasa yang ditandai dengan penggunaan bahasa Jawa yaitu Bapake sing jenenge artinya saudara Bapaknya yang bernama.

"....Gusti Allah undang-undang, ijik dolanan hp, hpne pateni...". (data 7)

Pada data di atas termaksud campur  kode berwujud frasa yaitu Ijik dolanan dan hpne pateni frasa ini dalam bahasa Jawa artinya masih bermain dan hpnya dimatikan. Gus Akim Suudi menuturkan frasa tersebut secara spontan dan refleks. Hal ini dikarenakan Gus Akim Suudi ingin memadupadankan antara isi dengan pesan yang ingin beliau tujukan untuk pendengar yang maih usia SMP.

3. Penyisipan Unsur-unsur yang Berwujud Imbuhan

Afiks atau imbuhan adalah bentuk terikat yang ditambahkan pada bentuk lain akan mengubah makna gramatikalnya. Berikut uraian bentuk penyisipan unsur berwujud imbuhan.

"....Ijik nonton tv, Gusti Allah undang-undang tvne dipateni....". (data 07)

Pada data (07) di atas merupakan tuturan Gus Akim Suudi  di atas terdapat campur  kode berwujud imbuhan bahasa Jawa yang ditandai dengan penggunaan unsur kata bahasa Jawa yaitu kata pateni. Kata pateni terdiri dari kata paten yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya mati dan ditambahkan akhiran unsur bahasa Jawa yang berupa akhiran --i yang berfungsi mengubah kata dasar menjadi kata kerja dengan makna menyuruh. Jadi maknanya menjadi menyuruh dimatikan.

"....Yang pertama dimensi semua orang bisa ke sana, asalkan ada syaratnya? Opo nyelengi alias nabung. Njih nopo mboten?....". (data 3)

Pada data di atas termaksud campur      kode berwujud imbuhan yaitu pada kata nyelengi.. Kata nyelengi berasal dari kata celengan yang merupakan tempat untuk menanbung. Nylengi dalam bahasa jawa artinya menabung sedikit demi sedikit.

4. Penyisipan Unsur-unsur yang Berwujud Kata Ulang

Campur kode berwujud imbuhan atau reduplikasi adalah hasil dan proses morfemis yang mengulangi bentuk kata dasar atau sebagian dari bentuk kata dasar. Bentuk campur kode berwujud perulangan kata yang ditemukan dalam ceramah Gus Akim Suudi termaksud dalam bentuk perulangan secara keseluruhan atau reduplikasih penuh dan perulangan kata morfologi atau reduplikasi berimbuhan.

"....ijik dolanan hp, gusti Allah undang-undang hpne pateni......"(data 08).

 Pada data (08) di atas merupakan tuturan Gus Akim Suudi pada dakwahnya. Pada data di atas termaksud campur  kode berwujud perulangan kata bahasa jawa yang ditandai dengan penggunaan kata undang-undang artinya Memanggil-manggil (maksudnya suara azan meamanggil-manggil. Sebenarnya dalam bahasa Indonesia ada istilah suara azan berkumandang, namun Gus Akim Suudi lebih memilih menggunakan bahasa Jawa. Hal ini dikarenakan oleh faktor kebiasaan Gus Akim Suudi menyisipkan bahasa Jawa  dalam ceramahnya.

5. Penyisipan Unsur-unsur yang Berwujud Klausa

Campur kode berwujud klausa merupakan penyisipan unsur bahasa asing atau bahasa serumpun yang menyisip dalam gabungan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat yang berpotensi menjadi kalimat. Berikut ini data penyisipan unsur berwujud klausa.

Mari kita dalam momen Isra miraj ini, hubungan kita kepada Allah semoga menjadi hubungan yang baik. Catatannya krungu suara azan jo mbad- mbud....". (data 09)

Pada data (9) di atas merupakan tuturan Gus Akim Suudi pada ceramahnya. Pada data di atas termaksud campur kode berwujud klausa bahasa  jawa yaitu krungu suara azan jo mbad- mbud artinya mendengar suara azan janfan bermalas-malasan. Klausa bahasa Jawa tersebut secara spontar dan refleks dituturkan oleh Gus Akim Suudi sebagai bentuk motivasi yang dia berikan kepada pendengarnya. Klausa bahasa Jawa tersebut sebenarnya ada padanannya dalam bahasa Indonesia, namun karna faktor kebiasaan menyisipkan bahasa Jawa dalam ceramahnya.

"....Assalamu 'alaina wa 'ala 'ibadillahis salihin, Semoga keselamatan untuk kami dan hamba-hamba Allah yang shaleh ...." (data 10)

Pada data (10) di atas merupakan tuturan Gus Akim Suudi pada ceramahnya yang terdapat campur kode berwujud klausa. Pada      data di atas ditandai dengan penggunaan klausa bahasa Arab yaitu Assalamu 'alaina wa 'ala 'ibadillahis salihin artinya Semoga keselamatan untuk kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh. Gus Akim Suudi memilih menggunakan klausa bahasa Jawa tersebut untuk menasihati supaya kita selalu menjadi hamba-hamba yang shaleh.

Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan beberapa jenis peristiwa campur kode dalam setiap ceramah Gus Akim Suudi, baik campur kode ke dalam, campur kode ke luar, dan campur kode campuran. Hal ini disebabkan karena Gus Akim Suudi tergolong sebagai masyarakat multilingual. Gus Akim Suudi jarang sekali bertutur menggunakan   satu bahasa dalam menyampaikan ceramah sehingga banyak data campur kode yang ditemukan dalam ceramahnya.

Data hasil penelitian ini didukung oleh teori campur kode yang dikemukakan oleh Kridalaksana (dalam Malabar, 2015:48) bahwa campur kode adalah penggunaan satuan bahasa dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain untuk memperluas gaya bahasa atau ragam bahasa termaksud di dalamnya pemakaian kata, klausa, indiom, sapaan dan sebagainya. Berikut uraian hasil penelitian:

Ada tiga jenis campur kode yaitu, campur kode ke dalam (Inner code mixing), campur kode keluar (Outer code mixing), dan campur kode campuran (bybrid code maxing), sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Suandi (dalam Mulyaningsi dkk, 2019). Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Suandi. Pada penelitian ini peneliti menemukan tiga jenis campur kode dalam ceramah Gus Akim Suudi, yaitu campur kode ke dalam, campur kode ke luar, dan campur kode campuran. Berikut peneliti akan menguraikan jenis-jenis campur kode dalam ceramah Gus Akim Suudi, sebagai berikut. Berdasarkan hasil penelitian dalam ceramah Gus Akim Suudi peneliti menemukan 6 data yang telah di klafikasikan berdasarkan jenis campur kode ke dalam 2 data, campur kode ke luar 2 data, dan campur kode campuran 2 data.

Berdasarkan hasil penelitian penelitian menemukan campur kode bahasa daerah maupun campur kode bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dalam ceramah Gus Akim Suudi yang berupa campur kode berwujud kata, frasa, imbuhan, kata ulang, dan klausa, yaitu (1) Campur kode berwujud kata dengan jumlah 8 data yang masing-masing berasal dari bahasa asing yaitu bahasa Inggris berjumlah 2 data dan bahasa Arab berjumlah 3 data. (2) Campur kode berwujud frasa 2 data masing-masing data berasal dari bahasa asing, yaitu gabungan antara bahasa Arab dan Bahasa Inggris berjumlah 2 data, dan bahasa Arab berjumlah 2 data. (3) Campur kode berwujud imbuhan berjumlah 2 data masing-masing data berasal dari bahasa Jawa (4) Campur kode berwujud kata ulang berjumlah 1 data yang masing-masing data berasal dari bahasa Jawa yang merupakan bentuk perulangan kata dasar. (5) Campur kode berwujud klausa berjumlah 2  data yang masing-masing data berasal dari bahasa Jawa dan bahasa Arab.

REFERENSI

Ahyar Juni. 2019. Alih Kode dan Campur Kode Bahasa Aceh Ragam Lisan Siswa.  Aceh: CV. Biena Edukasi.

Anindiyarini Atikah, Dkk. 2020. Analisis Alih Kode dan Campur Kode Pada Novel Negri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi. Jurnal Penelitian, bahasa, Sastra  Indonesia, dan Pengajaran. Vol. 2. No. 1. ISSN: 12302-6405

Aslinda, Leni Syafyahya. 2019. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT. Refika Chaer, Abdul. 2020. Sintaksis. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Chaer, Abdul. 2019. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Chaer abdul, Leone Agustina. 2019. Sosiolinguistik Perkenalan Awalan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Verhaar, J. W. M. 2008. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta. Gaja Mada University

Djafar Randy. Campur Kode Remaja Masjid di Desa Lupoyo Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Program Sarjana: Universitas Negeri Gorontalo

Handayani. 2019. Analaisis Campur Kode Dalam Ceramah Ustadz Jefri Al Buchori Berjudul "Remaja Gaul". Jurnal Surunai Bahasa Indonesia. Vol.15.No. 2. E-ISSN 2621-5616

Hasan, Mohammad. 2020. Metode Pengembangan Ilmu Dakwah. Surabaya:  Pena Salsabila

Hijrah. 2020. Reduplikasi Bahasa Lauje. Jurnal Bahasa dan Sastra. Vol 5. No. 2. ISSN 2302-2043.

Inderasari Elen, dkk. 2019. Penggunaan Bahasa Dakwa Ustadz Hanan Attaki        di Media Sosial Istagram. Jurnal Jalabahasa. Vol. 15. No. 1

Ismawati Esti. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Mahsun.     2005.    Metode   Penelitian   Bahasa:   Tahapan   Strategi,    Metode,   dan Tekniknya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Malabar, Syama. 2019. Sosiolinguistik. Gorontalo: Ideas Publishing

Marlin. 2018. Campur Kode Ceramah Ustad Maulana Dalam Acara Islam ituIndah di Trans TV. Jurnal bahasa dan Sastra. Vol. 3. No. 1. ISSN: 2302-2043

Mulyaningsi Indrya. 2019. Fenomena Alih Kode dan Campur Kode Dalam Angkutan  Umum (ELF) Jurusan Sindang Terminal Harjamukti Cirebon.Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vo.2. No. 2. ISSN: 2621- 0851

Ningsi Ayu Lia. 2020. Campur Kode Dalam Percakapan Pada Media Sosial WhatApp Oleh Remaja Pencinta K-Pop di Kota Gorontalo. Program Sarjana. Universitas Negeri Gorontalo

Pateda Mansoer. 2001. Sosiolinguistik. Gorontalo: Viladan

Rokman Fathur. 2022. Sosiolinguistik Suatu Pendekatan Pembelajaran Bahasa Dalam Masyarakat Multikultural.

Sadtono E. 2003. Setan dan Bahasa Pemahaman Lintas Budaya. Semarang:  Massco Media

Setiawati Dwi Rias. 2019. Variasi Bahasa Dalam Situasi Tidak Formal Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Tadulako. Jurnal Bahasa dan Sastra. Vol. 4. No. 1. ISSN 2302-2043

Setiadi Dwi. 2019. Campur Kode Dalam Lirik Lagu "Kis Band". Jurnal Ilmu Bahasa. Vol. 3. No. 1. E-ISSN 2443-0668

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,  Kualitatif, dan R dan D. Bandung: Cv. Alfabeta

Video Peringatan Isra Miraj di SMP N 6 Pekalongan, 28 Maret 2024.

Sri Budiarsih

Pascasarjana UPGRIS 2A SMT2

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun