"... Ayo padha gelem ngaji, mergo ngaji ngatur jiwa lan ati, Shollallahu robbun ala nuril mubin Amadal Mushthofa sayyidil mursalin...." (data1)
Pada data (1) di atas, merupakan tuturan Gus Akim Suudi pada dakwahnya. Pada data di atas merupakan campur kode ke luar yang di tandai dengan penggunaan bahasa jawa dan bahasa Arab. Pertama ada kata bahasa jawa yaitu ayo padha gelem ngaji dalam bahasa jawa artinya Ayo semua mau mengaji.  Selanjutnya kalimat bahasa arab Shollallahu robbun ala nuril mubin, Amadal Mushthofa sayyidil mursalin  artinya semoga Allah melimpahkan rahmat kepada cahaya yang nyata, Muhamad yang terpilih sebagai rosul terakhir dan semoga tercurah kepada sahabatnya.
3. Campur Kode Campuran
Campur kode campuran adalah pencampuran unsur bahasa serapan secara bervariatif yang di dalamnya terdapat penyisipan jenis unsur bahasa asli atau bahasa sekerabat dan bahasa asing (Suandi dalam Mulyaningsi dkk, 2019). Gus Akim Suudi dalam ceramahnya mencampurkan unsur bahasa serumpun dan unsur bahasa yang tidak serumpun yaitu bahasa Jawa Pekalongan, bahasa Inggris, dan bahasa Arab. Berikut beberapa data wujud campur kode yang dikategorikan dalam jenis campur kode campuran sebagai berikut.
"....What I hear i forget, what I see I remember, what I do I understand. Apa artinya mbuh aku wae ra ngerti. Jadi artinya apa yang saya dengar, saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya paham. Alhamdulillah. Kita dikumpulkan keluarga SMP N 6....". (data 2)
Pada data di atas merupakan campur kode campuran yang ditandai dengan penggunaan bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Jawa Pekalongan, dan bahasa Indonesia. Pertama, ada bahasa Inggris yaitu What I hear i forget, what I see I remember, what I do I understand bermakna apa yang saya dengar, saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya paham. Kemudian Bahasa Jawa Pekalongan yakni Mbuh aku wae ora ngerti bermakna entahlah, saya juga tidak tahu. Kemudian ada bahasa Arab yaitu kata Alhamdulillah artinya segala puji syukur bagi Allah.
"....Masya Allah, kompak. Ayo tepuk tangan. Padahal kompake kompak salah. (data 6)
Campur kode campuran pada data di atas ditandai dengan penggunaan  bahasa Arab dan bahasa Jawa Pekalongan.  Kata Masya Allah diucapkan oleh umat Islam ketika melihat sesuatu yang menakjubkan, seperti keindahan alam, kebesaran Allah, atau kejadian lain. Ungkapan ini juga digunakan untuk menunjukkan penghargaan atas sesuatu yang terjadi pada seseorang. Kata  bahasa Jawa yaitu kompake, yang bermakna serempak.
B. Wujud Campur Kode
Ada beberapa wujud campur kode yang sering muncul di dalam ceramah ustadz Handy Bonny. Beberapa wujud campur kode yang muncul dapat dibedakan berdasarkan unsur bahasa yang terlibat di dalamnya. Adapun unsur bahasa yang terlibat di dalamnya adalah (a) campur kode yang berwujud kata, (b) campur kode yang berwujud frasa, (c) campur kode yang berwujud imbuhan, (d) campur kode berwuju kata ulang, dan (e) campur kode yang berwujud klausa. Berikut ini akan diuraikan wujud-wujud campur kode tersebut.
1. Penyisipan Unsur-unsur yang Berwujud Kata