Fajar pagi menyingkap keheningan
Berlari gelap dari peraduan
Ku dengar riuhmu menanyakan
Sampai kapan gontai ini kau rasakan?
Aku berucap pada jingganya senja
Mendung berkelakar menunjukkan lakunya
Ramai derap-derap langkah kata
Mengumpat, mengumbar hinaan sesukanya.
Kau menyuruhku untuk berlakuÂ
Berisik menjawab cercaan pilu
Lalu aku pun berucap,
"Apa tidak malah tercipta pengap?"
Kemudian kau pun terdiam
Entah berpikir atau menyesalkan.
"Tak apa, aku sudah terbiasa."
jawabku seadanya.
Kau pun pergi meninggalkan sejuk pagi
Menggelegar ku dengar petirmu dari sini
Kau kumpulkan ribuan jejak-jejak tabu
Lalu kau semai benih memekar pilu.
Setelah lama terbelenggu
Aku pun beranjak tahu
Senyummu tak lebih dari pisau pengupas kalbu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H