Mohon tunggu...
Sri AgusYuliatiningsih
Sri AgusYuliatiningsih Mohon Tunggu... Guru - Penulis buku kumpulan puisi "AdA, Aku dan Aku"

Ibu rumah tangga sekaligus pendidik di Sekolah Dasar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dusta dalam Tirai

21 Maret 2022   09:07 Diperbarui: 21 Maret 2022   09:22 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fajar pagi menyingkap keheningan

Berlari gelap dari peraduan

Ku dengar riuhmu menanyakan

Sampai kapan gontai ini kau rasakan?

Aku berucap pada jingganya senja

Mendung berkelakar menunjukkan lakunya

Ramai derap-derap langkah kata

Mengumpat, mengumbar hinaan sesukanya.

Kau menyuruhku untuk berlaku 

Berisik menjawab cercaan pilu

Lalu aku pun berucap,

"Apa tidak malah tercipta pengap?"

Kemudian kau pun terdiam

Entah berpikir atau menyesalkan.

"Tak apa, aku sudah terbiasa."

jawabku seadanya.

Kau pun pergi meninggalkan sejuk pagi

Menggelegar ku dengar petirmu dari sini

Kau kumpulkan ribuan jejak-jejak tabu

Lalu kau semai benih memekar pilu.

Setelah lama terbelenggu

Aku pun beranjak tahu

Senyummu tak lebih dari pisau pengupas kalbu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun