Sumi menangis sesenggukan mendengar kata-kata Mak. Hatinya sudah bulat, dia tidak mau menikah dengan Mandor Sinyo dan memilih hidup dengan lelaki yatim piatu bernama Burhan.
"Baiklah Mak, aku pergi malam ini," Sumi berdiri dari kursi dan masuk ke dalam kamar. Tidak lama kemudian dia keluar membawa sebuah buntalan berisi baju.
"Jangan bawa barang yang pernah kubelikan untukmu," Mak meradang melihat kelakuan Sumi.
"Aku hanya membawa barang-barangku saja, aku pergi Mak," Sumi berlari menuju pintu dan hilang dalam kegelapan. Mak kaget luar biasa. Bibirnya kelu dan baru sadar saat Sumi sudah tidak ada lagi di hadapannya.
*
Kemarahan Mandor Sinyo tidak terbendung saat menahu Sumi telah melarikan diri.
"Kamu bodoh sekali, Markonah. Seharusnya kamu sampaikan kepadaku supaya aku menyuruh anak buahku menjaga calon istriku. Kamu menahu dia kemana?"
"Aku tidak paham dia pergi kemana."
"Sekarang kembalikan semua barang yang pernah kuberikan padamu. Anakmu ini perempuan paling bodoh di muka bumi. Masih banyak gadis lain yang mengantri dinikahi oleh Mandor Sinyo," lelaki itu mengentakkan kakinya dan segera meninggalkan ruang tamu Mak.
Di waktu yang sama, di rumah Burhan.
"Apakah kamu siap hidup menderita denganku? Lihatlah kondisi rumahku ini, tidak layak ditinggali oleh perempuan yang akan menjadi istriku," Burhan menunjukkan rumahnya yang kumuh dan berantakan.