Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers. Cerpen pertama Kartini Dari Negeri Kegelapan menjadi Juara III Lomba Menulis Cerpen (Defamedia, Mei 2023); Predikat Top 15 Stories (USK Press, Agustus 2023); Juara II Sayembara Cerpen Pulpen VI (September 2023); Juara II Lomba Menulis Cerpen Bullying (Vlinder Story, Juni 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Agustus 2024); Juara III Lomba Menulis Cerpen The Party's Not Over (Vlinder Story, Agustus 2024); Predikat 10 Top Cerpen Terbaik (Medium Kata, Oktober 2024). Novel yang telah dihasilkan: Baine (Hydra Publisher, Mei 2024) dan Yomesan (Vlinder Story, Oktober 2024). Instagram: @srifirnas; personal website https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki Antagonis Dari Kebun Aren

17 Januari 2025   23:28 Diperbarui: 18 Januari 2025   04:13 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pondok gula aren (Sri NurAminah, 2013)

"Bu... kenapa kolak ini banyak sekali ampasnya?" teriak Pak Martono saat menikmati suapan pertama dari semangkuk kolak pisang.

"Ampas bagaimana maksudmu Pak?"

Pak Martono memperlihatkan kumpulan serabut warna gelap berada di ujung sendoknya. Lelaki itu mencoba membersihkan sisa ampas yang tersangkut di sela giginya dengan memakai lidah dan meludahkannya ke lantai.

"Kolak ini tidak enak, gula arennya sangat pahit. Memangnya beli dimana gula aren ini?"

"Aku beli gula aren buatan Daeng Takko."

"Aneh sekali... kenapa gula aren Daeng Takko begini rasanya. Cuhhh..."

Pak Martono meninggalkan sisa kolak di dalam mangkuk. Rasa penasaran memaksa Bu Martono mencicip sedikit kuah kolak. Ternyata benar kata suaminya, kolak itu terasa pahit dan banyak ampas singgah di lidahnya. Perempuan itu kebingungan dan berjalan menuju ke dapur sambil mengangkat mangkuk berisi sisa kolak.

*

Ternyata bukan hanya Pak Martono yang komplain tentang kualitas gula aren milik Daeng Takko. Sebagian besar ibu-ibu lainnya juga mengalami hal serupa.

"Daeng Takko...assalamu alaikum," terdengar suara seorang perempuan dari arah pintu rumah. Naimah- istri Daeng Takko segera keluar dari dapur menuju ke sumber suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun