"Kau kenapa Indang? Sakit?" Tanta Sali bertanya cemas.
"Tadi dia makan apa di kebun kopi?" Tanta Sali bertanya pada Om Rundu yang cengengesan.
"Kami tadi temukan banyak tai luak, iya toh Indang?"
"... dan tai luak itu aku olah, jadinya ini..." Om Rundu memamerkan isi teko yang dibawanya. Ternyata benarlah cerita Indo'. Indang sudah melihat kesaktian luak mengubah biji kopi di kebunnya menjadi komoditi berharga mahal.
"Bagaimana dengan kebun kopi peninggalan Indo'? Apakah kau mau tetap mengelolanya? Jika tidak, kebun kopi itu dibiarkan sampai ada orang yang berminat membelinya. Butuh biaya besar meremajakan kebun kopi yang pohonnya kurang produktif," terdengar perlahan suara Tanta Sali.
"Aku mau memberdayakan para luak untuk meningkatkan kualitas kopi yang kuhasilkan," Indang mengangguk mantap (srn).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H