Mohon tunggu...
Sri NurAminah
Sri NurAminah Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

I am entomologist, I believe my fingers, https://www.aminahsrilink.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Inovasi Limbah Plastik untuk Koleksi Serangga

16 September 2024   16:13 Diperbarui: 21 September 2024   13:48 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yellow trap (Nur Ana Sari,2015)

Tanaman berumur pendek contohnya bayam dan kangkung adalah tanaman sayuran yang sangat populer, mudah diolah dan harganya sangat terjangkau. Jenis sayuran ini sangat gampang ditemukan di pasar tradisional dan swalayan.

Komponen penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan tanaman apapun jenisnya adalah keberadaan serangga hama dan perlu dilakukan pemantauan sebelum dilakukan pengendalian. Pentingnya pengetahuan masyarakat dalam mengenal jenis serangga hama perusak tanaman dapat membantu dilakukannya tindakan pengendalian secara efektif dan berkelanjutan.

Umumnya keberadaan serangga hama khususnya pada bayam dan kangkung sangat ditentukan oleh pola tanam petani dan migrasi serangga hama yang berasal dari lahan lain. Penanaman sayuran secara monokultur secara terus menerus berpotensi mengurangi keanekaragaman organisme dan memicu ledakan populasi serangga hama karena selalu tersedia banyak makanan.

Kondisi lingkungan tertentu mengubah proses fisiologis sayuran yang selanjutnya memengaruhi nutrisi tanaman yang diserap oleh serangga pemakan tumbuhan. Setiap jenis serangga mempunyai teknik pengendalian yang memerlukan penanganan khusus berdasarkan pola hidup dan perilakunya.

Salah satu teknik pengendalian serangga hama secara ramah lingkungan adalah pengendalian hayati dengan menggunakan musuh alami. Teknik pengendalian secara hayati meningkatkan kinerja musuh alami dan mengurangi penggunaan pestisida.

Pitfall trap (Muh. Rifat, 2022)
Pitfall trap (Muh. Rifat, 2022)

Keterkaitan limbah pastik sebagai alat monitoring keberadaan serangga di lahan pertanian telah lama dilakukan. Di dalam upaya monitoring komposisi serangga di suatu lahan pertanian umumnya memakai dua alat yaitu: pitfall trap (perangkap jebakan) dan yellow trap (perangkap kuning).

Kedua alat sederhana ini sangat lazim digunakan dan terbukti efektif dalam memantau populasi serangga di suatu lahan.

Selama ini perangkap jebakan atau pitfall trap menggunakan gelas plastik bekas air minum yang telah dicuci bersih dan bebas bebauan. Gelas plastik yang digunakan mempunyai diameter 5 cm dengan tinggi  9 cm.

Gelas itu diisi setengah dengan menggunakan air bersih bercampur formalin atau deterjen yang dapat terurai secara alami dengan perbandingan 2:1.

Di dalam menjalankan perannya memantau populasi serangga dan arthropoda khususnya yang bermukim di permukaan tanah dan tajuk tanaman, pitfall trap ditanam di tanah dengan bibir gelas sejajar dengan permukaan tanah. Pitfall trap ditanam di permukaan tanah kering selama 24 jam. Setelah 24 jam, sampel diambil dan diidentifikasi jenisnya di laboratorium dengan bantuan mikroskop dan literatur terkait.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun