Ikan salmon harus menempuh jarak sekitar 1.500 km menuju ke tempat tersebut. Perjalanan ini memerlukan energi yang sangat besar sehingga ikan salmon berpuasa supaya tetap dapat berenang dengan lincah.Â
Setelah melakukan perkawinan, ikan salmon akan mati dan dimangsa oleh beruang yang berada di sekitar sungai itu. Dapat dikatakan bahwa ikan yang berpuasa, maka perilaku makanan dan bentuknya tetap seperti sediakala.
Lain lubuk lain ikannya, begitupun dengan unta yang hidup di daerah padang pasir. Hewan eksotis ini mampu meminum air yang sangat banyak untuk disimpan sebagai cadangan di dalam punuknya. Selama melakukan perjalanan jauh, unta mampu tidak makan dan minum selama berhari-hari.Â
Saat unta tidak bertemu makanan dan minuman, cadangan lemaknya yang ditimbun di bawah punuk menjadi makanannya.Â
Lemak unta yang berada di bagian punuk tidak menyebabkan rasa panas, sangat bertentangan dengan lemak manusia yang berada di bawah kulit sehingga mudah sekali terasa panas. Selain diminum dalam keadaan segar, susu unta dapat dijadikan campuran makanan dan keju.Â
Pada zaman dahulu masih kurang wadah yang dihasilkan untuk menampung susu yang baru diperah. Hal ini menjadi indikasi harus ada unta yang dipotong dan diambil lambungnya untuk digunakan sebagai wadah terbaik dalam menyimpan susu.Â
Lambung yang menghasilkan enzim mengandung bakteri fermentasi menyebabkan susu yang disimpan di dalamnya bertransformasi menjadi bentuk padat yang dikenal dengan nama keju.
Tipe puasa hewan lainnya adalah metamorfosis, hal ini dijumpai pada kelompok serangga, contohnya kupu-kupu. Setelah menetas dari kepompong, fase ini dinamakan ulat yang mempunyai mandibel atau gigi tajam untuk mengoyak dan menghancurkan daun yang menjadi makanannya.Â
Ulat kupu-kupu sifatnya sangat rakus karena harus mengumpulkan nutrisi sebanyak-banyaknya untuk berubah menjadi kupu-kupu.Â
Serangga cantik berkaki enam yang berasal dari kelompok Lepidoptera (serangga bersayap sisik) ini berpuasa saat memasuki fase kepompong. Ulat membentuk kepompong menggantung di bagian daun atau ranting.Â
Pada masa in-aktif ini terjadi perubahan sangat besar untuk menetaskan seekor kupu-kupu. Sungguh luar biasa Allah Subhana Wa Ta'ala menciptakan ulat yang mampu mereduksi semua anggota tubuhnya mulai dari alat mulut, organ reproduksi dan pembentukan sayap. Alat mulut fase ulat berbeda dengan kupu-kupu sehingga makanannya juga berbeda.Â