"Ini bu lowongannya, sepertinya ini departmen nya ibu. Saya kan tau ibu kerjanya apa saja di pabrik bu" kata pak Amad menunjukkan iklan lowongan
Aku melongo "Orang ini kok bisa tau pekerjaan aku sampai detail, ya ampun ngurusin banget ya. Kocak" batinku kesel tapi agak geli juga
"Oh iya, ini perusahaan tempat aku bekerja. Emang yang mau kerja siapa pak" Aku masih berfikir mungkin yang mau masuk kerja keponakan atau ipar atau siapanya gitu
"Saya bu, kan saya sudah beberapa bulan nganggur. Ini lamarannya bu"
"Oh saya kira bapak masih kerja, maaf saya nggak peka" kataku sambil tertawa
Asli aku malah nggak tau kalau dia di PHK. Pak Amad ini dulunya kerja sebagai boss accounting di sebuah perusahaan frencaise besar yang terkenal di Jakarta. Dia sendiri sering menceritakan pada tetangga-tetangga sebagai decision maker, dan punya pengaruh besar di perusahaannya bekerja. Dan memang bapak satu anak ini kulihat emang sering banget kumpul-kumpul dan ngobrol di pos entah apa yang sering dibicarakan. Aku nggak terlalu peduli dan nggak pernah denger gosip apapun. Kalau suami lebih senang nonton TV di rumah dan sesekali keluar rumah kalau ada acara kamling atau pengajian. Itupun tidak rutin. Apalagi pas sudah kena PHK malah sangat sering di rumah. Alhamdulillah punya suami pengertian banget, pas kondisi seperti ini dia yang ngurusin anak dan rumah.
Tapi biarlah mungkin itu hobby nya kali ya, ngrumi (nyaingin emak-emak hahaha)
 "Baik pak, bsk pagi saya coba bicara dengan direksi ya pak. Semoga bisa masuk"
Dan diapun berpamitan pulang.
Keesokannya kami aktifitas sperti biasa, suami nganter anak sekolah yang masih TK dan aku mulai berangkat kerja. Tempat kerjaku saat ini ada deket banget sama rumah. Mungkin nggak sampai 2km. Sebuah perusahaan karpet yang baru saja dibangun dengan orientasi eksport. Dan kebetulan aku dari dulu memang sudah menguasai sistem pengiriman ke luar negri. Karena pabrik baru jadi masih serabutan semua harus dikerjain mulai dari dokumentasi eksport, stuffing di gudang, kontrol container ditambah perkerjaan warehouse dan GA juga. Mantap lah pokoknya. Setiap hari bisa pulang jam 12 malam atau jam 1 malam karena harus menunggu gudang tutup dan closing stock.
Aku mulai mengajukan lamaran pak Amad ke direksi operasional yang merupakan atasanku langsung dan jawabannya tidak. Pak Rendra tidak mau menerima kerja Pak Amad.