"Wah hebat sekali ya" kataku
Kulihat tangan mereka tidak pernah terlepas saling berpegangan satu sama lain seolah tak mau terpisahkan, mata mereka saling berpandangan dan mereka tampak sangat bahagia menikmati perjalanan naik kereta jarak jauh ini.
"Wis arep tekan Semarang, wis ndhang siap-siap" kata Pak Usman
Kereta sudah hampir sampai stasiun Semarang jadi bu Erna mau persiapan turun, sedangkan Pak Usman masih lanjut sampai Surabaya.
"Udah sana siap-siap ke pintu belakang, takutnya nanti suamimu nglihat aku. Jangan sampai ribut-ribut lagi rumah tanggamu gara-gara aku. Malu sudah tua" kata pak Usman ke bu Erna dengan nada agak pelan namun masih sangat-sangat jelas terdengar
Mataku terbelalak "Whaaattt"
"Oh my God, jadi apa yang kita lihat baik ternyata belum tentu seperti yang kita lihat. Ternyata mereka berdua selingkuhan. Oh nooo" batinku berteriak. "Kok bisa"
Pak Usman tetap duduk tenang di kursi sementara bu Erna sudah sangat gelisah tapi akhirnya jalan juga ke pintu belakang sendiri. Dan kereta berhenti. Pak Usman tidak lagi melihat keluar jendela, malah sibuk dengan HP nya. "Wah playboy kacangan" batinku
Langsung hilang rasa simpatiku pada pak Usman.
"Erna adalah pacarku dari SMA, dia dijodohkan dengan pilihan orang tuanya dan saya menikah dengan orang lain, namun kami masih tetap berhubungan meskipun kami mempunyai pasangan masing-masing. Bahkan saat istriku sudah meninggal setahun yang lalu saya juga masih menjalin hubungan dengan Erna sembunyi-sembunyi dari suaminya" pak Usman mulai bercerita tentang masa-masa bersama bu Erna
Aku diam saja. "Bejat keduanya" makiku dalam hati