Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Serunya Romantika Bertetangga

16 Oktober 2022   19:11 Diperbarui: 16 Oktober 2022   19:20 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang benar kalau ada kata pepatah saudara palng dekat adalah tetangga. Saya bersyukur masih tinggal di komplek perumahan yang tidak terlalu besar jadi masi kenal semua tetangga satu RT. Pasti banyak suka dukanya hidup bertetangga, tinggal bagaimana kita menyikapinya. 

Karena saya bekerja jadi bisa minta tolong sama tetangga kalau ada yang emergency. 

Ada pernah terjadi cerita tentang kesalah pahaman dengan tetangga beberapa puluh tahun yang lalu ketika umur kami masih muda. 

Baca juga: Duka

"Assalamualaikum bu" tetangga selang satu rumah dari saya datang berkunjung sendirian. 

"Ya pak bisa dibantu? "

"Ini bu, saya dapat info dari teman kalau pabrik tempat kerja ibu butuh staff export"

Baca juga: Hujan Oktober

Emang saya lagi butuh staff dan kulihat kasihan bapak ini istrinya nggak kerja dan sudah punya anak. 

"Dicoba usulin ke boss nya saja bu" Suamiku ikutan nimbrung

"Ya udah pak bsk jam 10 ke kantor ketemu saya bawa surat lamaran ya pak. Nanti kita ketemu dengan GM ku"

Baca juga: Memori Kereta Api

Pabrik ini tergolong baru dan saya lumayan punya posisi, lokasi dekat dengan rumah. Saya kadang jalan kaki ke kantor atau naik angkot. 

Pagi ini saya sudah ketemu GM dan sudah sampaikan niatku menolong tetangga biar masuk kerja di tempat saya kerja

"Kamu yakin Nisa? Feelingku dia nggak baik lho sama kamu" Kata pak Rendra

"Baik kok pak orangnya dan kasihan pak lagi nggak kerja" Kilahku

"Jangan hanya karena kasihan nanti dia bakal nyakitin kamu"

"Ah masak sih pak? "

"Ya lihat saja nanti. Aku nggak setuju dia jadi staff mu. '

" Waduh" Jiper deh aku jadinya

Jam 10 pak Amat datang 

"Saya sudah dapat kabar dari Nisa tentang kamu. Nanti saya kabari lagi ya diterima tidaknya"

"Baik pak. Saya sangat berharap pak" Kata pak Amat memelas. Dia sudah punya banyak pengalaman kerja juga. 

Wah pasti mentog ini sama GM ku. Karena niatku hanya ingin membantu dan suamiku juga sudah mendukung, maka aku langsung by pass ke Direktur kantor pusat di Surabaya

"Halo bu Risa apa kabar? Kapan ke Jakarta bu? Maaf bu saya ada kandidat untuk staff ku bu. Tetanggaku sendri. Mesakno bu gak kerjo wis duwe anak bojone nggih mboten nyambut damel (kasihan bu nggak kerja udah punya anak dan bininya juga nggak kerja)"

Luluh juga hati bu Risa

"Lusa saya ke jakarta trs ke pabrik bogor. Nanti atur ketemu aja biar cepet kerja. Meskano (kasihan) "

Minggu berikutnya pak Amat sudah mulai kerja. GM ku negor saya

"Kamu ya Nisa susah di bilangin, kamu langsung lompat ke bu Risa ya? Nanti kamu bakal tahu bagaimana hati tetanggamu itu jahat. Orang jahat masih kamu tolong"

"Maaf pak. Saya hanya kasihan saja pak"

"Ya sudah. Semoga kamu nggak di sakiti lagi"

Masih nggak paham ucapan GM saya ini. Ternyata info yang beredar bahwa pak Rendra "orang bisa" Can see the past and the future gitu. 

Seminggu berlalu baik-baik saja sampai suatu malam jam 21.00 ketika kami masih sibuk stuffing (loading) container tujuan Dubai belum kelar pak Amat mendekatiku

"Malam bu, anak-anak mau istirahat dulu bu. Orang bea cukainya juga mau makan dulu katanya bu"

Karena pabrik menggunakan fasilitas pengembalian pajak import maka harus ada orang bea cukai yg survey setiap export dan team kami harus mendampingi sampai selesai muat. 

"Ok baik pak'

Sebelum dia pergi " Bu maaf saya mau ngomong"

"Kenapa lagi pak? "

"Masalah pribadi bu"

"Kenapa pak, mau pulang atau ada masalah keluarga pak Amat?"

"Bukan bu. Mohon maaf sebelumnya. Selama ini saya memfitnah ibu"

"Maksudnya apa ya pak, saya nggak paham pak"

"Iya bu. Mohon maaf. Selama saya bertetangga dengan ibu saya agak sirik bu karena keuangan ibu kok cukup terus. Saya kira ibu jadi simpanan orang India bos-bos di sini, ternyata setelah saya kerja dengan ibu ternyata ibu pekerja keras dan dugaan saya salah bu. Maaf bu saya sudah sebar gosip ke semua tetangga kalau ibu nggak bener dan punya banyak selingkuhan. Karena kulihat hidup ibu enak"

Saya tertawa keras yang membuat pak Amat semakin merasa sangat bersalah. 

"Bu Nisa marah? "

Saya masih belum berhenti tertawa

"Ya nggak marah lah pak. Mana ada orang yang mau sama saya. Jelek begini. Sudah ah. Sana intruksi ke anak-anak istirahat setengah jam"

"Baik bu"

Saya termenung sejenak. Pak Rendra masih di lantai dua sampai jam 22.00

"Oh ternyata benar juga ya firasat pak Rendra. Sakit hati sih enggak. Cuma aneh aja. Saya tu kerja dari pagi jam setengah delapan. Pulang malam jarang komunikasi dengan tetangga kok ada yg tega ngomong gitu ya. Aneh dan lucu aja kurasa"

Selesai stuffing dan beresin dokumen jam 23.00, saat saya nunngu angkot pak Amat ngajakin bareng naik motor. Secara rumah kita berdekatan ya okelah. 

Sebulan berlalu. Hingga pada suatu hari saya bertemu isttinya saat di pasar

"Pagi bu"

Eh malah buang muka dan jalan buru-buru meninggalkan saya. 

"Oh mungkin dia nggak dengar"

Saya masih nggak punya pikiran negatif sama sekali. Saya lebih konsentrasi pada keluargaku sendiri serta pekerjaan. Lain-lain saya pikirkan yang positif saja. 

Pada suatu hari minggu anak pak Amat main ke rumah

"Anna, aku mau main dong"

"Oh masuk sayang, Anna ini ada temennya" Kusuruh anak pak Amat masuk dan manggil anakku. 

Saya menemani mereka main pasar-pasaran dan rumah-rumahan

"Tante, Ika mau cerita sama tante"

"Apa sayang, coba tante dengerin"

"Tante itu hebat lho"

"Semua ibu hebat lah sayang. Mamahnya Ika juga hebat" Jawabku

Anna anakku masih iris-iris masak-masakan nggak peduli pembicaraanku sama Ika

"Bukan begitu tante. Papah aku tiap hari cerita tentang hebatnya tante di kantor. Kerjanya bagus, cara memimpin bagus, semua keren kata papah aku. Sampai mamah aku marah-marah"

Agak kaget denger celoteh anak kls 1 SD yang begitu polos. Lha kasus ini mah. Pasti bininya salah paham. Terus baru nyadar ternyata beberapa kali ketemu bu Amat dan dia buang muka ini to masalah intinya. Hedewh. 

"Ooo gitu. Mamah kamu juga hebat lho sayang. Bisa masak, nemenin kamu sekolah, beres-beres rumah, pinter ngaji. Ya kan? Tante nggak bisa sehebat mamahmu sayang"

Paginya kupanggil pak Amat ke ruanganku

"Pagi bu, ada apa ya bu panggil saya? "

"Begini pak, tolong masalah kantor jangan di bawa pulang ya pak. Takut ada salah paham di dalam rumah tangga. Tolong di cerna sendiri ya pak. Kita sudah dewasa"

Saya nggak tau apa yg dijelaskan ke istri pak Amat, tapi sejak itu merrka menjadi berubah

Ternyata niat baik blm tentu diterima dengan baik ya. 

Hanya 9 bulan saya bekerja di pabrik itu dan pindah ke kerja ke group nya Indofood di Ciracas jakarta. 

Saya berusaha berbuat dan berperilaku baik pada semua tetangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun