"Baik bu"
Saya termenung sejenak. Pak Rendra masih di lantai dua sampai jam 22.00
"Oh ternyata benar juga ya firasat pak Rendra. Sakit hati sih enggak. Cuma aneh aja. Saya tu kerja dari pagi jam setengah delapan. Pulang malam jarang komunikasi dengan tetangga kok ada yg tega ngomong gitu ya. Aneh dan lucu aja kurasa"
Selesai stuffing dan beresin dokumen jam 23.00, saat saya nunngu angkot pak Amat ngajakin bareng naik motor. Secara rumah kita berdekatan ya okelah.Â
Sebulan berlalu. Hingga pada suatu hari saya bertemu isttinya saat di pasar
"Pagi bu"
Eh malah buang muka dan jalan buru-buru meninggalkan saya.Â
"Oh mungkin dia nggak dengar"
Saya masih nggak punya pikiran negatif sama sekali. Saya lebih konsentrasi pada keluargaku sendiri serta pekerjaan. Lain-lain saya pikirkan yang positif saja.Â
Pada suatu hari minggu anak pak Amat main ke rumah
"Anna, aku mau main dong"