Mohon tunggu...
Sri Rahayu
Sri Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai literasi

Seorang ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Hidupku di Jakarta

19 Agustus 2022   13:42 Diperbarui: 19 Agustus 2022   13:46 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya Sama-sama"

"O iya. Perlu kamu tahu juga ya. Mesti hati-hati sama orang yang baru kamu kenal, bicara seperlunya saja. Jangan terlalu baik, ini Jakarta buka Jawa ya. Kantor kita banyak tempat-tempat yang tidak aman, itu kamu juga mesti mengerti. Coba besok kamu ngobrol sama sopir-sopir kalau nggak percaya. Sekalian nanya tuh tempatnya mana saja yang kamu mesti hati-hati"

Perusahaan tempat aku kerja adalah exportir dan perdagangan serta menyewakan beberapa truck. Jadi banyak banget sopir-sopir yang mangkal di sekitaran kantor. Dan kamipun sering ngobrol seringnya sih membahas tentang pekerjaan. Belakangan baru aku mengerti motif ownernya, ternyata mengkaryakan warga sekitar yang rata-rata dalam tanda kutip menurut pendapat umum tidak baik. Hal ini untuk perlindungan kantor dan gudang kami. Tapi kalau mau jujur ya, yang dikata orang-orang kalau mereka tidak baik nyatanya mereka punya kebribadian baik juga lho. Bahkan sering membantu saya juga dalam hal-hal kemanan.

"Baik boss" jawabku seenaknya

"Dikasih tahu malah bercanda"

"Iya mas Dani, makasih banyak atas kebaikannya dan traktirannya"

Mas Dani menemaniku sampai aku naik angkot dan memastikan aku aman baru dia meninggalkan tempat tadi untuk balik ke kantor. Mas Dani tinggal di lantai 3 di kantor bersama seorang lagi yang bertugas sebagai keamanan. Mas Dani asli Pasar Baru dan orang tuanya masih tinggal di Pasar Baru. Mas Dani dipercaya pak Boss  untuk bertanggung jawab terhadap semua barang yang keluar masuk, stockis yang ada di gudang lantai 1 dan lantai 2. Sedangkan kantor nya ada di lantai 2.

"Mbak Nani pulangggg" dua gadis cilik yang montok berkulit putih langsung memelukku setelah seorang ART membukakan pintu gerbang.

"Halo cantik" sapaku riang

"Ayok masuk sayang"

"Mbak Nani mandi dulu ya. Bau angkot" kataku sambil melepaskan pelukan mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun