Mohon tunggu...
Satrya Renfaan
Satrya Renfaan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Suka Nge-game, Nulis, Baca, Ngayal, Naik Gunung, Travelling, Otomotif, Olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ikhlas

18 April 2018   22:05 Diperbarui: 18 April 2018   22:11 3138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Dulu aku yakin jodohku adalah dia.

Dia yang selalu tersimpan dalam relung hati.

Dia yang selalu aku puja sepenuh hati.

Selalu menjadi pemeran utama dongengku. Dia, hanya dia.

.

Dulu aku pikir jodohku akan serupa dongeng ciptaanku.

Memiliki alur indah dan berakhir bahagia tanpa liku.

Kini kusadari dongengku hanyalah cerita khayalanku.

Hanya semata ekspetasiku.

Bukan bagian dari sepanggal ketetapan Allah untukku.

Jodohku adalah cerminan diriku.

..

Ketika beranjak tua dalam keterlambatan.

Gunjingan mulut-mulut pedas menghakimi.

Menelanjangi, menciutkan hati.

Seperti kumbang yang datang menghampiri bunga ketika klimaksnya.

Seakan siang dan malam tak bertemu.

...

Kebanyakan orang tidak memahami, hanya berintuisi.

Berlomba ciptakan kriteria jodoh impian sesempurnanya.

Begitu sempurna hingga terlukis seperti Bidadari.

Hai sahabat.. Tidakkah kau lupa bercermin, menatap lekat wujud diri?

Hendaknya kau berintrospeksi dari pantulan cermin.

Pantaskah aku? Sepadankah usaha dan inginku?

....

Mungkin aku satu pendongeng terbaik.

Seperti einstein dalam studinya.

Nyatanya aku bukan terbaik.

Penuh kecacatan disekujur badan.

Mungkin aku terlalu naif.

Menjelajah, memburu kesempurnaan.

Dambakan Bidadari dongengku hijrah ke nyata.

.....

Sudah, sudah aku bercermin, menatap detil tiap pantulan.

Memahami artiku yang tergambar cermin.

Sudah, sudah aku berintrospeksi, meneliti tiap lekuk perangai.

Mendapati diriku dan hitamku.

......

Kini langkah demi langkahku terjejak dengan kerelaan.

Hatiku telah berbalut ikhlas dan tawakal.

Pertanyaan itu takkan lagi ciptakan ketakutan.

Kerelaan hati telah membuatnya terpental.

.......

Doaku kini untukmu wahai pemilih separuh tulang rusukku.

Semoga disegerakan pertemuan antara kita.

Mungkin aku bukan terindah, bukan yang terbaik dalam benakmu.

Tapi "Bismillah" akan selalu kupantaskan diri untuk bersanding denganmu.

Kau adalah bidadari tercantikku.

Dalam keindahan dunia dan akhirat.

Manokwari, 2 September 2016

Satrya Renfaan

(Saat mundur dan ikhlas adalah jalannya...)

#tawakkal #sabar #ikhlas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun