Pembinaan suara hati adalah niscaya agar seseorang dapat terjamin untuk senantiasa bertindak baik dan benar. Hal tersebut sejalan dengan martabat luhur manusia sebagai makhluk berakal budi, yang merupakan anugerah khas dari Pencipta. Pembinaan suara hati adalah tugas seumur hidup. Membentuk dan membina suara hati adalah kewajiban setiap orang. Â Praksis pembinaan suara hati dapat dilakukan dalam bentuk-bentuk berikut:
6.1 Pendidikan MoralÂ
Seorang anak lebih mudah menginternalisasi ajaran dan nilai-nilai moral yang diajarkan oleh orangtuanya dan gurunya. Orang yang sudah dewasa perlu menaruh perhatian pada ajaran moral yang diberikan Magisterium Gereja. Amatlah penting untuk membentuk suara hati selaras dengan ajaran Magisterium. Gereja memiliki kepenuhan kebenaran dan seorang akan berdosa dan menanggung risiko bila dia mengabaikan kebenaran.
6.2. Pengetahuan Kehidupan dan Ajaran Kristiani
Suara hati yang benar akan menata kriteria moralnya sesuai dengan warisan dan corak kehidupan moral Kristiani yang diterimanya melalui KS, Tradisi dan Magisterium. "Namun, kaum beriman Kristiani dalam membentuk suara hati mereka wajib mengindahkan dengan saksama ajaran Gereja yang suci dan pasti. Sebab atas kehendak Kristus, Gereja Katolik adalah Guru Kebenaran." Ajaran Gereja membantu orang beriman memahami pokok-pokok yang berhubungan dengan hidup berdasarkan iman. Suara hati perlu dididik dan dibina oleh ajaran Gereja (magisterium).
6.3. Doa dan Meditasi
Mengingat kebenaran-kebenaran moral Kristiani bersumber pada Yesus Kristus, makaupaya pencarian kebenaran moral tidak dapat mengabaikan relasi (komunikas) dengan Yesus Kristus melalui olah-rohani, seperti doa dan meditasi. Doa dan meditasi membantu suara hati untuk semakin peka dan berani dalam menegaskan pilihan yang tepat. Kebenaran keputusan suara hati akan teruji dalam praksishidup dan relasi, khususnya relasi dengan Allah dan sesama.
6.4. Latihan Pribadi (Pembiasaan)
Penting menaati suara hati untuk mengarahkan kebebasan kepada kebenaran dan kebaikan. Membiasakan diri mendengarkan suara hati akan membentuk diri manusia. Diri manusia terbentuk oleh kebiasaan untuk selalu memilih melakukan yang baik. Kebiasaan akan terbentuk jika terjadi internalisasi nilai-nilai moral.
6.5. Bimbingan Rohani
Suara hati dapat mengambil keputusan moral objektif jikalau seorang berdialog dengan orang lain, yang membantu dia mengatasi subjektivisme atau kecerobohan, serta keragu-raguan. Sebagaimana seorang murid akan maju dalam bidang pengetahuan dengan konsultasi serta pendampingan gurunya, demikian juga seseorang dapat mencapai keyakinan mantap serta kematangan dalam perilaku moral berkat peranan seorang pembimbing rohani.