Mohon tunggu...
leonardo sipayung
leonardo sipayung Mohon Tunggu... -

smile

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Seorang Sahabat

13 Maret 2012   06:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:08 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinar mata Tina tiba-tiba berubah yang tadinya bagaikan sinar bulan di malam hari, kini bagaikan sinar lilin yang menerangi Tina saat ia berdoa setiap hari, tak bisa menjawab pertanyaan Roni. Ia hanya bisa diam seribu bahasa, dan pergi berlari menuju taman sekolah, bertanya pada rumput-rumput yang masih basah karna embun dipagi hari.

INIKAH YANG NAMANYA CINTA?????

Roni datang menghampiri Tina, dan mencoba memulai pembicaraan, diawali dari masalah keluarga trus sampai ke pelajaran sekolah dan akhirnya berujung pada c.i.n.ta.

Tuk...tukk..tukkk...

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Tina, membuatnya berhenti melamun dari semua kenangan bersama Roni beberapa bulan yang lalu. Ia langsung menyimpan buku diary-nya, takut ketahuan ibunya lalu bergegas membuka pintu kamarnya, ternyata David kakaknya yang menyuruhnya untuk pergi ke Gereja.

Tina langsung mempersiapkan diri untuk pergi ke Gereja, karena memang ia gag pernah lupa untuk pergi ke Gereja pada hari minggu. Namun ketika di perjalanan menuju Gereja, ia masih trus ingat pada surat yang diberikan Roni padanya, surat yang berwarna pink kemerah-merahan dihiasi sebuah pita. Ia bingung bagaimana ia menanggapi surat tersebut. Walau rasa itu masih ada tapi ada seseorang yang membuat Tina tak seperti dulu lagi.

Adalah Tian teman sekolahnya dan juga temannya Roni, akhir-akhir ini dekat dengan Tina. Tina hanya bisa menjadi seorang saudagar yang berjalan menuju padang gurun, minta tolong pada siapa saja yang mau menolongnya dengan tulus. Bagaikan unta yang kehausan demikianlah jiwa Tina ketika menghadapi Tian. Tina tak mampu berkata-kata saat bersebrangan dengan Tian ketika menuju ke Gereja.

Saat liburan tiba adalah awal kedekatannya dengan Tian, berawal dari sebuah alunan lagu nan merdu dilantukan oleh Tian saat acara perpisahan untuk menyambut hari libur sampai pada akhirnya hati Tina ikut bernyanyi di hati Tian. Sebenarnya Tina tak mau lagi membuka hatinya untuk laki-laki lain selain Roni, namun seiring libur tlah tiba suasana hati Roni pun berubah yang dulunya perhatian sekarang malah cuek entah kenapa. Tina hanya berpikir bahwa mungkin ada seseorang yang lain saat Roni pulang ke kampung halamannya. Tina tak mampu mengelak lagi ketika Tian mencoba mendekatinya, mungkin sudah saatnya aku melupakan Roni, begitulah yang ada di benak Tina.

Sepulang dari Gereja, Tina langsung bergegas untuk kembali ke rumah. Ia berharap smoga doa yang tlah ia sampaikan tadi dapat dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Pengasih.

"Tina....ada telpon untukmu", teriak ibu dari dapur yang lagi menyiapkan hidangan makan siang untuk keluarga.

"Dari siapa Ma.....???", Tina menyahut Ibunya dan mulai beranjak dari kamarnya menuju dapur, ingin tahu siapa yang menelpon dirinya. Sebenarnya ia bertanya-tanya dalam hatinya, kok ada yang ingin ngomong samaku tapi telponnya sama ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun