Mohon tunggu...
Soufie Retorika
Soufie Retorika Mohon Tunggu... Penulis - Penyuka seni, budaya Lahat

Ibu rumah tangga, yang roastery coffee dan suka menulis feature, juga jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

HUT Lahat dan Kebangkitan Lahat

20 Mei 2021   20:25 Diperbarui: 20 Mei 2021   20:51 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Harapan pada HUT Lahat kali ini, semoga Lahat semakin maju dengan pendidikannya, olahraganya, wisatanya, budayanya, lingkunganya dan ekonomi kreatifnya," papar Andra.

Menurut Andra kendala masyarakat dari jasa tranportasi yang sangat terasa, misalnya tukang ojek turun pendapatan karena kurang jumlah penumpang, dan juga yang paling terasa jualan pedagang  kalangan (pasar mingguan dalam bahasa Lahat).

dokpri
dokpri
Hal tak jauh beda diungkap Rose Palaspa, pendidik yang juga merupakan pemilik Rose Adventure yakni penyedia fasilitas outdoor dan kegiatan wisata. Bahwa awalnya mereka kehilangan pelanggan yang menyewa tenda, perlengkapan outdoor naik gunung dan trekking. Namun lambat laun mulai ada yang menyewa peralatan mereka atau kegiatan wisata outdoor. "Memang betul jika cuaca terasa lebih panas saat ini, Bukit Besak terlihat lebih gersang, berbeda saat dulu kesana," tuturnya.

Namun menurut Rose bahwa kegiatan perekonomian terasa mulai bangkit. Meski kita tidak bisa berharap lonjakan peningkatan perdagangan yang ada. Sebagai pendidik yang kebanyakan mengajar daring atau online, Rose lebih memanfaatkan penggunaan gagdet selain untuk mengajar dimanfaatkannya untuk memaksimalkan kegiatan jualan online. Hal ini mungkin bisa menginspirasi masyarakat untuk mencontoh perilaku positif Rose dan keluarga dalam memanfaatkan waktu.

Hal menarik dari yang diungkapkan Rose jika kondisi pendidikan seperti ini secepatnya di buat sistem mengajar online dan kombinasi tatap muka yang efektif dan tetap menjaga keselamatan siswa. Walaupun pendidikan pun penting menurut Rose.

dokpri
dokpri
Seorang pelajar yang sempat dibincangi yang tetap bersemangat sekolah yakni Alfero (15) seorang pelajar yang Lulus SMP secara daring. Bahwa terasa belajar makin hancur, dulu biasa sibuk sekolah, sekarang harus sekolah online, materi kurang mereka pahami dan kebanyakan belajar mandiri. Mereka sangat membutuhkan bimbingan dari guru, sebab keterbatasan kemampuan orang tua dalam mengajar. "Ayah respon saat belajar, kadang terlibat mengajari sebatas kemampuannya," ungkap Alfero.

Saat ini yang mereka rasakan adalah kebosanan di rumah terus, lebih sering pegang handphone daripada belajar yang sesungguhnya. "Pengen sekolah seperti semula," harapan Alfero.

dokpri
dokpri
Di lain pertemuan penulis berjumpa langsung, Lena Ilyas yang merupakan Kepala UPTD PPA dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak  Lahat. Mengatakan bahwa karena jangkauan mereka tingkat kabupaten penanganan permasalahan perempuan dan anak masih kurang maksimal saat ini. Baru tahun 2021 ini di bentuk UPTD PPA, meliputi 24 kecamatan di Lahat.

"Padahal di tahun 2021 ini ada peningkatan selama setahun.  Tahun 2020 setahun sekitar dibawah 20 laporan tentang masalah perempuan dan anak yang harus diatasi. Saat ini dari Januari hingga Mei 2021 sudah ada 15 kasus yang masuk dan harus di mediasi," kata Lena.

Hanya saja pihak PPA tidak tahu signifikasi antara Covid 19 ini berpengaruh atau tidak. Dibenarkannya bahwa yang banyak berpengaruh faktor ekonomi di masyarakat pemicu terjadinya perselisihan keluarga dan kekerasan rumah tangga.  Harapan ke depan, masyarakat bisa lebih peduli pada perempuan dan anak. Supaya tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak diminimalisir. Melibatkan yg terkait, polisi, TNI, semua elemen masyarakat sebab kepedulian bersama dapat melindungi perempuan dan anak.

Sebagai perangkat Desa Lubuk Sepang, Lahat,  Agus Sriansyah juga prihatin melihat kondisi ekonomi masyarakat Lahat. Kebanyakan masyarakt petani di desanya ini sangat merasakan imbasnya dalam kurun setahun belakangan ini. Untungnya hasil panen padi, kopi dan komoditas karet yag menjadi unggulan masyarakat sendiri tidak turun. Harga beras tetap stabil antara Rp 9.500,- hingga Rp 11.000, komoditi kopi masih rendah tetap di harga Rp 17.000-18.000, sementara harga karet yang syukurnya meningkat dari Rp3.000 menjadi hingga Rp 7.000 - Rp 8.000. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun