Mohon tunggu...
Soufie Retorika
Soufie Retorika Mohon Tunggu... Penulis - Penyuka seni, budaya Lahat

Ibu rumah tangga, yang roastery coffee dan suka menulis feature, juga jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

HUT Lahat dan Kebangkitan Lahat

20 Mei 2021   20:25 Diperbarui: 20 Mei 2021   20:51 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pengubinan Panen di Desa Lubuk Sepang. Dok Agus Sriansyah

Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Lahat ke 152 Perayaan ke-23 jatuh pada tanggal 20 Mei bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-113. 

Dahulu saya ingat kemeriahan peringatan HUT Lahat gaungnya dimulai sejak awal bulan Mei, ada pasar malam, pameran, beserta aneka lomba yang di setiap lapangan besar gaungnya terasa. Namun berbeda sejak setahun lalu Pandemi Covid melanda negeri ini, terasa senyap, semua lini kehidupan terasa lumpuh dengan kondisi carut marut di setiap sudut.

Hal ini bukan kesalahan siapapun, tapi ini karena pembatasan yang terjadi setahun lebih membuat banyak kekacauan, tapi di balik itu semua segengam harapan selalu ada. Cita-cita dan mimpi serta terus berusaha tetap saja dilakukan semua orang.

Berikut secara random saya sekedar berbincang via sosial media dengan beberapa teman, sebagai perbincangan tentang harapan Lahat ke depan, untuk bersama maju, bangkit. Bukan semakin terpuruk. 

dokpri
dokpri
Mailan, pendidik yang berada di Kecamatan Merapi Barat, Lahat ini ketika dibincangi mengatakan bahwa berkaitan dengan  pandemi secara umum tidak begitu berpengaruh secara signifikan, masyarakat tetap melakukan berbagai aktifitas biasa dan sebagian besar sudah melaksanakan protokol kesehatan (Prokes) walaupun memang ada sebagian kecil tidak sepenuhnya melaksanakan prokes hal ini mungkin dikarenakan ketidaktahuan tentang pandemi covid 19.

"Lahat adalah kabupaten yang sudah cukup berumur di Sumatera Selatan (Sumsel) semoga lebih baik lagi ke depannya dan dapat menjadi contoh dan tauladan bagi kabupaten lain terutama pemimpinnya juga masyarakatnya," ungkapnya.

Dahulu Lahat  terkenal kesejukan udaranya dengan motto TAKWA saat ini entah kemana, namun tetap berharap semuanya akan kembali sedia kala dan sesuai dengan nasehat tetua  Lahat Dek tau ngiluk i dide merusak jadilah.

dokpri
dokpri
Sebagai bagian unsur pemerintahan dan gugus Covid, Ali Afandi yang merupakan Kepala BPBD Lahat menyatakan Lahat, selama pandemi tidak bisa lepas dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah budaya, pemahaman, yang akhirnya bermuara pada sikap menghadapi pandemi. Selain itu keterlibatan masyarakat serta satgas dalam menghadapi pandemi. Faktor internal ini saling melengkapi dalam memghadapi pandemi yang hasilnya bisa kita lihat saat ini.

faktor Eksternal adalah kondisi di luar yang berpengaruh diantaranya mobilisasi masyarakat, termasuk  banyak perusahaan, serta kondisi daerah sekitar luar kabupaten serta regulasi yang terus mengalami perubahan. Semua itu dapat terlewati meskipun dampak secara luas memang sulit untuk kita hindari. "Harapan ke depan pandemi ini bisa teratasi secara lokal regional dan nasional. Percuma lahat teratasi jika regional dan nasional tidak tuntas," ucapnya. Bahwa semangat dan kekompakan semua stake holder adalah kunci mengatasi pandemi ini.

Pasang surut kegiatan masyarakat selama kurun waktu satu tahun lebih ini yang paling berimbas adalah segi ekonomi, pendidikan dan penanggulangan masalah perempuan dan anak.

dokpri
dokpri
Menurut Ketua Banwaslu Lahat, Andra Juarsah bahwa selama Pandemi mengakibatkan segala aktifitas kegiatan pendidikan, keagaamaan dan kepemudaan terlihat sepi. Mungkin karena banyak dilakukan di rumah masing-masing. Kesadaran masyarakatan untuk disiplin mengikuti protokes masih kurang, alasan tuntunan ekonomi yg terkadang membuat masyarakat mengabaikan.

"Harapan pada HUT Lahat kali ini, semoga Lahat semakin maju dengan pendidikannya, olahraganya, wisatanya, budayanya, lingkunganya dan ekonomi kreatifnya," papar Andra.

Menurut Andra kendala masyarakat dari jasa tranportasi yang sangat terasa, misalnya tukang ojek turun pendapatan karena kurang jumlah penumpang, dan juga yang paling terasa jualan pedagang  kalangan (pasar mingguan dalam bahasa Lahat).

dokpri
dokpri
Hal tak jauh beda diungkap Rose Palaspa, pendidik yang juga merupakan pemilik Rose Adventure yakni penyedia fasilitas outdoor dan kegiatan wisata. Bahwa awalnya mereka kehilangan pelanggan yang menyewa tenda, perlengkapan outdoor naik gunung dan trekking. Namun lambat laun mulai ada yang menyewa peralatan mereka atau kegiatan wisata outdoor. "Memang betul jika cuaca terasa lebih panas saat ini, Bukit Besak terlihat lebih gersang, berbeda saat dulu kesana," tuturnya.

Namun menurut Rose bahwa kegiatan perekonomian terasa mulai bangkit. Meski kita tidak bisa berharap lonjakan peningkatan perdagangan yang ada. Sebagai pendidik yang kebanyakan mengajar daring atau online, Rose lebih memanfaatkan penggunaan gagdet selain untuk mengajar dimanfaatkannya untuk memaksimalkan kegiatan jualan online. Hal ini mungkin bisa menginspirasi masyarakat untuk mencontoh perilaku positif Rose dan keluarga dalam memanfaatkan waktu.

Hal menarik dari yang diungkapkan Rose jika kondisi pendidikan seperti ini secepatnya di buat sistem mengajar online dan kombinasi tatap muka yang efektif dan tetap menjaga keselamatan siswa. Walaupun pendidikan pun penting menurut Rose.

dokpri
dokpri
Seorang pelajar yang sempat dibincangi yang tetap bersemangat sekolah yakni Alfero (15) seorang pelajar yang Lulus SMP secara daring. Bahwa terasa belajar makin hancur, dulu biasa sibuk sekolah, sekarang harus sekolah online, materi kurang mereka pahami dan kebanyakan belajar mandiri. Mereka sangat membutuhkan bimbingan dari guru, sebab keterbatasan kemampuan orang tua dalam mengajar. "Ayah respon saat belajar, kadang terlibat mengajari sebatas kemampuannya," ungkap Alfero.

Saat ini yang mereka rasakan adalah kebosanan di rumah terus, lebih sering pegang handphone daripada belajar yang sesungguhnya. "Pengen sekolah seperti semula," harapan Alfero.

dokpri
dokpri
Di lain pertemuan penulis berjumpa langsung, Lena Ilyas yang merupakan Kepala UPTD PPA dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak  Lahat. Mengatakan bahwa karena jangkauan mereka tingkat kabupaten penanganan permasalahan perempuan dan anak masih kurang maksimal saat ini. Baru tahun 2021 ini di bentuk UPTD PPA, meliputi 24 kecamatan di Lahat.

"Padahal di tahun 2021 ini ada peningkatan selama setahun.  Tahun 2020 setahun sekitar dibawah 20 laporan tentang masalah perempuan dan anak yang harus diatasi. Saat ini dari Januari hingga Mei 2021 sudah ada 15 kasus yang masuk dan harus di mediasi," kata Lena.

Hanya saja pihak PPA tidak tahu signifikasi antara Covid 19 ini berpengaruh atau tidak. Dibenarkannya bahwa yang banyak berpengaruh faktor ekonomi di masyarakat pemicu terjadinya perselisihan keluarga dan kekerasan rumah tangga.  Harapan ke depan, masyarakat bisa lebih peduli pada perempuan dan anak. Supaya tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak diminimalisir. Melibatkan yg terkait, polisi, TNI, semua elemen masyarakat sebab kepedulian bersama dapat melindungi perempuan dan anak.

Sebagai perangkat Desa Lubuk Sepang, Lahat,  Agus Sriansyah juga prihatin melihat kondisi ekonomi masyarakat Lahat. Kebanyakan masyarakt petani di desanya ini sangat merasakan imbasnya dalam kurun setahun belakangan ini. Untungnya hasil panen padi, kopi dan komoditas karet yag menjadi unggulan masyarakat sendiri tidak turun. Harga beras tetap stabil antara Rp 9.500,- hingga Rp 11.000, komoditi kopi masih rendah tetap di harga Rp 17.000-18.000, sementara harga karet yang syukurnya meningkat dari Rp3.000 menjadi hingga Rp 7.000 - Rp 8.000. 

"Pasar Kalangan tetap dilakukan seminggu sekali dengan mengikuti protokol kesehatan, menjaga kebersihan lingkungan dan ketertiban sehingga kerumunan tidak terlalu banyak," Jelas Agus.

Namun yang mereka sangat heran dengan banyaknya pendataan yang dilakukan setiap instansi pemerintahan namun mereka sendiri tidak mendapatkan penjabaran dari pendataan masyarakat. "Yang katanya pendataan Misbar alias masyarakat miskin baru, hingga detik ini tak ada ealisasinya," katanya. 

Yang jelas Masyarakat Lahat, tetap bersemangat menyambut hari esok.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun