Ardi pun hanya terdiam. Dan kehidupan persahabatan mereka terancam bubar hanya karena masalah sepele tersebut.
Namun puncak dari film ini adalah ketika sepulang dari sekolah, saat mereka masih asyik saling usil satu sama lain, tak disangka Obet yang telah lepas dari penjara langsung mengeroyok mereka berempat bersama dengan anggota gengnya.
Perkelahian pun tak terhindarkan. Mereka berempat harus saling bahu membahu menumbangkan para preman yang sejatinya telah mengincar mereka.
Tetapi nasib naas menghampiri Apin. Apin tertikam pisau dari salah seorang preman. Nyawanya tak tertolong dan harus pamit lebih dulu dari film tersebut.
Emosi pun memuncak. Ardi, Nino dan Damar harus menelan pil pahit karena salah seorang sahabatnya harus meninggal dunia karena ulah obet.
Tak berselang lama, mereka bertiga pun tak kuat lagi menahan semua perasaan amarah  yang sudah memuncak. Damar yang memiliki perasaan marah paling besar pun maju duluan untuk menghakar Obet.
Dalam waktu yang sama, tak jauh dari situ, Nino dan Ardi yang memegang kayu balok juga menyusul tindakan Damar. Karena sudah tak tahan lagi dengan perasaan benci dan dendam kepada obet, senjata yang dikeluarkan oleh Damar pun menghabisi nyawa Obet.
Perkelahian usai, Damar di tahan di kantor polisi, sedangkan Ardi dan Nino harus puas kehilangan dua sahabatnya. Ini mungkin scene yang paling menyedihkan dan mengundang penonton untuk menitikkan air mata.
Persahabatan sejati dan rasa solidaritas yang tinggi dari mereka berempat merupakan pelajaran hidup yang bisa kita ambil. Jagalah hubungan persahabatan itu seperti memelihara permata. Karena sahabat adalah sosok yang paling dekat setelah ayah atau ibu.
Rasa solidaritas Ardi dan Nino pun masih hangat untuk Damar. Mereka selalu setia menunggu kapan Damar akan bebas dari penjara sehingga mereka bisa bercengkarama lagi bersama sama lalu berlari-lari mengitari rusun dan mengejar secerca harapan dari sang matahari senja.
Salam.