Mari kita mulai.
Alkisah pada suatu hari. Mereka berempat merupakan sahabat sejati. Saking sejatinya, setiap akan bermain, pulang sekolah atau apapun itu yang akan mereka lakukan, selalu mereka lalukan bersama.
Jika salah satu diantara mereka tak ada yang hadir. Pastilah yang tidak hadir itu disusuli kerumah. Hehe.
Namun ada kebiasaan unik dan lucu yang biasanya mereka sering lakukan. Nah scene ini adalah scene favorit saya dan mungkin kita semua yang sudah menontonnya.
Apa itu?
Mereka berempat sangat hobi dan senang mengejar cahaya matahari yang akan terbenam setiap sore. Saat mengejar matahari itu, mereka pasti berlomba-lomba siapa yang lebih dulu sampai diakhir finis.
Selalu ada senyum, tawa dan bahagia yang mereka keluarkan dari wajah masing-masing. Mungkin itulah alasan mengapa mereka selalu melupakan beban dan masalah ketika melakukan hal-hal kocak tersebut. Sungguh menyenangkan dan terpikirkan bagaimana rasanya mengejar matahari.
Namun dibalik rasa bahagia itu, sesungguhnya mereka berempat memiliki bayang-bayang hitam yang sangat menakutkan. Satu waktu, mereka melihat seseorang anak kecil dibunuh oleh seorang pria yang bernama Obet. Ketika melihat kejadian tersebut, mereka pun melaporkannya kepada polisi. Dan dari situlah awal mula konflik dalam film ini.
Benih-benih perpecahan dalam hubungan persahabatan mereka, sebenarnya dimulai dari Ardi dan Damar yang sama-sama menyukai seorang wanita berparas manis bernama Rara. Rara ini adalah sepupu dari Nino. Alhasil, Ardi dan Damar harus saling adu jotos karena terjebak dalam cinta yang sama.
Tak mau kejadian itu terjadi, Apin yang tadinya seorang Jenaka dan berhati lembut, mendadak menjadi kasar dan sangat marah kepada Ardi dan Damar.
Baik Nino maupun Apin, keduanya adalah penyeimbang dan mediator kepada Ardi dan Damar agar mau berdamai dan tidak lagi berkonflik demi seorang wanita.
"Persahabatan kita berempat jadi rusak, lu mau perbaiki?", kata Apin kepada Ardi yang kala itu habis beradu jotos dengan Damar dibawah air hujan yang turun sangat deras.