"Ada suara langkah-langkah kaki empat orang pemuda.
Berderap derap mengelilingi  gank
Tak tahu akan kemana
Padahal mereka hanya berputar ditempat yang sama
Mereka percaya bahwa air mata
Mengalir disela-sela tawa
Dan selamanya akan bersama
Mengejar matahari"
Saya yakin banyak diantara pembaca yang sudah menyaksikan film Mengejar Matahari. Yah film ini memang terbilang lawas. Namun siapa sangka, pesan-pesan sosial dalam film ini yang berupa persahabatan, solidaritas dan kesetiakawanan tetap masih relevan dengan nilai kehidupan kita sehari-hari.
Saya menonton film ini ketika masih duduk dibangku sekolah dasar. Filmnya bagus dan menarik. Juga sedikit banyak menggunakan latar dan cerita yang sehari-harinya biasa kita hadapi. Itulah mengapa saya betah menonton film ini berulang-ulang.
Saya akan sedikit membuka kembali memoar dari film ini. Mana tahu, setelah membaca artikel ini, kamu tergesa-gesa untuk menontonnya lagi. Semoga yah.
Dalam film yang dibintangi oleh Wingky Wiryawan sebagai Ardi, Fedi Nuril sebagai Nino,  Udjo Project Pop sebagai Apin, dan Fauzi Baadilla  sebagai  Damar mengisahkan tentang persahabatan empat orang manusia sejak kecil.
Walaupun mereka hidup ditempat dan lokasi yang sama, yaitu sebuah rumah susun yang pengap dan padat penduduk, namun latar belakang keluarga mereka berbeda-beda satu sama lain.
Nino anak orang kaya. Sifatnya sangat pendiam, pemalu dan juga hemat bicara. Sedangkan Damar adalah anak yang kasar. Itu terbukti dari hobinya yang sering berkelahi. Selain itu Damar adalah anak dari keluarga broken home dan harus tinggal berdua dengan ibunya. Mungkin inilah alasan mengapa ia menjadi liar dan sulit untuk diatur.
Lain Nino, lain pula Ardi. Ardi ini ayahnya seorang oensiunan polisi. Sebagai anak seorang polisi Ardi kerap kali merasa tertekan dengan sikap ayahnya tersebut. Dan diantara mereka bertiga, karajter yang paling kusukai adalah Apin. Apin memiliki mimpi ingin menkadi seorang sutradara dan  ia ini orangnya sangat jenaka. Alhasil dialah yang sering membuat keriuhan hubungan mereka semua.
Lalu dimana letak Solidaritas dalam film ini?
Mari kita mulai.
Alkisah pada suatu hari. Mereka berempat merupakan sahabat sejati. Saking sejatinya, setiap akan bermain, pulang sekolah atau apapun itu yang akan mereka lakukan, selalu mereka lalukan bersama.
Jika salah satu diantara mereka tak ada yang hadir. Pastilah yang tidak hadir itu disusuli kerumah. Hehe.
Namun ada kebiasaan unik dan lucu yang biasanya mereka sering lakukan. Nah scene ini adalah scene favorit saya dan mungkin kita semua yang sudah menontonnya.
Apa itu?
Mereka berempat sangat hobi dan senang mengejar cahaya matahari yang akan terbenam setiap sore. Saat mengejar matahari itu, mereka pasti berlomba-lomba siapa yang lebih dulu sampai diakhir finis.
Selalu ada senyum, tawa dan bahagia yang mereka keluarkan dari wajah masing-masing. Mungkin itulah alasan mengapa mereka selalu melupakan beban dan masalah ketika melakukan hal-hal kocak tersebut. Sungguh menyenangkan dan terpikirkan bagaimana rasanya mengejar matahari.
Namun dibalik rasa bahagia itu, sesungguhnya mereka berempat memiliki bayang-bayang hitam yang sangat menakutkan. Satu waktu, mereka melihat seseorang anak kecil dibunuh oleh seorang pria yang bernama Obet. Ketika melihat kejadian tersebut, mereka pun melaporkannya kepada polisi. Dan dari situlah awal mula konflik dalam film ini.
Benih-benih perpecahan dalam hubungan persahabatan mereka, sebenarnya dimulai dari Ardi dan Damar yang sama-sama menyukai seorang wanita berparas manis bernama Rara. Rara ini adalah sepupu dari Nino. Alhasil, Ardi dan Damar harus saling adu jotos karena terjebak dalam cinta yang sama.
Tak mau kejadian itu terjadi, Apin yang tadinya seorang Jenaka dan berhati lembut, mendadak menjadi kasar dan sangat marah kepada Ardi dan Damar.
Baik Nino maupun Apin, keduanya adalah penyeimbang dan mediator kepada Ardi dan Damar agar mau berdamai dan tidak lagi berkonflik demi seorang wanita.
"Persahabatan kita berempat jadi rusak, lu mau perbaiki?", kata Apin kepada Ardi yang kala itu habis beradu jotos dengan Damar dibawah air hujan yang turun sangat deras.
Ardi pun hanya terdiam. Dan kehidupan persahabatan mereka terancam bubar hanya karena masalah sepele tersebut.
Namun puncak dari film ini adalah ketika sepulang dari sekolah, saat mereka masih asyik saling usil satu sama lain, tak disangka Obet yang telah lepas dari penjara langsung mengeroyok mereka berempat bersama dengan anggota gengnya.
Perkelahian pun tak terhindarkan. Mereka berempat harus saling bahu membahu menumbangkan para preman yang sejatinya telah mengincar mereka.
Tetapi nasib naas menghampiri Apin. Apin tertikam pisau dari salah seorang preman. Nyawanya tak tertolong dan harus pamit lebih dulu dari film tersebut.
Emosi pun memuncak. Ardi, Nino dan Damar harus menelan pil pahit karena salah seorang sahabatnya harus meninggal dunia karena ulah obet.
Tak berselang lama, mereka bertiga pun tak kuat lagi menahan semua perasaan amarah  yang sudah memuncak. Damar yang memiliki perasaan marah paling besar pun maju duluan untuk menghakar Obet.
Dalam waktu yang sama, tak jauh dari situ, Nino dan Ardi yang memegang kayu balok juga menyusul tindakan Damar. Karena sudah tak tahan lagi dengan perasaan benci dan dendam kepada obet, senjata yang dikeluarkan oleh Damar pun menghabisi nyawa Obet.
Perkelahian usai, Damar di tahan di kantor polisi, sedangkan Ardi dan Nino harus puas kehilangan dua sahabatnya. Ini mungkin scene yang paling menyedihkan dan mengundang penonton untuk menitikkan air mata.
Persahabatan sejati dan rasa solidaritas yang tinggi dari mereka berempat merupakan pelajaran hidup yang bisa kita ambil. Jagalah hubungan persahabatan itu seperti memelihara permata. Karena sahabat adalah sosok yang paling dekat setelah ayah atau ibu.
Rasa solidaritas Ardi dan Nino pun masih hangat untuk Damar. Mereka selalu setia menunggu kapan Damar akan bebas dari penjara sehingga mereka bisa bercengkarama lagi bersama sama lalu berlari-lari mengitari rusun dan mengejar secerca harapan dari sang matahari senja.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H