Mohon tunggu...
Fergusoo
Fergusoo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Spe Salvi Facti Sumus

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Manila Lockdown, Indonesia Kapan?

15 Maret 2020   18:14 Diperbarui: 15 Maret 2020   18:18 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari tanah air, jumlah kasus corona sendiri mengalami trend yang meningkat. Mulai dari Menteri Perhubungan hingga ke rakyat biasa. Semua disapu rata mengidap corona. Saat ini pasien positif corona di Indonesia berjumlah total 117 orang. Angka tersebut muncul setelah pada Minggu (15/3), pemerintah mendapati 21 kasus baru. Sebelumnya, jumlah pasien positif corona hingga Sabtu (14/3) berjumlah 96 (cnnindonesia.com).

Mengapa kasus ini semakin hari semakin bertambah?

Berkaca dari keadaan yang sekarang, mulai dari fase pencegahan hingga ke penanganan korban yang dinyatakan positif, pemerintah sebenarnya telah gagap dan lambat. Hal ini nyata terlihat dari komunikasi dan koordinasi yang tidak padu dan satu arah. Akhirnya semua bekerja tanpa satu instruksi dan kendali.

Tak mau ini terus berlanjut, pemerintah kemudian meramu kembali kebijakan satu pintunya untuk mengendalikan pandemi covid-19 apalagi setelah ada tekanan dan surat dari WHO untuk Indonesia.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta misalnya, resmi meliburkan sekolah selama dua minggu dan menunda UAS serta UN. Hal ini terkait dampak corona yang mana warga DKI Jakarta adalah penyumbang terbesarnya. Kemudian disusul oleh provinsi lain seperti di Jawa Tengah juga memberlakukan libur sekolah.

Penetapan Status wabah covid-19 sebagai Bencana Nasional juga semakin menambah tekanan sosial dari efek wabah ini. Hal ini diperparah dengan kebijakan pemerintah yang merahasiakan identitas riwayat korban. Lalu apakah kita perlu melakukan lockdown seperti Manila atau Italia dengan jumlah kasus yang semakin hari semakin bertambah?

Mengisolasi suatu daerah atau yang dikenal dengan istilah lockdown memang terbukti ampuh dan manjur untuk mengurangi peta sebaran virus corona yang sudah terlanjur berada dimana-mana.

Kita bisa bercermin dari negara yang sudah berhasil menerapkannya. Inisiasi tersebut juga didukung oleh Mantan Wakil Presiden Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla.

Mengutip laman kompas.com, "Salah satunya itu (lockdown). China berhasil memperlambat meski tidak mencegah 100 persen, karena lockdown itu," ujar Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Selanjutnya jika melansir laman Tirto.id, Semenjak memberlakukan lockdown, kasus baru covid-19 berangsur-angsur menurun. Data Komisi Kesehatan Nasional Cina menunjukan jumlah kasus baru covid-19 di Cina daratan terus menurun pada Senin (9/3/2020), yakni 19 kasus dari 40 kasus.

Pendapat berbeda datang dari Dokter Panji Hadisoemarto, M.P.H, lulusan Harvard T.H.Chan School of Public Health dan Dosen Departemen Kesehatan Publik dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun