Mohon tunggu...
Sony Hartono
Sony Hartono Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pria Yang Hobi Menulis

Kutulis apa yang membuncah di pikiranku

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Andaikan di Indonesia Tidak Ada Lagi Uang Kertas

22 Oktober 2018   22:10 Diperbarui: 22 Oktober 2018   22:30 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kompas.com

Jika era cashless benar-benar semakin booming, bisa dipastikan mesin ATM yang ada sekarang ini menjadi mesin usang. Lha wong sekarang ini beberapa bank yang gencar mempromosikan produk digital banking-nya saja tidak lagi berinvestasi dengan menyediakan ATM, tetapi hebatnya kita bisa menggunakan ATM bank lain dengan gratis.

Lha daripada mereka investasi banyak terhadap mesin ATM, lebih baik mereka bekerja sama dengan perbankan lain ataupun semacam penyedia jasa jaringan ATM seperti halnya ATM Bersama, ATM Prima, Alto, ataupun Link.

Tentu lebih efisien, sehingga bisa menggratiskan layanan transfer ataupun tarik tunai di ATM manapun, dan itu menjadi competitive advantage yang luar biasa bagi mereka. Mereka mungkin juga sudah memperkirakan kalau ATM sebentar lagi akan menjadi onggokan mesin usang kalau transaksi non tunai semakin merajalela.

Bagaimana dengan tahun 2018 ini?

Penetrasi uang elektronik di berbagai sendi perekonomian sudah semakin luas. Apalagi dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 awal Mei lalu yang semakin memperkuat posisi dan legalitas uang elektronik.

Saat ini berbagai jenis uang elektronik berkembang di tengah-tengah kita ada Tcash, GoPay, OVO, XL Tunai, Paypro, Doku, Paytren sampai dengan platform uang elektronik berbasis kartu RFID yang dikeluarkan perbankan nasional seperti Bank Mandiri dengan eMoney, BCA dengan Flazz, BRI dengan Brizzi, ataupun BNI dengan TapCash-nya.

Tak kalah dengan perbankan, marketplace online raksasa juga berlomba-lomba mengeluarkan uang elektroniknya, Tokopedia dengan Tokocash, Bukalapak dengan Bukadompet, dan Shopee dengan Shopeepay-nya. Masing-masing gencar mengeluarkan promo agar masyarakat menggunakan uang elektroniknya.

Coba kita lihat bagaimana Gojek yang semula merupakan perusahaan jasa transportasi bermetamorfosa menjadi perusahaan dengan berbagai macam produk jasa yang didukung dengan GoPay-nya yang bisa digunakan untuk berbagai transaksi, bahkan sekarang banyak warteg di Jakarta bisa dibayar pakai GoPay, tinggal pindai stiker/gambar QR Code GoPay yang ditempel di warteg, masukkan nominal yang akan dibayar, masukkan PIN, beres dah urusan perut.

Bahkan di beberapa merchant modern yang sudah punya EDC yang bisa menampilkan struk tagihan berupa QR Code GoPay, tinggal kita pindai, masukkan PIN, done! Tidak perlu memasukkan nominal yang harus kita bayar.

Orang zaman now seringkali ketinggalan dompet, tapi jarang sekali ketinggalan handphone-nya. Dengan berbagai platform uang elektronik yang dapat dengan mudah diinstal di HP, jadilah HP sebagai dompet digital.

Kita tidak perlu repot-repot bawa banyak uang kertas, dan si penjual pun tidak perlu repot-repot cari uang kembalian. Sampai satu rupiah pun bisa dibayar dengan tepat, tidak perlu permen lagi sebagai kembalian ataupun dengan dalih disumbangkan dalam program sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun