3. Terlalu Sering Membuang Peluang Emas
Mengutip data statistik dari livescore.com, peluang emas Indonesia yang lahir dari shots on target dan shots off target hingga laga terakhir melawan Vietnam di semifinal leg kedua mencapai 56 peluang. Dari 56 peluang tersebut hanya ada 12 gol yang tercipta ke gawang lawan. Itu artinya rasio gol Indonesia hanya mencapai 21 %. Ini sangat rendah sekali.
Rendahnya akurasi pemain dalam menyelesaikan peluang, membuat kita seringkali gemes dan gregetan melihat buruknya penyelesaian akhir Timnas Indonesia.
Andai penyelesaian akhir dari Dendy Sulistyawan, Witan Sulaeman, Egy Maulana Vikri, Fachruddin Aryanto, Hansamu Yama, Marselino Ferdinan dan Yakob Sayuri tidak seburuk ini, mungkin saat ini dua kaki Skuad Garuda telah berpijak di partai final Piala AFF 2022.
Ini jadi PR Coach STY, andai masih melatih Timnas Indonesia. Penyelesain akhir harus segera diperbaiki saat bertempur di Piala Asia U-19, Sea Games 2023, Piala Dunia U-20 dan Piala Asia 2023.
Siapapun pelatih Timnas Indonesia nantinya, pelatih harus bisa mencari pemain yang bisa mengoper bola, tidak suka menngocek bola terlalu dan bisa mencetak gol tanpa harus membuang-buang peluang emas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H