Tak terasa gelaran Piala Dunia 2022 Qatar tinggal 9 hari lagi, tepat pada tanggal 20 November 2022, laga antara tim tuan rumah Qatar melawan Ekuador, menjadi partai pembuka sebagai penanda bahwa 32 Negara telah bersiap untuk memperebutkan trofi Piala Dunia, yang pada edisi sebelumnya di Piala Dunia 2018 Rusia, Timnas Prancis keluar sebagai juaranya.
Tapi, tahukah anda? Bahwa perhelatan Piala Dunia 2022 Qatar, menyisakan sebuah kejanggalan, dimana sejak penulis mengikuti perjalanan Piala Dunia mulai tahun 1994-2018, Piala Dunia tidak pernah dilaksanakan pada bulan November-Desember.
Biasanya perhelatan akbar Piala Dunia, dilaksanakan pada medio bulan Juni-Juli. Namun di edisi Piala Dunia 2022 kali ini, FIFA membuat gebrakan baru dengan berani menunjuk Qatar sebagai tuan rumah kejuaraan, setelah memenangi voting yang dilakukan pada tahun 2010.
Pununjukkan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, menyisakan banyak kontroversi hingga saat ini. Mulai dari dugaan suap, hingga isu kemanusiaan para migran yang meninggal saat proses pembangunan fasilitas dan infrastruktur Piala Dunia 2022.
Penulis tidak akan mengulas tentang kontroversi yang berkaitan dengan isu suap dan isu kemanusiaan, tetapi akan membahas kejanggalan lainnya yang berkaitan dengan imbas penyelenggaraan Piala Dunia 2022.
Dalam pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar terlebih dulu mengajukan proposal ke FIFA terkait kapan pelaksanaan Piala Dunia 2022 akan dilaksanakan. Dalam prosesnya Qatar menentukan bahwa Piala Dunia 2022 akan terselenggara pada bulan November-Desember 2022.
Hal ini berkaitan erat dengan cuaca di Qatar yang terasa sejuk, berkisar antara 26-32 derajat celcius. Sementara jika Piala Dunia 2022 dilaksanakan pada bulan Juni-Juli, maka cuaca di Qatar sedang panas-panasnya, bahkan bisa mencapai 40-42 derajat celcius.
Pergeseran jadwal Piala Dunia 2022 yang tak biasa ini, sebenarnya sejak awal ditentang oleh para pemilik kompetisi Liga Eropa. Kompetisi Liga-liga eropa yang telah terstruktur dan tersusun rapi jadwalnya, ikut terkena imbas. Suka tidak suka, kompetisi Liga Eropa yang sedang berjalan dan lagi panas-panasnya terpaksa harus terhenti sejanak, karena ada jeda untuk Piala Dunia 2022.
Kejanggalan inilah yang memaksa pecinta sepakbola untuk sementara mengalihkan fokusnya, dari menyaksikan laga-laga seru di kompetisi top eropa beralih ke tontonan Piala Dunia 2022. Namun, bagi tim yang sedang memimpin klasemen sementara Liga top eropa, jeda Piala Dunia 2022 merupakan hal yang tidak mengenakan.
Arsenal yang sedang onfire, terpaksa harus menginjak pedal remnya. Disaat mereka sedang konsisten memimpin klasemen dan di jalur perburuan gelar juara Liga Inggris bersama Manchester City, untuk sementara the gunners harus melupakan persaingan tersebut.
Arsenal yang dimusim lalu, sempat terseok-seok di awal musim pasti merasa kecewa, dengan jeda Piala Dunia 2022. Musim ini merupakan momen kebangkitan bagi tim asuhan Mikel Arteta, Arsenal sedang dalam momentum yang tepat. Namun apa daya, selepas jeda Piala Dunia 2022, Arsenal harus memulai kompetisi dari nol lagi.
Belum tentu, setelah jeda Piala Dunia 2022 Arsenal kembali ke performa puncaknya. Bisa jadi, Ben White, Bukayo Saka, Gabriel Martinelli, Gabriel Jesus, dan Granit Xhaka yang jadi pemain andalan Arsenal selama ini akan kelelahan membela negaranya masing-masing di Piala Dunia. Sehingga ketika mereka kembali ke Arsenal kondisi fisiknya menurun.
Selain itu, untuk sementara kita tidak bisa menyaksikan monster gol asal Manchester City, Erling Haaland. Sejak didatangkan dari Borussia Dortmund, Haaland telah menjelma menjadi predator gol yang sangat menakutkan di kotak penalti lawan. Haaland telah mencetak 18 gol dari 12 pertandingan di Liga Inggris. Pencapaian ini sangat luar biasa untuk pemain debutan yang baru musim ini merasakan atmosfer Liga Inggris. Selepas jeda Piala Dunia 2022, belum tentu Erling Haaland masih seganas ini.
Berpindah ke Liga Spanyol, Barcelona yang sedang dalam momentum bagus setelah mengkudeta posisi Real Madrid di puncak Klasemen, terus menunjukkan performa impresifnya. Tim asuhan Xavi Hernandez, bahkan di laga terakhir mampu mengalahkan Osasuna dengan skor tipis 2-1, meskipun hanya bermain dengan 10 orang setelah Robert Lewandowski mendapatkan kartu merah.
Setelah tersingkir dari Liga Champions, gelar La Liga menjadi target utama Barcelona musim ini. Sehingga dengan adanya jeda Piala Dunia 2022, secara otomatis Barcelona harus menghentikan laju impresif mereka di La Liga. Jika nantinya Barcelona terlena karena ada jeda. Kesempatan ini, bisa dimanfaatkan Real Madrid untuk bangkit selepas jeda Piala Dunia 2022.
Tak hanya Arsenal dan Barcelona, dari Liga Italia, Napoli sedang memimpin klasemen dan unggul bersih 8 poin dari AC Milan. Napoli yang sedang dalam tren positif tentu sangat dirugikan dengan jeda Piala Dunia 2022.
Musim ini, Napoli sedang dalam performa puncaknya dan di musim ini juga kans Napoli menjadi juara Liga Italia sangatlah besar. Racikan tangan dingin Luciano Spalletti membawa tuah bagi Napoli di musim ini. Jika sampai Napoli tidak juara Liga Italia musim ini, entah kapan lagi Napoli mampu mengulang kisah mereka bersama Diego Maradona pada musim 1989/1990, saat menjuarai Serie-A.
Tak hanya impresif di kompetisi Liga Italia, Napoli juga mampu keluar sebagai juara grup di Liga Champions dan mampu menggusur posisi Liverpool ke peringkat kedua. Bahkan di fase knock-out 16 besar, Napoli diuntungkan dengan hasil undian. Napoli akan bertemu klub asal Jerman, Eintracht Frankfurt. Jika selepas jeda Piala Dunia 2022, performa Napoli masih sama, maka mereka berpeluang lolos ke babak perempatfinal.
Tak hanya itu, ketegangan dan keseruan dalam drawing fase knock-out 16 besar Liga Champios juga mendadak sirna. Hasil undian yang mempertemukan tim-tim besar di babak 16 besar, seperti Liverpool vs Real Madrid, AC Milan vs Tottenham Hotspur, Borussia Dortmund vs Chelsea dan PSG vs Bayern Munchen. Pemberitaannya tak lagi menarik, karena klub-klub tersebut langsung fokus ke kompetisi domestik sebelum jeda Piala Dunia 2022.
Tidak hanya itu, kejanggalan lainnya bagi anak-anak sekolah adalah mereka tidak bisa begadang hingga larut malam, karena Piala Dunia 2022 diselenggarakan di bulan November-Desember. Jika, berpegang pada kalender akademik, pada bulan tersebut anak-anak sekolah masih aktif dalam kegiatan belajar di sekolah, bahkan di akhir November sampai awal Desember anak-anak sekolah sedang melaksanakan Ujian Akhir Semester.
Biasanya anak-anak sekolah masih bisa begadang dan tetap menyaksikan para idolanya, seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Neymar dan Kylian Mbappe di Piala Dunia. Hal ini tetap mereka lakukan karena Piala Dunia biasanya dilaksanakan pada bulan Jun-Juli, dimana pada bulan tersebut aktivitas sekolah sedang libur.
Sehingga kemungkinan, pada Piala Dunia 2022 jika dilakukan survei pada anak-anak sekolah, maka minat anak-anak untuk begadang melihat tayangan Piala Dunia prosentasenya lebih kecil jika dibandingkan dengan edisi-edisi Piala Dunia sebelumnya.
Itulah kejanggalan yang bisa terjadi akibat Piala Dunia 2022 Qatar dilaksanakan pada bulan yang tak biasa. Namun meskipun begitu, sebagai penulis tetap berharap agar kualitas pertandingan Piala Dunia 2022 tetap terjaga dan antusiasme suporternya tidak memudar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H