Mohon tunggu...
Ari Sony
Ari Sony Mohon Tunggu... Administrasi - Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Olahraga adalah nadi yang harus selalu digerakkan, dan ketika menulis topik lainnya harus sesuai dengan sudut pandang sendiri dan pemikiran yang matang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apa Salah Coach STY, Mr. Haruna Soemitro?

19 Januari 2022   06:06 Diperbarui: 19 Januari 2022   11:49 1873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, ada pembatasan regulasi antara pihak klub dengan PSSI, dengan dalih Piala AFF bukan kalender resmi FIFA, maka klub berhak menolak melepas pemain ke Timnas, sehingga klub hanya mengizinkan pemainnya dipanggil ke Timnas Indonesia, maksimal hanya dua pemain.

Tidak hanya itu Pak Haruna, sejak saya mengikuti perjalanan Timnas Indonesia dari Sea Games 1995 hingga Piala AFF 2020, untuk level Timnas Senior, Thailand selalu jadi momok menakutkan bagi Skuad Garuda.

Perbedaan Kualitas pemain dan kompetisi Liga, juga berpengaruh terhadap prestasi Timnas suatu negara, kita harus mengakui untuk saat ini kualitas pemain dan kompetisi Liga di Thailand memang lebih baik mutu dan kualitasnya dibandingkan Indonesia.

2. Pak Haruna menyampaikan, Sepakbola itu orang melihatnya hasil prestasi yang dicapai tidak peduli dengan proses, proses tanpa hasil prestasi berarti gagal. Kalau hanya berikan prestasi sebagai runner up, gak perlu Shin Tae-yong.

Maaf pak Haruna, Pak Haruna sebagai pengurus PSSI apakah tahu, prestasi dari sebuah Timnas di suatu negara, sangat dipengaruhi oleh kompetisi dan pembinaan yang dilakukan oleh Federasi. Apakah PSSI sudah menyelenggaran Liga Indonesia dengan baik dan benar? Apakah PSSI telah melakukan pembinaan pemain dengan benar?

Saran juga buat PSSI, jika memang ingin prestasi Timnas Indonesia itu juara di level Senior. Perbaiki dulu sistem kompetisi Liga Indonesia, soal kebijakan pemain asing. Dimana pos pemain asing di posisi vital, seperti penyerang, playmaker, gelandang bertahan, dan Bek di klub Liga 1, didominasi pemain asing. 

Sehingga sangat wajar, ketika di Piala AFF kemarin Coach STY kesulitan mencari penyerang handal. Terkait Spasojevic, gaya mainnya tidak cocok dengan taktik Coach STY, yang mengharuskan Spaso terus berlari, ia terlihat kecapekan di sesi latihan.

Belum lagi masalah klasik yang selama ini ada, terkait kepemimpinan wasit, jadwal Liga sering berubah-ubah, pemain sering bermain kasar, tingkah polah suporter yang belum bisa menerima kekalahan dengan lapang dada, kabar Juara Liga dan tim degradasi bisa disetting pada era-era sebelumnya dan carut marut lainnya berkaitan dengan kompetisi Liga Indonesia.

Kemudian PSSI juga perlu menyiapkan pondasi penting untuk kompetisi regular pembinaan usia dini, mengaktifkan kompetisi usia dini mulai level U-9 tahun sampai U-23 tahun. 

Dengan banyaknya kompetisi level usia berjenjang akan menghasilkan banyak pemain potensial, hal ini memudahkan klub dan Timnas untuk menjaring pemain berkualitas.

PSSI juga perlu sesekali melakukan sarasehan atau minimal ngobral santai, dengan tema "PSSI MENDENGAR", yang mengundang perwakilan Wartawan, pengamat bola, suporter, mantan pemain, mantan pelatih, pemain dan pelatih aktif, pelatih Timnas saat ini, serta stakeholder lainnya untuk menghasilkan semua poin penting untuk kemajuan dan peningkatan prestasi Timnas Indonesia di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun