Meskipun Timnas Indonesia gagal meraih gelar juara Piala AFF 2020, namun ada secercah harapan yang membuat pecinta sepakbola tanah air optimis, bahwa bersama Coach Shin Tae-yong (STY) masa depan sepakbola Indonesia akan cerah.
Coach STY membuktikan diri, jika ia merupakan pelatih kelas dunia, tanpa sejumlah pemain bintang Coach STY mampu membawa Timnas Indonesia melaju hingga partai final dengan skuad mudanya. Asnawi Mangkualam dkk, disulap menjadi sebuah tim yang atraktif dan paling subur selama Piala AFF 2020.
Berkat polesan tangan dinginnya ia mampu mencetak bintang baru, sebut saja Asnawi Mangkualam, Rizky Ridho, Ramai Rumakiek, Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya, Witan Sulaeman, Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga.
Dengan pondasi yang telah ia bangun, Timnas Indonesia berpeluang menjadi Raja ASEAN selama Timnas Indonesia masih dilatih oleh Coach STY. Ini bukan berlebihan, karena kita telah melihat, bagaimana Timnas Indonesia sangat sulit ditaklukkan selama kejuaraan Piala AFF 2020. Timnas Indonesia hanya sekali menelan kekalahan dari Thailand, di laga final leg pertama dengan skor 0-4.
Ada beberapa pemain yang sangat menonjol perannya, di Skuad Garuda saat ini, selain Ricky Kambuaya yang berperan sebagai jenderal lapangan tengah Timnas Indonesia. Ada dua nama yang menyita perhatian fans sepakbola Indonesia, mereka adalah Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga. Duo pemain asal PSIS Semarang ini, tampil apik dalam mengawal lini pertahanan Indonesia.
1. Pratama Arhan
Pemain kelahiran Blora ini, mulai dikenal oleh pecinta sepakbola tanah air saat menjadi pemain muda terbaik Piala Menpora 2021. Sementara, Coach STY mengenalnya, sejak TC pemain Timnas U-20 untuk persiapan Piala Dunia U-20 2021. Sejak saat itu, Coach STY mulai mempercayakan posisi bek kiri kepada Pratama Arhan.
Di usianya yang masih 19 tahun, ia kemudian di orbitkan oleh Coach STY ke Timnas Senior untuk berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia. Setelah itu, Pratama Arhan tampil bersama Timnas Senior di laga Playoff kualifikasi Piala Asia 2023, melawan Taiwan.
Namanya terus melambung berkat raihan dua assistnya di laga pertama penyisihan Timnas Indonesia saat melawan Kamboja. Pemilik lemparan ke dalam bak roket ini, mempunyai kepiawaian dalam bertahan dan menyerang. Kolaborasinya dengan Irfan Jaya sering kali merepotkan pertahanan lawan.
Puncak penampilan Pratama Arhan saat mencetak gol penting ke gawang Malaysia. Bahkan golnya ke gawang Malaysia, menjadi salah satu nominasi gol terbaik di Piala AFF 2020 dan gol tersebut juga ikut meruntuhkan mental bertanding pemain Malaysia. Berkat penampilan gemilang saat melawan Malaysia, Pratama Arhan terpilih sebagai Man of the match.
Pratama Arhan juga mencetak gol penting ke gawang Singapura. Golnya ke Gawang Singapura, membangkitkan semangat Skuad Garuda untuk mengalahkan Singapura dalam laga yang berakhir dramatis, untuk kemenangan Skuad Garuda.
Peran Pratama Arhan, semakin terlihat saat Indonesia kalah 0-4 dari Thailand di final leg pertama. Kehilangan Pratama Arhan, akibat akumulasi kartu kuning, sektor sebelah kiri pertahanan Indonesia menjadi ompong. Gol pertama Thailand di menit ke-2 melalui Chanathip Songkrasin berawal dari kesalahan bek kiri, Edo Febriansyah yang gagal menguasai bola dengan baik.
Selain rapuhnya lini pertahanan Indonesia di sektor kiri, sengatan serangan melalui sayap kiri Indonesia juga tidak terlalu membahayakan lini pertahanan Thailand.
Kembalinya Pratama Arhan di sektor kiri, membuat Thailand tak lagi semena-mena menghancurkan lini pertahanan Indonesia. Pratama Arhan tampil apik saat mengawal lini pertahanan dan saat menyerang ia juga merepotkan lini pertahanan Indonesia.
Memiliki Pratama Arhan dan Asnawi Mangkualam di bek sayap, serasa Timnas Indonesia rasa tim Brazil di saat masih jaya, Saat itu Brazil mempunyai duo bek sayap handal, dalam diri Cafu dan Roberto Calos.
Cafu dan Roberto Carlos sangat kokoh saat bertahan dan begitu lincah saat membantu serangan, sehingga memudahkan tim Brazil untuk membongkar lini pertahanan lawan.
Berkat penampilan apiknya selama Piala AFF 2020, Pratama Arhan menerima penghargaan sebagai pemain muda terbaik Piala Asia 2020. Bahkan, mantan bek Singapura, Baihakki Khaizan, tak segan memujinya sebagai calon pemain top asia di masa depan.
Selama tampil di enam laga Piala AFF 2020, ia membukukan 80 persen tekel bersih, 76 persen operan sukses dari total 178 umpan yang dibukukan. Catatan ini tentu sangat luar biasa untuk ukuran pemain yang masih berusia 20 tahun.
Pratama Arhan menjadi idola baru, bagi publik sepakbola Indonesia dan juga Thailand. Followers akun instagramnya melonjak drastis, awalnya hanya 90 ribuan saat ini followersnya menjadi 2,2 jutaan. Bahkan melampaui jumlah followers milik Egy Maulana Vikri yang berjumlah 2,1 jutaan. Bahkan netizen Thailand, meminta klub BG Pathum United untuk merekrutnya: "Orang ini sangat cocok buat game @bgpuofficial,".
2. Alfeadra Dewangga
Alfeandra Dewangga pertama kali dikenal oleh pecinta sepakbola tanah air, saat membela Timnas U-19 besutan pelatih Fakhri Husaini. Berkat penampilan apiknya di Timnas U-19, kemudian ia dikontrak PSIS Semarang.
Coach STY mempromosikan Alfeandra Dewangga ke Timnas Senior, berkat penampilan apiknya bersama Rizky Ridho saat mengawal lini pertahanan Timnas U-23, saat berhadapan dengan Tim Australia U-23, dalam laga Kualifikasi Piala Asia U-23 2022.
Alfeandra Dewangga dimainkan saat laga penyisihan pertama Piala AFF 2020 melawan Kamboja. Berduet dengan Ryuji Utomo, Dewangga berhasil tampil apik mengawal lini pertahanan Indonesia. Setelah laga melawan Kamboja, Pos lini pertahanan atau gelandang bertahan selalu menjadi miliknya.
Dewangga menjadi sosok pemain tak tergantikan untuk mengawal benteng pertahanan Indonesia dalam 8 laga Piala AFF 2020. Ia juga memiliki umpan terukur, satu assistnya kepada Evan Dimas di laga lawan Laos menjadi sebuah bukti dari seorang Dewangga.
Penampilan gemilang Dewangga semakin terlihat saat menjadi benteng kokoh mengawal lini pertahanan Indonesia saat melawan Vietnam. Dewangga jatuh bangun meredam serangan cepat para pemain Vietnam, di akhir laga Dewangga terpilih sebagai Man of the match.
Pemain bertubuh atletis ini, menjadi pemain kepercayaan coach Shin Tee-Young dalam menjaga benteng pertahanan Timnas Garuda, ia tampil selama 737 menit dalam 8 laga bersama Skuad Garuda.
Dewangga merupakan sosok pemain belakang yang sangat komplit, ia kuat di udara, mempunyai tekel bersih dan ahli dalam mengintersep lawan. Bahkan beberapa kali ia melakukan block dan clearences di jantung pertahanan Indonesia.
Dibalik penampilan apiknya, ia masih mempunyai kekurangan yang harus terus diasahnya, yaitu kemampuannya dalam mengeksekusi tendangan bebas dan saat memanfaatkan peluang emas. Ada satu momen dimana ia mendapatkan peluang emas 99% jadi gol, saat lawan Thailand di final leg pertama. Dalam posisi bebas, tembakannya masih melambung tinggi di atas mistar gawang Thailand, yang dijaga Siwarak  Tedsungnoen.
Sama halnya dengan Pratama Arhan, Dewangga masih sangat muda, di usia 20 tahun ia masih dapat berkembang untuk menjadi kekuatan di lini pertahanan Indonesia di masa depan.
Bahkan tersiar kabar di media, bahwa Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga menjadi target incaran klub di Jepang, Korea dan Eropa. Semoga kabar ini benar dan segera terwujud, sehingga Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga dapat menimba ilmu dan pengalaman di luar negeri.
Coach STY memang sangat piawai dalam mengorbitkan sejumlah pemain muda atau pemain semenjana menjadi seorang bintang. Berkat tangan dinginnya, etos kerja keras dan disiplin tinggi dari seorang Coach STY, membuat ia dengan mudah untuk mencetak pemain bintang, karena setiap pemain akan menuruti segala instruksi yang diberikan oleh Coach STY.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H