Alfeandra Dewangga pertama kali dikenal oleh pecinta sepakbola tanah air, saat membela Timnas U-19 besutan pelatih Fakhri Husaini. Berkat penampilan apiknya di Timnas U-19, kemudian ia dikontrak PSIS Semarang.
Coach STY mempromosikan Alfeandra Dewangga ke Timnas Senior, berkat penampilan apiknya bersama Rizky Ridho saat mengawal lini pertahanan Timnas U-23, saat berhadapan dengan Tim Australia U-23, dalam laga Kualifikasi Piala Asia U-23 2022.
Alfeandra Dewangga dimainkan saat laga penyisihan pertama Piala AFF 2020 melawan Kamboja. Berduet dengan Ryuji Utomo, Dewangga berhasil tampil apik mengawal lini pertahanan Indonesia. Setelah laga melawan Kamboja, Pos lini pertahanan atau gelandang bertahan selalu menjadi miliknya.
Dewangga menjadi sosok pemain tak tergantikan untuk mengawal benteng pertahanan Indonesia dalam 8 laga Piala AFF 2020. Ia juga memiliki umpan terukur, satu assistnya kepada Evan Dimas di laga lawan Laos menjadi sebuah bukti dari seorang Dewangga.
Penampilan gemilang Dewangga semakin terlihat saat menjadi benteng kokoh mengawal lini pertahanan Indonesia saat melawan Vietnam. Dewangga jatuh bangun meredam serangan cepat para pemain Vietnam, di akhir laga Dewangga terpilih sebagai Man of the match.
Pemain bertubuh atletis ini, menjadi pemain kepercayaan coach Shin Tee-Young dalam menjaga benteng pertahanan Timnas Garuda, ia tampil selama 737 menit dalam 8 laga bersama Skuad Garuda.
Dewangga merupakan sosok pemain belakang yang sangat komplit, ia kuat di udara, mempunyai tekel bersih dan ahli dalam mengintersep lawan. Bahkan beberapa kali ia melakukan block dan clearences di jantung pertahanan Indonesia.
Dibalik penampilan apiknya, ia masih mempunyai kekurangan yang harus terus diasahnya, yaitu kemampuannya dalam mengeksekusi tendangan bebas dan saat memanfaatkan peluang emas. Ada satu momen dimana ia mendapatkan peluang emas 99% jadi gol, saat lawan Thailand di final leg pertama. Dalam posisi bebas, tembakannya masih melambung tinggi di atas mistar gawang Thailand, yang dijaga Siwarak  Tedsungnoen.
Sama halnya dengan Pratama Arhan, Dewangga masih sangat muda, di usia 20 tahun ia masih dapat berkembang untuk menjadi kekuatan di lini pertahanan Indonesia di masa depan.
Bahkan tersiar kabar di media, bahwa Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga menjadi target incaran klub di Jepang, Korea dan Eropa. Semoga kabar ini benar dan segera terwujud, sehingga Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga dapat menimba ilmu dan pengalaman di luar negeri.
Coach STY memang sangat piawai dalam mengorbitkan sejumlah pemain muda atau pemain semenjana menjadi seorang bintang. Berkat tangan dinginnya, etos kerja keras dan disiplin tinggi dari seorang Coach STY, membuat ia dengan mudah untuk mencetak pemain bintang, karena setiap pemain akan menuruti segala instruksi yang diberikan oleh Coach STY.